Part 40

48.9K 2.3K 152
                                    

Robin masuk ke dalam kamarnya sambil menggenggam bucket bunga mawar yang sengaja ia pesan khusus untuk Kellani, lalu memindai keberadaan sang Istri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Robin masuk ke dalam kamarnya sambil menggenggam bucket bunga mawar yang sengaja ia pesan khusus untuk Kellani, lalu memindai keberadaan sang Istri. Rupanya Kellani tengah duduk di depan meja rias sambil mengeringkan rambut menggunakan hairdryer.

Robin mengecup pucuk kepala Kellani singkat, itu kebiasaannya, dan selalu membuat wanita itu terkesiap. Namun senang, karena Robin tak pernah melewatkan ritual itu setiap akan pergi dan kembali ke rumah.

Segera Robin mengambil alih hairdryer dari tangan Kellani, dan menggantikannya dengan bucket bunga mawar yang masih terlihat segar. Kellani terdiam, kemudian tersenyum sumringah dengan wajahnya yang berubah merona. Terlihat semakin mempesona.

Di mata Robin, Kellani selalu menjadi yang tercantik, apapun yang gadis itu kenakan. Seperti malam ini, Kellani hanya mengenakan kaos kebesaran yang menggantung di pangkal pahanya, dan Robin jamin Istrinya itu tak mengenakan bra maupun celana dalam, sama sekali.

"Buat aku?" Tanya Kellani yang salah tingkah sendiri. Sementara Robin mengerikan rambutnya dengan perlakuan yang begitu lembut.

"Masak buat orang lain. Kan di kamar ini cuman ada kita, sayang." Ucap Robin, berusaha biasa saja. Padahal sekarang perasaannya sedang tidak biasa, sangat berantakan, seperti suami yang menyembunyikan perselingkuhannya. Tapi Robin tidak pernah selingkuh, dan tidak akan selingkuh. Yang ia sembunyikan adalah hal besar yang membuat lidahnya terasa kelu, hingga nafasnya pun ikut tersendat setiap kali menatap Kellani.

"Enggak, cuman tumben aja. Ini ketiga kalinya kamu ngasih aku bunga selama kita menikah. Pertama, waktu Mas ngelamar aku, lalu yang kedua saat aku ulang tahun kemarin." Jelas Kellani, dengan nada biasa. Tapi terdengar seperti sebuah sindiran halus untuk telinga Robin. Bahkan hanya perkara bunga, malah membuat perasaan Robin makin tak karuan.

"Tapi aku senang di kasih bunga kayak gini. Makasih suami aku yang paling ganteng. Bunganya indah. Ini dalam rangka apa?" Tanya nya.

"Pengen aja." Jujur, di dalam hatinya Robin merasa takut kalau ini bunga terakhir yang--tidak! Robin tak ingin memikirkannya. Ia menampik semua pikiran buruk yang terus berputar di kepalanya.

Merelakan Kellani pergi? Itu tidak akan pernah terjadi!

"Kok malam-malam gini malah mandi sih, sayang?" Tanya Robin yang khawatir.

"Aku nggak mandi, honey." Jawab Kellani, sambil mengusap pipi Robin dengan sayang. Belaian lembut itu sungguh terasa nyaman, membuatnya terbang, padahal Kellani selalu mengusap pipi Robin dengan cara yang sama. Namun kali ini sungguh terasa berbeda, ini jauh dari sekedar nyaman.

Kellani yang masih menciumi bunga itu pun melanjutkan. "Mmm.. sebenarnya aku udah dua hari nggak keramas, kepala aku sampai gatal, Mas. Ya, makannya aku keramas deh sekarang." Kata Kellani, tertawa kecil.

MY SEXY OLD MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang