Part 12

98.3K 4.2K 162
                                    

Robin pun langsung meletakan nampannya ke tempat semula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Robin pun langsung meletakan nampannya ke tempat semula. Kemudian meraih tangan Kellani perlahan.

"Sayang dengarkan aku.. kali ini aku akan berkata jujur. Maaf, waktu itu aku terpaksa berbohong. Aku menginginkanmu, sangat menginginkan mu. Tapi bagaimana mungkin aku mengejar mu sedangkan kamu Anak dari sahabatku. I'm so Sorry sweet heart."

Pernyataan Robin yang terdengar menyesal tidak membuat hati Kellani tergerak dengan mudahnya.

"Apa ini juga kebohongan? Entahlah Om, tapi rasanya sulit untuk percaya padamu. Lagi pula aku tidak ingin menikah dengan pria yang diam-diam membawa beberapa wanita ke rumahnya. Aku tidak ingin sakit hati dan akhirnya mati perlahan." Kellani berusaha terlihat biasa saja, walaupun sebenarnya perasaannya begitu tertekan. Ia pun segera melepaskan genggaman Robin.

Pria itu hanya bisa terkejut mendengar perkataan Kellani.

"Bagaimana kamu tahu.."

"Om tidak perlu binggung aku tahu dari mana." Lidah Kellani rasanya kelu, dan dadanya mendadak nyeri. "Aku bisa merawat anak ini sendiri." Ia pun membelai perutnya lembut.

"Aku mengakui kalau aku pernah membawa beberapa wanita ke rumah, tapi mereka bukan siapa-siapa. Mereka hanya wanita yang ku bayar, tidak lebih. Sayang.. Aku bersumpah ini bukan kebohongan. Aku menginginkanmu, aku ingin menjagamu dan juga bayi kita. Aku ingin membelai perutmu yang akan semakin membesar setiap harinya." Robin pun memberanikan diri untuk menyentuh perut Kellani yang masih rata. Namun terlihat berharga di matanya.

"Lalu bagaimana jika salah satu dari wanita itu yang hamil? Apa Om akan memperlakukan mereka seperti memperlakukan aku sekarang? Mmm.."

Robin tak berkutik sedikitpun.

"Tuan Waldron, sikap anda berubah karena tahu keadaan saya yang sedang hamil. Jika tidak, apa anda akan berjanji seperti tadi? Om lupa, kalau Om pernah meminta ku utuk melupakan semuanya. Sekarang tolong lupakan segala hal yg Om ketahui."

Dengan mata yang mulai memerah, Kellani menjauhkan tangan Robin dari perutnya. Hingga akhirnya tanpa sadar air matanya pun pecah. Ia berusaha membungkam mulutnya agar tidak mengeluarkan suara. Robin semakin merasa bersalah melihat Kellani yang tiba-tiba menangis.

Rasanya Robin ingin mengayunkan tangannya ke tembok dan berteriak. Tapi ia menahannya, ia teringat kembali pesan Dokter agar Kellani tetap dalam keadaan stabil. Sedikit saja goncangan akan mempengaruhi kandungannya, ia harus lebih bijak mulai sekarang.

Melihat Kellani yang menangis seperti itu Robin langsung mengulurkan sekotak tisu dan berkata.

"Kita akan lanjutkan pembicaraan ini nanti ya, kalau kamu sudah tenang. Aku tidak akan membantah mu karena semua yang kamu katakan benar. Tapi kamu harus tahu, aku melakukan ini bukan hanya karena kamu sedang hamil. Bahkan jika wanita lain yang hamil aku tidak akan berbuat sejauh ini. Kellani, I think I'm falling in love with you. If not you, I won't be like this."

MY SEXY OLD MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang