"Tidak Rob! Dia anak sahabatmu. Bagaimana mungkin kau bergairah hanya dengan melihatnya seperti ini."
Robin Waldron.
Pemilik Bank terbesar di Australia yang begitu mencintai mendiang istrinya tidak pernah berfikir untuk menikah kembali. Namun, kehad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pesta itu semakin gila saja saat semua wanita mulai melepas pakaiannya dan hanya menyisakan bikini yang melekat di tubuhnya. Tiba-tiba seorang wanita seksi dengan bikini kuning cerah mulai menghampiri Robin. Wanita itu seperti menemukan mangsa yang tepat.
"Hai Tuan! Apa anda butuh teman?" Tanya wanita itu dengan gaya bicara yang terdengar nakal.
Robin menatapnya dari atas ke bawah.
"Kamu mau menemaniku?"
"Tentu saja, dengan senang hati." Jawab si bikini seksi bersamaan dengan bibirnya yang menempel lembut di pipi Robin. Rahang pria itu langsung mengeras menerima ciuman yang begitu mendadak.
Dan saat si bikini sexy mencoba menyentuh kerah baju Robin...
Bruk!
Wanita itu langsung tersungkur ke tanah. Robin mendorongnya keras tanpa perduli kalau dia seorang wanita. Sejujurnya Robin bukan pria yang akan lemah lembut terhadap beberapa jenis wanita. Ia bisa berubah kasar dan bahkan merendahkan.
Hanya satu wanita yang bisa membuat pria keras kepala serta tak punya hati seperti Robin Waldron luluh. Istrinya, Kellani Valery Waldron.
"Siapa bilang kau boleh menyentuhku, sialan!" Maki Robin dengan suara sangat keras hingga semua orang yang ada di sana menoleh ke arahnya.
"Ah!" Pekik wanita itu. "Sakit Tuan. Anda sendiri yang bertanya pada saya kan-"
"Apa pendengaran mu rusak? Aku hanya basa-basi. Bukannya mengijinkanmu menyentuh tubuhku seenaknya, jalang! Barusan aku justru menatapmu jijik!" Entah kenapa Robin merasa lebih lega setelah melampiaskan kekesalannya terhadap wanita itu.
"Saya adalah model di salah satu majalah ternama, tidak seharusnya anda berlaku seperti itu." Keluh wanita itu, membuat orang di sekitarnya makin penasaran.
"Lalu?" Ucap Robin dingin. "Aku akan membeli Perusahaan majalah itu hari ini juga. Dan akan aku pastikan kamu menjadi gelandangan!" Robin sangat geram saat ini, ia sudah sangat kalut terjebak di acara sialan itu.
Seketika wanita itu merinding ketakutan dan terisak begitu saja.
BRAK!
Robin mengebrak meja, membuat beberapa orang fokus menatap keributan itu.
"Sekarang enyah lah atau aku akan melempar mu ke laut!" Bentak Robin kesal.
Steve berusaha mendekat. "Hei.. hei Bro tenanglah. Tiga jam lagi kita akan segera pulang." Steve menepuk-nepuk bahu Robin mencoba menenangkan. "Kita minum dulu, nih!" Lalu pria itu mengulungkan segelas sampanye.
Robin menggeleng pelan."No. Kamu tahu kan kalau alcohol tolerance ku sangat tinggi, aku tidak ingin terjadi insiden buruk karena mabuk."
Robin melanjutkan amarahnya."Argh! Brengsek! Kenapa si bodoh itu tidak bilang kalau pestanya di privat beach dengan para wanita aneh ini!" Maki Robin yang mulai diliputi perasaan gusar.