#21 : Tiffany

3.5K 384 42
                                    



WARNING!

Hehe cuma mau ngasih tau kalau chapt yang satu ini agak beda. Pake sudut pandang author tapi yang serius mode on. Jadi ga receh-receh..

Happy reading









Satu kata. KAGET, mungkin itu yang mewakili perasaan semua anak kosan. Mulai dari hyungdeul sampai dongsaengdeul.

Gimana engga? Perempuan yang pernah mereka beri hati, yang menghilang dua tahun yang lalu. Ditelan kasus kematian karena bunuh diri.

Perempuan itu, Tiffany Park gadis cantik yang pernah menjadi rumah orang-orang di kosan, menjadi hiasan indah kosan, juga pemikat hati para anak kosan.



Siang itu..

Memakai payung berwarna hitam, semua orang mengkerubungi tanah galian, menatap malang pada peti mati berwarna putih cerah dengan ukiran berwarna emas indah yang akan dimasukkan kedalam liang kubur.

Anak-anak kosan berdiri bergerombol tak jauh dari sana, enggan terlalu dekat. Mereka sesekali menyeka air mata yang merembes, menahan teriakan pedih di dalam hati karena kehilangan sosok gadis yang selama ini mereka sayangi dan jaga sepenuh hati.

Siang menjelang sore, hujan turun tanpa aba-aba, mengguyur pemakaman dan kota Bandung yang nampak sepi. Hujan seakan tahu semua orang bersedih jadi ia ikut menangis, ikut merasa kehilangan.

Jisung menatap nanar tanah yang sudah berubah menjadi gundukan bertabur bunga, lalu cepat-cepat menyeka lagi air mata nya. Huening yang melihat itu menepuk bahu Jisung menenangkan walau ia pun serasa tak kuasa menahan air mata.

Masih tak bergeming dari tempat mereka setelah semua orang meninggalkan pemakaman, mereka kemudian berjalan serempak kearah gundukan tanah basah yang baru saja dibuat. Suho yang sampai pertama kali, mengeluarkan sebungkus bunga tabur dari dalam plastik lalu menaburinya diatas tanah disusul oleh yang lain secara bergantian.

Kini gadis itu sudah pergi, meninggalkan mereka. Meninggalkan kos-kosan, selamanya..

Tak ada yang menyangka akan secepat itu, baru kemarin gadis manis ini tersenyum lebar seraya membantu mereka membuat taman belakang di kosan, membantu Jin dan Dio memasak didapur.

Menemani Jisung, Huening, dan Jeongin bermain video game, membuatkan kopi untuk Suho, Chanyeol dkk kala mereka berkerja lembur dikosan, memarahi Jungkook dkk kala mereka pulang telat dari kampus, membantu Jaemin dkk mengerjakan tugas sekolah. Baru kemarin gadis ini menggeleng seraya tersenyum manis mengatakan ia baik-baik saja.

Dunia serasa berputar cepat, terlalu cepat, dan terlalu tidak adil. Gadis mereka, yang sudah seperti adik, seperti kakak, seperti sahabat, seperti.. keluarga. Kini pergi selamanya.

Fany gadis manis yang akan tersenyum, selalu.. Bahkan ketika ia sedang bersedih atau sedang kecewa pada sesuatu. Dia tersenyum.. Senyum yang begitu menjadi candu bagi mereka semua, senyum yang begitu teduh- yang membawa mereka pulang.. kerumah- rumah yang sesungguhnya.

Jungwoo terjongkok, menatap nisan dari batu keramik itu dengan putus asa, seperti tak ada harapan lagi. Jin menepuk punggungnya pelan beberapa kali menenangkan. Mereka menunduk, diam-diam merapalkan doa, semoga gadis itu.. bahagia disisi-Nya.

Selepas acara pemakaman, mereka pulang. Bukan ketempat kos melainkan rumah masing-masing, takut harus berada ditempat banyak kenangan tentang gadis itu.

[✓]KOS KOSAN GUVLUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang