"Tidak Rob! Dia anak sahabatmu. Bagaimana mungkin kau bergairah hanya dengan melihatnya seperti ini."
Robin Waldron.
Pemilik Bank terbesar di Australia yang begitu mencintai mendiang istrinya tidak pernah berfikir untuk menikah kembali. Namun, kehad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi kamu menyesal mengandung anak Mas?"
"Mmm, Iya.."
Kellani menghentikan kalimatnya sejenak, lalu memperhatikan ekspresi Robin yang nampak kecewa. Namun begitu mengemaskan, dengan bibir yang sedikit mengerucut mirip bebek. Wajah pria tampan itu sungguh membuatnya ingin tertawa.
Kellani pun mencubit pipi pria tuanya gemas bukan main.
"Aw! Sakit sayang—"
"Just kidding, Mas. Ya, mungkin awalnya aku sedikit menyesal, tapi dengan diriku sendiri. Lebih tepatnya pada waktu itu, kenapa aku tidak bisa menjaga diri dengan baik. Aku juga takut kalau nanti tidak bisa menjadi Ibu yang baik untuk Anak ku. Tapi sekarang dengan adanya Mas di sini aku yakin kita bisa lewati semuanya bersama. Aku percaya pada mu, Mas"
Kellani pun tersenyum cerah sambil menatap kedua bola mata Robin. Mendengar penjelasan Kellani barusan jantung Robin juga ikut bergetar, perasannya berdebar, bahkan hatinya menjadi jauh lebih hangat.
Robin mematung setelah mendengar ungkapan indah wanitanya. Hal itu justru mengingatkan Kellani pada julukan yang di berikan beberapa Karyawan Kantor pada Robin.
"Mas tahu nggak? Kalau di Kantor anak-anak ngasih julukan apa ke kamu? IcePrince!" Kata Kellani sambil tersenyum jail.
"Ice Prince?"
"Mmm.. semua karyawan di kantor berfikir kalau Mas sekaku, sedingin, bahkan sekeras Ice yang ada di Kutub Utara. Makannya aku agak kaget melihat sisi lain Mas yang sekarang. I'm so lucky."
"Mas seperti itu kan untuk jaga wibawa sayang. Kayak kamu sekarang, ternyata di balik Kellani yang cuek ada sosok gadis kecil yang jahil dan cerewet. Bikin Mas gemes!"
Robin yang geregetan pun mengambil alih dagu Kellani, dan mencium bibir wanitanya mesra. Pria seksi itu melumatnya lembut dan penuh gairah. Kellani selalu menyukainya, ciuman lembut Robin selalu membuatnya bahagia. Hingga beberapa saat kemudian Robin pun melepaskan cumbuan mereka.
"Sekarang kamu tidur ya. Kalau terus di sini Mas nggak janji bisa mengontrol diri. Aku juga harus menyelesaikan pekerjaan penting malam ini."
Kemudian dengan kekuatannya Robin membopong Kellani ala bridal style menuju kamarnya. Kellani hanya menurut sambil tersenyum di dalam dekapan Robin.
Aku harap mimpi ini tak pernah berakhir. Bahkan aku rela jika harus tidur selamanya, seperti Princess Aurora. Kellani.
Setelah mengantarkan Kellani tidur, Robin pun segera menuju ke ruang kerjanya untuk menyelesaikan berkas-berkas yang ia bawa dari kantor.
Beberapa jam kemudian seluruh pekerjaannya pun selesai. Tiba-tiba saat akan melangkah keluar ia justru tertarik untuk membuka salah satu laci di ruangannya. Robin mengambil sebuah album foto dengan cover biru tua. Pria itu pun duduk di sofa sambil meraba kenangan yang mungkin terlupa.