24: A Warm Hug

30.7K 3.8K 292
                                    

Cklek

"Jaehyun? Apa yang kau lakukan di sini?"

Perempuan itu meremat kedua tangannya kala mendapati Jung Jaehyun tengah berdiri di depan pintu juga di depan So-hwan. Apa yang Jaehyun lakukan? Kenapa Jaehyun ada di lokasi pemotretan? Apa Jaehyun mendengar segala pembicaraannya dengan So-hwan? Seperti kaset film dugaan-dugaan itu terus berputar di benak Ha-young.

"Anda pasti suami presdir Song."

Seolah paham akan situasi, So-hwan berusaha mencairkan suasana. Ia melayangkan tatapan hangat pada Jaehyun lalu menunduk sekilas.

"Silakan. Saya sudah selesai bicara dengan presdir Song." lanjut So-hwan.

Pria itu kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Ha-young bersama suaminya. Bersama laki-laki yang sangat tak dapat So-hwan percayai.

"Jae, apa yang..."

Jaehyun tak menghiraukan ucapan Ha-young dan malah menutup pintu lalu menguncinya dari dalam seperti yang tadi Ha-young lakukan saat akan berbicara dengan So-hwan.

Prak

Seperti biasa Jung Jaehyun selalu dengan sikap semena-mena dan kasarnya. Ia melempar sebuah flashdisk berwarna hitam ke atas meja yang ada di samping Ha-young.

Dahi Ha-young pun langsung mengrenyit ketika tahu bahwa flashdisk itu merupakan flashdisk kepunyaan ayahnya.

"Apa maksudmu?"

"Menurutmu...aku harus menyetujui kesepakatan itu atau tidak?"

Ya, Jaehyun memilih menunda rapatnya dan malah bertemu Ha-young untuk meminta pendapat gadis itu mengenai kesepakatan yang tempo hari menjadi beban pikirannya juga sekretarisnya.
Jaehyun ingin melihat reaksi Ha-young ketika membaca isi kesepakatan itu.

Jika Ha-young menyuruhnya untuk menerima kesepakatan itu berarti dugaannya memang benar. Ha-young berubah sikap hanya karena perintah ayahnya. Tapi jika Ha-young menyuruhnya untuk menolak kesepakatan itu maka, Jaehyun tak tahu apa yang ada di otak gadis itu.

"Tunggu apa lagi? Bukankah kau ingin tahu isinya?"

Tanpa menunggu lama Ha-young langsung meraih flashdisk itu dan menancapkannya pada laptop yang menganggur di sana. Tangannya mulai cekatan mengarahkan penggerak kursor dan matanya memicing membaca isi kesepakatan yang dirancang oleh ayahnya.

Tak sampai 3 menit raut wajahnya berubah menjadi setengah marah juga kecewa. Gadis itu menggenggam penggerak kursor dengan erat guna melampiaskan perasaannya.

Dalam hati ia tak pernah menyangka jika ayahnya bisa begitu berani menawarkan kesepakatan yang beresiko.

Dalam dokumen itu tertulis dengan jelas tentang keinginan ayahnya untuk meminta suntikan dana kampanye dari SQ group dan permintaan untuk menyingkirkan lawannya melalui kekuatan media dan stasiun pemberitaan yang selama ini ada di bawah kendali SQ group dengan kata lain ayahnya ingin agar Jaehyun memanipulasi berita dan menggiring opini publik agar lawannya bisa kalah. Dan imbalan yang ditawarkan ayahnya berupa pembebasan pajak pada SQ group begitu ia resmi menjadi presiden.

Percayalah. Membaca isi kesepakatan itu seketika membuat kepala Ha-young pening bukan main.

Ia mencabut flashdisk tersebut, menjatuhkannya ke lantai lalu menginjaknya hingga hancur berkeping-keping.

Tindakan itu tentu berhasil memancing perhatian Jaehyun.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Jaehyun diiringi raut wajah agak terkejut.

Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang