"Tidak Rob! Dia anak sahabatmu. Bagaimana mungkin kau bergairah hanya dengan melihatnya seperti ini."
Robin Waldron.
Pemilik Bank terbesar di Australia yang begitu mencintai mendiang istrinya tidak pernah berfikir untuk menikah kembali. Namun, kehad...
DISCLAIMER! Siapapun yang berkomentar jahat pada karakter/tokoh akan di hapus. This is all fiction! :)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Air mata mulai mengambang panas di pipi Kellani. Ia menatap foto pernikahan mereka yang terdapat di samping ranjang dengan derita yang luar biasa. Nyeri mencengkram jantungnya. Kepercayaannya pada sang Suami sirna seketika. Di hancurkan oleh sebuah pengakuan. Sakit,merana.
Delapan bulan menikah dengan Robin Waldron adalah hari-hari terindah sepanjang hidup Kellani. Cara Robin mencintainya, memujanya, dan menjaganya dengan posesif membuat Kellani yakin kalau dirinya akan menghabiskan sisa usianya bersama pria itu, hingga maut memisahkan.
Robin memberikan kebahagiaan yang sungguh luar biasa, yang tak pernah Kellani dapatkan selama menjadi seorang Anak. Kebahagiaan sebagai Istri, kebahagiaan karena sebentar lagi buah cinta mereka Akan lahir ke dunia, kebahagiaan utuh. Sempurna, yang terbaik.
Sebelum kenyataan pahit yang ia dengar beberapa menit yang lalu.
Sebelum Robin menghancurkan kepercayaannya.
Sebelum ada seorang Anak yang muncul dengan cara tiba-tiba di tengah-tengah mereka.
Lantas, dimana kebahagiaan itu sekarang?
Ini seperti racun, membuat Kellani sangat tersiksa. Begitu lelahnya hati Kellani tercabik hingga menjadi hancur.
Bagaimana cara Kellani untuk menghadapi pernikahannya agar tetap utuh?
Kellani sudah mencoba menghentikan tangisan nya, namun butiran air mata itu rasanya enggan untuk berhenti. Dalam tangis nya Kellani teringat kembali nasehat sang Mamah-Amelia Renner- sesaat sebelum tudung pengantinnya di tutup.
"Mulai besok, kamu adalah tanggung jawab Suami kamu. Baik buruknya rumah tangga kamu dan Robin kelak, kalian harus tetap menjalani nya bersama. Kenyataannya pernikahan bukan hanya soal cinta, materi, tawa dan segala hal yang indah saja. Ada juga badai, kesedihan, rasa sakit, bahkan kebohongan yang tidak bisa kamu tolak, all in one package." Amelia menatap mata putrinya sungguh-sungguh, selagi Kellani melihat raut wajah Mamah nya penuh keseriusan.
Amelia pun melanjutkan."Kalau kamu sudah berkomitmen, kamu tidak bisa membuang atau mengganti pernikahan itu seenaknya, seperti kamu mengganti ponsel, ketika kamu bosan dengan ponsel tersebut kamu langsung pergi ke sebuah store untuk menukar dengan ponsel yang baru. Jangan sekali-kali mempermainkanpernikahan, karena di dalam pernikahan ada janji di hadapan Tuhan yang harus kalian pertanggung jawabkan bersama."
"Iya, Mah. Aku bakal selalu ingat nasehat Mamah." Jawab Kellani.
Pada saat itu Kellani tidak benar-benar serius menangapi nasehat Mamah nya. Kellani pikir itu hanya sebatas petuah dari seorang Ibu yang akan melepas Putrinya. Tapi siapa sangka, di saat seperti ini Kellani malah mengingat nasehat yang telah ia lupakan berbulan-bulan lalu.