Sejak di dalam mobil tadi Kellani hanya bisa menatap keluar jendela, sambil memperhatikan jalanan Kota Sydney yang terlihat basah setelah di guyur hujan. Sementara Ken dan Robin yang duduk di kursi depan nampak asyik membicarakan team sepak bola favorit mereka. Sampai akhirnya Kellani tersadar kalau jalan yang mereka lewati bukanlah arah ke Apartemennya.
"Wait.. wait, ini kayaknya bukan jalan ke Apartemenku deh." Ucap Kellani spontan.
"Memang bukan. Kita akan tinggal di rumahku sayang." Kata pria tua nan sexy itu dengan santainya. Namun Kellani mengabaikannya dan justru mengomel pada sang Kakak.
"Kak! Kok kita malah ke Rumah Om Robin sih!" Gerutu Adiknya itu.
"Lebih baik tinggal di sana kan Dek? Di sana ada banyak Pelayan. Jadi akan ada banyak orang yang bisa jagain kamu." Ken berbalik melihat ke kursi belakang lalu mencubit hidung Kellani asal.
"Auch sakit! Kak Itu bukan rumahku! Aku mau pulang ke Apartemenku! Titik." Kata Kellani yang menaikan nadanya satu oktaf.
"Sayang, sebentar lagi itu juga akan jadi rumahmu." Ucapan Robin justru membuat Kellani makin ngambek padanya.
"Pokoknya aku mau pulang ke Apartemenku! Aku tidak mau tinggal di sana! Please Kak.. please." Kellani hanya bisa memohon pada Kakaknya.
"Dek.." Ken sedikit menurunkan suaranya. Sementara Robin hanya menghela nafas pelan, betapa keras kepalanya calon istrinya itu.
"Kita akan pulang ke rumah ku, yang mulai hari ini menjadi rumahmu juga. Tidak ada tawar-menawar karena Ken juga sudah setujuh." Kali ini Robin yang sudah menahan kesabarannya akhirnya harus berkata tegas pada gadis mungilnya. Ya ada kalanya ia harus berbuat seperti itu demi kebaikan Kellani.
"Kenapa Om memaksa sih.. Tidak ada kewajiban bagiku tinggal di rumahmu karena aku bukan siapa-siapa mu!" Ucapnya ketus.
"Kalau begitu kau harus segera menjadi Nyonya di rumahku. Apa kamu mau jadi istriku?" Tiba-tiba suara barito Robin berubah menjadi sebuah lamaran.
"Om gila!" Teriak Kellani asal. Namun teriakan itu malah membuat suasana mencair.
"Aku? Gila!? Jika aku gila maka kamu adalah istri dari orang gila. Haha." Robin pun hanya tertawa menanggapi hal itu. Anehnya Robin justru gemas dan ingin terus menggoda Kellani.
Bahkan tawanya pun tampan. Sangat tampan. Apa nanti anakku juga akan setampan Om Robin? Bagaimana rasanya ya menjadi istri pria ini? Tanya Kellani pada pikiran gilanya.
"Om bahkan tidak mempersiapkan apapun. Dan juga, lihatlah di sini ada Kakak ku dengan wajah konyolnya yang hampir tertawa mendengarnya. Kalian berdua menyebalkan!" Kellani justru merasa kalau kedua pria itu sudah bersekongkol untuk mengelabui dirinya.
"Lalu, kalau aku mempersiapkan segalanya apakah kamu mau menjadi istriku? Ini sudah kedua kalinya aku bertanya, sweet heart." Suara Robin kali ini justru terdengar jauh lebih manis. Bahkan tanpa di sadari membuat jantung Kellani berdegup tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY OLD MAN
Romance"Tidak Rob! Dia anak sahabatmu. Bagaimana mungkin kau bergairah hanya dengan melihatnya seperti ini." Robin Waldron. Pemilik Bank terbesar di Australia yang begitu mencintai mendiang istrinya tidak pernah berfikir untuk menikah kembali. Namun, kehad...