"Tidak Rob! Dia anak sahabatmu. Bagaimana mungkin kau bergairah hanya dengan melihatnya seperti ini."
Robin Waldron.
Pemilik Bank terbesar di Australia yang begitu mencintai mendiang istrinya tidak pernah berfikir untuk menikah kembali. Namun, kehad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini adalah the happiest day of her life, untuk Kellani. Sekaligus hari yang paling merepotkan dalam hidupnya. Bagaimana tidak, gadis yang biasanya hanya bangun pagi saat akan ngantor saja, hari ini di haruskan bangun pukul lima pagi untuk mempersiapkan acara pemberkatannya. Dan untuk Resepsinya sendiri akan di adakan nanti malam.
Sudah seminggu ini Kellani sibuk membantu persiapan acara pernikahannya. Walaupun semua sudah di handle oleh wedding organizer namun Kellani harus mengurus beberapa tamu penting yang akan hadir. Mengingat betapa berpengaruhnya sang Ayah dan calon Suaminya.
Acara hari ini di adakan sangat tertutup, bertempat di DeOpera Hotel, mengingat tamu yang hadir dari kalangan atas seperti; Presiden, Menteri, Pembisnis dan para Sosialita berpengaruh. Padahal dari sekian banyak tamu Kellani hanya mengundang tak sampai tiga puluh orang temannya, dan sisanya kalian pasti tahu tamu siapa.
Gadis itu terlihat gugup saat sudah tiba di depan pintu masuk. Jantungnya berdetak lebih cepat sambil meremas bucket bunga di tangannya. Ia membuang nafas berulang kali, mencoba untuk tersenyum relax.
Kellani nampak mengagumkan dengan balutan wedding dress berwarna putih dan tirai yang menghias kepalanya.
"Gugup?" Tanya Robert pada Putrinya.
"Sedikit. Tapi langsung hilang setelah mengandeng tangan Daddy."
"Manisnya mulut Putri Daddy yang akan berjalan di altar. Nak, kamu harus ingat kalau Daddy sangat mencintaimu, hingga Daddy takut melepasmu." Kata Robert pelan, kemudian mengusap punggung tangan Kellani.
Kellani tersentuh mendengar pengakuan sang Ayah.
"I know. Aku juga mencintai Daddy. Daddy adalah cinta pertamaku. Pria pertama yang mengajarkan aku tentang cinta." Ucap Kellani lembut. "Kenapa Daddy tiba-tiba merestui pernikahan kami?" Tanya nya.
"Karena Daddy ingin Putri Daddy bahagia. Dan kebahagiaan kamu jika bersama pria itu. Kamu dan Bayi yang ada di perut mu membutuhkannya bukan?" Robert menatap mata Putrinya, lalu melanjutkan. "Daddy tahu kamu mencintainya, maaf karena Daddy terlambat menyadari itu. Sekarang Daddy sadar, kalau Robin adalah pria yang tepat. Dia pasti bisa menjagamu dengan baik. Berjanjilah, kalau kamu akan selalu bahagia." Kalimat Robert membuat Kellani terenyuh. Ternyata sang Ayah punya perasaan sebesar itu pada nya.
"Dad, Aku mencintaimu." Kellani memberikan kecupan di pipi Robert. Pria itu tersenyum. Ia sangat amat bersyukur melihat kebahagiaan Putrinya hari ini.
Robert seperti merasakan perasaan sedih dan haru secara bersamaan, saat harus melepas Putri kecilnya. Ia hampir saja meneteskan air matanya. Dan akhirnya pintu pun di buka.
