"Nona Song? Suatu kehormatan bisa bertemu dengan Anda.""Benarkah? Karena ayahku anggota dewan?"
Kesan pertama yang Ha-young dapatkan ketika bertemu dengan Kim Hyun-sik si kepala polisi adalah 'penjilat'.
Ha-young bisa melihat dengan jelas betapa buruk dan menyedihkannya orang itu. Si penjilat Kim Hyun-sik."Silakan duduk!"
Tanpa basa-basi Ha-young pun duduk diikuti oleh detektif Ji yang senantiasa berada di sampingnya.
Seusai mendudukkan diri Ha-young pun langsung membanting koper yang sejak tadi ia bawa.
"Apa ini?"
Senyuman sinis tercetak di bibir Ha-young bersamaan dengan decihan pelan yang menyiratkan penghinaan. Siapapun yang melihat tingkah laku Ha-young pasti akan langsung bisa menebak bagaimana isi hati dan otak Ha-young.
"Siapa pelaku penabrakan Kim Jungwoo? Jawablah dan uang ini akan menjadi milikmu!"
"Kim Jungwoo? Siapa dia? Aku baru mendengar namanya."
Tangan Ha-young terkepal kuat di bawah meja. Mati-matian ia menahan diri untuk tidak meluapkan amarahnya karena sikap Kim Hyun-sik yang dengan entengnya berkata tak mengenal Jungwoo.
"Berapa yang mereka berikan padamu?"
"Maaf, nona! Aku ini..."
SREET
KREEK
Tanpa diduga Ha-young menyambar pistol yang ada di saku jaket detektif Ji lalu menodongkannya pada Kim Hyun-sik.
"Jawab atau kau mati!!"
Pria paruh baya itu berdiri sambil mengangkat kedua tangannya. Wajahnya terlihat begitu pias saat melihat ujung pistol yang digenggam oleh Ha-young.
"Kau ... kau tidak bisa melakukan ini, nona. Kau bisa dihukum! Reputasi ayahmu sebagai..."
"Diam!!"
Ha-young berdiri lalu berjalan menghampiri Kim Hyun-sik. Wanita itu langsung menempelkan ujung pistolnya ke kepala Kim Hyun-sik dan sudah siap menarik pelatuknya.
"Aku tidak main-main!! Katakan semua yang kau tahu tentang kasus itu atau kau mati dan kehilangan uang ini!"
"Ba-baiklah. Akan kukatakan. Tapi sebelum itu bisakah kau turunkan pistolnya?"
Tentu saja tidak. Ha-young bukan orang yang mau berbaik hati pada musuhnya. Jadi, pistol itu tetap bertengger apik di kepala Kim Hyun-sik sementara Kim Hyun-sik mulai bercerita.
"Malam itu aku sudah bersiap untuk pulang ke rumah ..."
-Malam terjadinya kecelakaan-
Malam ini hujan turun dengan lebat dan membuat siapapun enggan keluar dari rumah. Sayangnya di malam berhujan seperti ini Kim Hyun-sik masih berada di kantornya. Ia baru akan pulang lima menit lagi mengingat jam kerjanya baru akan selesai setelah lima menit.
Sambil menunggu sisa waktu lima menitnya Hyun-sik pun mulai membereskan mejanya dan memakai mantel cokelatnya. Ia menyeduh secangkir teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya yang luar biasa dingin.
Hyun-sik meminum tehnya sambil menatap rintik hujan dari jendela ruangannya. Tepat saat tehnya habis jam kerjanya juga selesai. Hyun-sik pun langsung meletakkan gelasnya dan meraih kunci mobilnya untuk pulang dan segera bertemu kedua putri kembarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Cover by Pinterest: Ashadow Terlahir dari keluarga kaya bukanlah suatu keberuntungan, bukan juga suatu hal yang patut dibanggakan. Sebab pada akhirnya kenyataan itulah yang membawamu pada luka batin yang tak dapat dilup...