65: Puzzle Piece

15.9K 1.9K 84
                                    


"Nona Song? Suatu kehormatan bisa bertemu dengan Anda."

"Benarkah? Karena ayahku anggota dewan?"

Kesan pertama yang Ha-young dapatkan ketika bertemu dengan Kim Hyun-sik si kepala polisi adalah 'penjilat'.
Ha-young bisa melihat dengan jelas betapa buruk dan menyedihkannya orang itu. Si penjilat Kim Hyun-sik.

"Silakan duduk!"

Tanpa basa-basi Ha-young pun duduk diikuti oleh detektif Ji yang senantiasa berada di sampingnya.

Seusai mendudukkan diri Ha-young pun langsung membanting koper yang sejak tadi ia bawa.

"Apa ini?"

Senyuman sinis tercetak di bibir Ha-young bersamaan dengan decihan pelan yang menyiratkan penghinaan. Siapapun yang melihat  tingkah laku Ha-young pasti akan langsung bisa menebak bagaimana isi hati dan otak Ha-young.

"Siapa pelaku penabrakan Kim Jungwoo? Jawablah dan uang ini akan menjadi milikmu!"

"Kim Jungwoo? Siapa dia? Aku baru mendengar namanya."

Tangan Ha-young terkepal kuat di bawah meja. Mati-matian ia menahan diri untuk tidak meluapkan amarahnya karena sikap Kim Hyun-sik yang dengan entengnya berkata tak mengenal Jungwoo.

"Berapa yang mereka berikan padamu?"

"Maaf, nona! Aku ini..."

SREET

KREEK

Tanpa diduga Ha-young menyambar pistol yang ada di saku jaket detektif Ji lalu menodongkannya pada Kim Hyun-sik.

"Jawab atau kau mati!!"

Pria paruh baya itu berdiri sambil mengangkat kedua tangannya. Wajahnya terlihat begitu pias saat melihat ujung pistol yang digenggam oleh Ha-young.

"Kau ... kau tidak bisa melakukan ini, nona. Kau bisa dihukum! Reputasi ayahmu sebagai..."

"Diam!!"

Ha-young berdiri lalu berjalan menghampiri Kim Hyun-sik. Wanita itu langsung menempelkan ujung pistolnya ke kepala Kim Hyun-sik dan sudah siap menarik pelatuknya.

"Aku tidak main-main!! Katakan semua yang kau tahu tentang kasus itu atau kau mati dan kehilangan uang ini!"

"Ba-baiklah. Akan kukatakan. Tapi sebelum itu bisakah kau turunkan pistolnya?"

Tentu saja tidak. Ha-young bukan orang yang mau berbaik hati pada musuhnya. Jadi, pistol itu tetap bertengger apik di kepala Kim Hyun-sik sementara Kim Hyun-sik mulai bercerita.

"Malam itu aku sudah bersiap untuk pulang ke rumah ..."

-Malam terjadinya kecelakaan-

Malam ini hujan turun dengan lebat dan membuat siapapun enggan keluar dari rumah. Sayangnya di malam berhujan seperti ini Kim Hyun-sik masih berada di kantornya. Ia baru akan pulang lima menit lagi mengingat jam kerjanya baru akan selesai setelah lima menit.

Sambil menunggu sisa waktu lima menitnya Hyun-sik pun mulai membereskan mejanya dan memakai mantel cokelatnya. Ia menyeduh secangkir teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya yang luar biasa dingin.
Hyun-sik meminum tehnya sambil menatap rintik hujan dari jendela ruangannya. Tepat saat tehnya habis jam kerjanya juga selesai. Hyun-sik pun langsung meletakkan gelasnya dan meraih kunci mobilnya untuk pulang dan segera bertemu kedua putri kembarnya.

Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang