hot prolog

347K 5.5K 64
                                    

Gadis, bukan. Wanita itu duduk sangat manis. Kedua kakinya menutup rapat. Kedua tangannya menumpu di atas lututnya rapi. Duduk tegak dengan seulas senyum yang terukir terlalu sempurna bagai lukisan. Wajahnya mungil dan kedua matanya sayu. Hidungnya memang tidak tinggi dan mulutnya juga kecil. Pipinya tirus dan dagunya lancip. Dahinya bersih separuh tetutup anak rambut di kedua sisinya. Rambutnya hitam panjang bergelombang hingga menyentuh sofa. Tubuhnya, agaknya kecil, ramping, kedua dadanya sangat berisi menyembul dibalik dress mini maroon yang dikenakannya dengan potongan leher sangat rendah, tanpa lengan. Kulitnya begitu halus mulus putih bersih.

Gadis, ah bukan! Wanita itu masih sangat muda, katanya. Baru berusia 20 tahun. Tapi dia sudah pernah menikah. Dia seorang janda yang sangat muda.

"Dia masih perawan" bisik momy.

Oh ya?!! Tentu saja aku tak percaya. Mana ada lelaki yang dapat melewatkannya apalagi suaminya sendiri. Tidak mungkin gadis, eh!! Wanita itu perawan. Ribuan kali aku tak akan percaya. Sumpah aku tak percaya.

Wajah sayunya, rambut hitamnya, kulit putih mulusnya begitu kontras terbungkus sempurna di dalam dress mini ketat merah maroon yang semakin menonjolkan segala kemolekan tubuh dinamis itu. Orang gila pun tak akan percaya gadis janda itu masih perawan.

Oh, ayolah. Dia bukan gadis, goblokk!!

"Dia memang pernah menikah. Tapi aku berani bersumpah, dia belum ternoda sedikitpun" kata pria setengah baya di samping wanita muda itu.

Kalimat konyol yang kedua. Ingin terbahak rasanya.

Tentu saja itu tidak mungkin. Lihat saja, hanya dengan menatapnya dan dia menatapku, binatang di antara kakiku sudah tegang luar biasa. Oh astaga, otakku sudah menggambarkan mulut kecil itu mengulum penis tegangku ini. Tangan kecil itu memijat batangnya dan ahhhh... Sudahlah.

"Aku harap kau tidak akan menyia-nyiakannya" kata pria setengah baya itu.

Menyia-nyiakan mulut itu mengulum penisku?

Ahhh!! Oh my god. Otakku sudah menggambarkan adegan itu dengan sempurna.

Aku menarik nafas. "Kita lihat saja nanti" Aku berdiri dan keluar ruangan. Wanita itu mengekor di belakangku karena suruhan sang ayah.

Hot Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang