Yoshhh...Langsung kan saja ..
Ini dia....
******
"Woi..beduaan bae...pamali, entar orang ketiganya, syaiton..." Lisa berujar membuat dua namja-yeoja yang asik bercengkrama spontan menoleh.
Rose tersenyum canggung, sedang Jungkook terlihat sedikit..salting.
"Jimin...kata Rose, kau tadi ke toilet. Kajja kita pulang, alamatnya udah dapat???" Jimin mengangguk, lalu mengambil tas juga coatnya.
"Eonni-deul, oppa-deul...aku duluan pulang nde.." jimin menatap semuanya.
"Oke..eh iya...kook, pesta ulang tahun eomma, jam berapa??? Kami kerja gak nih???" Mingyu teringat akan satu hal.
"Ah..ya..lupa, aku mengatakan itu tadi...karena mu Rose..ishhh.."
"Lah..situ yang lupa, kenapa saya yang terkena batunya...huh!!!"
"Besok, acara ulangtahun eomma akan diadakan di Jk's Hotel. Kalian datang jam 07 malam, dan masih kerja setengah hari. Jadi gak ada istilah bolos" Jungkook berujar dengan wajah di garang-garangin
"Yah..bos, kita masih harus cari gaun, masih harus cari sepatu, sendal, tas..masih harus manypady..masih harus luluran, belum make up yang berjam-jam..." Lisa
"Terus..kau kira aku peduli..maaf ya, gak ada yang boleh bolos..." Jungkook berjalan bersama dengan Jimin yang terlihat terkekeh.
Apalagi terdengar rentetan heboh dari tiga yeoja yang paling ribut di dalam divisi pemasaran itu.
"Mereka sangat berisik. Pantas saja Mingyu tak mau aku pindah, dia lebih suka di ruangan yang tak bisa diam itu...." Jungkook geleng kepala
"Memang ribut oppa...tapi didalam iti seru, kami seperti Keluarga didalam..dengan scoup oppa seperti ayah dan jeonghan eonni seperti ibu..lalu kami, anak-anak mereka" Jimin
"Kau suka di divisi itu, jim???" Jimin mengangguk kan kepala
"Baiklah, kebetulan minggu ini terakhir menjadi masa training mu..aku akan memasukkan mu di divisi itu, karena jika aku mengambilmu dari mereka. Tiga nenek lampir itu dipastikan akan mencakar dan mencabik-cabik tubuhku..." Ujar Jungkook
"Eh..apa aku bisa jadi karyawan tetap di perusahaan ini, oppa????" Tanya Jimin
"Yap..bukan karena aku menyukaimu. Tapi karena kinerjamu, aku juga sudah bertanya pada beberapa orang yang menjadi pengamat selama kau training dan aku menyetujui permintaan mereja untuk mengangkatmu sebagai karyawan, murni karena hasil kerjamu..." Jungkook paling ahli memisah pekerjaan juga kehidupan pribadinya.
"Gumawo oppa, bunda pasti akan senang mendengar nya...aku akan katakan pada bunda nanti..eh, apa sudah bisa aku katakan pada bunda???"
"Sudah, tapi jangan dulu pada ruangan super ribut itu oke..aku ingin memberikan mereka pelajaran...eheheheheh" Jungkook terlihat aneh, dan Jimin hanya bisa menatap bingung pada namja Jeon tersebut.
Ting....
Jimim dan Jungkook berjalan menuju meja resepsionis untuk biasa...absensi harian.
"Hai..sajangnim..hai Jimin..mau pulang???" Whien menerima card mereka berdua.
"Ya... seperti yang kau lihat, whein. Ah iya..besok, biarkan mereka pulang sesuka hati, tapi tidak pada divisi pemasaran.." Jimin melihat Jungkook heran. Kenapa dengan divisinya itu
"Tapi kenapa sajangnim????"
"Aku ingin bermain-main demgan mereka...heheheheh" whein dan Jimin saling tatap. Baru tau kalau sajangnim mereka ini, jail.
KAMU SEDANG MEMBACA
kepercayaan..
Romansayeoja mungil yang sangat membenci namja yang merupakan ayah kandungnya, karena sakit yang diderita oleh sang ibu. membuat dia tak pernah percaya dengan yang namanya namja. yeoja itu, Jimin. dia yeoja yang kuat karena dia belajar dari sang ibu, Byun...