chap 2

4.5K 402 31
                                    


Lanjut saja....

******

Orang-orang didalam divisi pemasaran itu sangat lihai menilai orang, dan mereka tau kalau anak termuda di divisi mereka sedikit menjaga jarak dengan namja. Dan mereka bukannya marah malah mereka memahami walau tak mencari tau alasannya. Karena alasan mereka itu hanya satu.

Jimin tak suka dekat dengan namja karena Jimin patah hati dan gagal move on...

Jadi lah para yeoja yang akrab dengannya, walau sesekali para namja memanggil Jimin hanya untuk menggoda sedikit.

Pukul tujuh sore sudah waktunya untuk mereka pulang kerumah masing-masing.

Seperti kebiasaan yang terjadi begitu saja. Para namja akan menunggu para yeoja untuk turun kelantai dasar bersama. Dan semua kebiasaan unik itu sudah dikatakan jelas oleh lisa dan Rose.

"Eh..siapa itu, guanteng banget...oiii..." Ujar satu yeoja bertubuh tinggi, bermarga Oh..."

"Mana??? Woah...kaya aktor deh, liat gaya duduknya aja...waw sekali.." lisa menatap namja itu lekat.

Mereka berjalan menuju pintu tapi malah meper mengikuti Jimin yang mendekati namja yang mereka gosipkan barusan.

"Tae..."

Manik mereka menatap Jimin lekat, shock tentu saja... Jimin saat ini tersenyum hanya karena kedatangan satu namja yang dipanggil Tae..itu

"Jimin...sudah pulang???" Mata mereka menatap kearah si namja yang berbicara super lembut dengan suara berat. Para yeoja merinding dibuatnya.

"Emmm...apa lama???" Para namja kejat kejet mendengar suara lembut Jimin.

"Belum, baru lima belas menit lah..."
Kali ini para yeoja yang sawan mendengar suara rendah tapi lembut itu mengalun.

"Kita pulang sekarang??"

"Em...iya tae.."

Gubrak...

Mereka semua pada terjatuh kelantai dengan keadaan yang aneh.

"Eonni-deul, oppa deul..aku pulang dulu, selamat malam"

"Iya...jimin...selamat malam manis.."

"Ttdj minimini...oppa akan merindukan mu..."

"Hati-hati Jiminie sayang..."

Bla..bla..bla...

Jimin hanya bisa meringis mendengar semua perkataan teman-teman nya itu.

Sedang Taehyung terkekeh dibuatnya, bahkan sampai dimobil pun, Taehyung masih betah dengan kekehannya itu.

"Tae... keumanhae...ishh"

"Ahahhaha...mereka sungguh ajaib, Jim...pasti kau betah dengan mereka kan...??"

"Entahlah, tapi mereka seperti menghargai privasiku...oppa-deul bahkan terlihat sungkan"

"Mereka memahami mu, Jim...aku harap mereka bisa mengurangi penilaianmu yang buruk tentang namja..." Jimin menatap sahabatnya lekat.

"Aku harap..." Tatapan Jimin datar, karena mengingat satu namja Jung yang ia jumpai di lift.

Mereka tiba di rumah mungil Jimin pukul setengah delapan lewat. Dan sudah langsung disambut sang ibu dengan senyuman manisnya.

"Bunda...." Koor keduanya.

"Oh.. anak-anak bunda baru pulang eoh....masuklah, langsung bersih badan, biar kita makan malam oke..."

"Bunda, maaf. Aku mau langsung pulang saja. Karena ada tamu yang menunggu dirumah..." Ujar Taehyung sedikit tak enak hati.

"Oh..begitu kah, ya sudah tunggu sebentar ya..." Jimin menatap sang ibu yang menuju dapur.

kepercayaan..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang