26: Enmity

29K 3.5K 49
                                    

"Pagi!"

"Pagi!"

Tak seperti biasanya suasana rumah minimalis itu kini terasa lebih hidup meski hanya dihuni oleh dua orang yang sama-sama workaholic.

Kini satu orang telah menunggu di meja makan sementara satu orang lainnya masih sibuk memasak menu sarapan.

"Aku baru tahu kalau kau benar-benar bisa memasak." ucap sang suami sambil memperhatikan gerak-gerik sang istri.

"Itu wajar. Aku kan memang tidak pernah masak saat ada kau di rumah." jawabnya.

Lalu samar-samar terdengar kekehan dari lelaki yang telah mengenakan setelan kerja dengan rapi itu.

10 menit kemudian seluruh masakan telah matang dan tertata rapi di meja makan. Dengan telaten tangan ramping wanita itu meraih dua mangkuk dan mengisinya dengan nasi. Satu porsi untuknya dan satu porsi lagi untuk suaminya.

"Selamat makan!" ucap sang suami seusai menerima semangkuk nasi.

Selanjutnya mereka makan dengan tenang. Tanpa ada pembicaraan atau perdebatan hanya ada suara denting sendok dan sumpit.

Suasana seperti ini benar-benar jarang terjadi bahkan hampir tak pernah.
Jujur saja sekarang Ha-young sangat ingin menyunggingkan senyum lebarnya kala melihat bagaimana lelaki di hadapannya itu menyantap masakannya dengan lahap tanpa protes atau kritik. Ha-young juga merasa bersyukur mengingat sekarang hubungannya dengan Jaehyun sudah lebih baik. Meski ia tak bisa berharap lebih pada Jaehyun setidaknya lelaki itu kini mau menghargai kehadirannya dan tidak lagi memandangnya dengan rendah.

"Nanti pulang jam berapa?" tanya Ha-young memecah keheningan.

"Sekitar jam 8 malam. Kenapa?"

"Mau makan di rumah atau makan di luar?"

Terdapat jeda sejenak sebelum Jaehyun kembali bersuara.

"Makan di rumah saja."

"Oke. Kalau begitu nanti aku akan masak lagi."

Sepertinya mulai sekarang memasak akan menjadi kegiatan paling menyenangkan untuknya.

Seusai sarapan Ha-young langsung bergegas membereskan peralatan. Mencuci piring dan gelas dengan cepat untuk menghemat waktu agar tak terlambat datang ke kantor.

"Ha-young!"

"Eh, belum berangkat?"

Gadis itu menoleh sekilas lalu kembali menyibukkan diri dengan peralatan makan yang ada di bak cucian.

"Mau berangkat bersama?"

"Ha?"

Apa telinganya tidak salah dengar? Jung Jaehyun mengajaknya berangkat bersama? Tidak. Lebih tepatnya Jaehyun berniat mengantarnya mengingat kantor mereka berlawanan arah.

"Memangnya ti-tidak merepotkanmu?"

"Tentu saja tidak. Jadi, bagaimana?"

"Baiklah. Tunggu sebentar."

Lalu tangannya kembali mencuci peralatan makan secepat kilat. Setelah itu ia melepas sarung tangan karet dan celemek di tubuhnya. Ia berjalan cepat sambil menyambar tasnya yang ada di kursi meja makan.

"Maaf agak lama." ucapnya begitu masuk ke dalam mobil Jaehyun.

"Tidak apa-apa. Sudah siap?"

"Emm."

"Oke. Ayo berangkat."

Kemudian Jaehyun mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang meninggalkan pekarangan rumah.

Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang