Part 2

174K 5.3K 151
                                    

Apartemen Kellani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apartemen Kellani

Ceklek!

"Om Robin?" Wajah Kellani terlihat binggung saat mendapati pria tua yang tak lain adalah sahabat Ayahnya, ada di depan pintu Apartemennya. "Kok tahu alamat saya dari mana?"

Namanya Robin Waldron. Pemilik salah satu Bank terbesar di Australia. Tak dapat di pungkiri jika di usianya yang telah menginjak kepala empat Robin justru nampak semakin tampan dan panas. Umurnya memang tak jauh beda dengan Ayah Kellani, Robert Renner, namun mungkin gen yang ada di dalam tubuhnya menolak untuk menjadi tua.

Dengan hidung mancung, mata hijau terang, brewok sexy di sekitar rahang, serta perawakannya yang tinggi bugar justru membuatnya semakin bersinar. Banyak kaum hawa, bahkan beberapa wanita muda masih menggandrunginya.

Robin adalah adik kelas Robert Renner saat kuliah di New York dulu. Mereka bukan hanya satu kampus tetapi juga satu Asrama. Teman yang selalu berbagi kentang goreng, saling berlomba mengejar gebetan masing-masing, teman yang tidak akan marah walau di maki sekalipun. Seperti itulah hubungan mereka.

"Bagaimana mungkin aku tidak tahu alamat karyawan ku. Lagi pula aku juga bisa bertanya pada Ayahmu kan? Oya.. Mereka menitipkan beberapa paket dan dokumen-dokumen yang kamu minta."

Terlihat tangan Robin yang penuh menenteng sebuah box besar. Dua hari lalu Robin memang ada kunjungan ke Jakarta, lalu Robert sahabatnya sengaja menitipkan beberapa barang utuk putrinya kesayangannya.

Saat ini Kellani tengah bekerja sebagai Kepala IT di Bank milik Robin. Kellani bertugas memelihara, mengembangkan dan mengamankan sistem Bank agar tidak terjadi tindak kejahatan. Jabatan Robin yang terlampau jauh di atasnya membuat keduanya jarang bertemu. Sekalinya bertemu mereka hanya menyapa sebagai kenalan biasa. Tidak ada yang special.

"Saya ucapkan terimakasih. Saya jadi tidak enak pada Om.. silahkan masuk Om. Tolong letakan kardusnya di sofa saja." Kellani menunjuk sebuah sofa kulit berwarna coklat tua, kemudian berjalan ke arah kulkas kecil di samping televisi. "Maaf saya hanya punya air mineral. Seharusnya Om tidak usah kemari, saya bisa mengambil di Kantor Om besok senin." Ucap Kellani sambil mengulurkan air dingin.

"Aku memang sengaja kemari, aku harus memastikan barang titipan sahabatku sampai dengan selamat." Jawab Robin.

Setelah meneguk air mineralnya, Robin baru sadar melihat penampilan Kellani yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Gadis di hadapannya begitu mempesona. Ia memang pernah melihat gadis tomboi itu berdandan feminim di beberapa acara. Tapi gayanya malam ini lebih mirip wanita malam.

Gaun berwarna silver dengan belahan dada dan punggung yang sangat terbuka itu begitu pas di tubuh Kellani, Kulit mulusnya yang sedikit kecoklatan merupakan perpaduan sempurna bersama rambut pirang keemasan. Susah payah Robin menelan air liurnya.

Tidak Rob! Dia anak sahabatmu. Bagaimana mungkin kau bergairah hanya dengan melihatnya seperti ini. Batin Robin.

Tapi ada yang aneh kali ini. Kenapa matanya sembab? Auranya juga terasa suram? Walaupun Kellani jarang tersenyum tapi melihat keadaannya sekarang ia seperti wanita yang sedang di campakkan. Ah mungkin Itu hanya tebakan Robin saja.

MY SEXY OLD MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang