#52 : Meet

3.1K 424 273
                                    

'Don't move

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Don't move..










Maafkan typo, dan selamat membaca!
_________________
________________________
________________________________








Kaki nya melangkah cepat menyusuri sepanjang koridor. Tak mempedulikan tatapan serta banyak tanya yang tergurat jelas diwajah orang-orang yang menatap nya. Cha Eunwoo bahkan nyaris berlari hingga akhirnya berhenti di depan pintu lift yang tertutup rapat. Ia menekan tombol naik hingga berulang-ulang dengan tidak sabar, namun angka yang terpampang disana adalah angka yang cukup jauh dari lantai dasar. Butuh waktu kurang lebih limabelas menit jika harus menunggu nya, itu pun kalau lift nya tak berhenti mengisi orang yang akan turun. Kepala laki-laki itu tertoleh kesana kemari mencari tangga darurat, keringat dengan lancar mengalir melewati pelipis nya. Nampak bulir-bulir keringat yang keluar dari pori-pori di dekat leher juga. Tapi itu jelas tak mengganggu nya sebab tak berpikir panjang laki-laki itu segera berlari ke arah tangga darurat setelah menemukan letak nya.

Rumah sakit itu punya duabelas lantai, dan lantai yang ingin ia tuju adalah lantai ketujuh. Anak tangga ia lewati bahkan sesekali melangkah dengan lebar melewati dua anak tangga sekaligus dengan satu langkah besar nya. Jantung nya bekerja lebih cepat, entah karena berlari atau karena pesan yang ia baca beberapa saat yang lalu dari nomer asing.



[Lee Yana ada dirumah sakit Umum *** lantai tujuh ruang Dendelion nomer 001]






Melihat dari bagaimana bersikeras nya laki-laki itu agar cepat sampai ditempat yang ingin ia tuju, ia tak akan berpikir jauh bahwasanya bisa saja ia sedang ditipu atau dipermainkan. Cha Eunwoo bahkan tak membalas pesan itu dengan tanya siapa pengirim nya. Bahkan tanpa mandi atau berganti pakaian-hanya dua kali semprotan parfum di bagian leher dan tangan nya- ia langsung bergegas pergi ketempat ini. Yang ada dipikiran nya hanya satu, Lee Yana dan bagaimana keadaan perempuan itu. Bagaimana ia bisa berakhir dirumah sakit, dan.. masih banyak tanya lagi. Dan Cha Eunwoo tau, ia hanya akan mendapatkan jawaban nya jika ia bisa menemui gadis itu. Sekarang, tanpa menunda! Ia terlalu lelah menghitung keping rindu yang berubah jadi lautan penuh luka di tubuh nya. Ia terlalu lelah berharap dan berakhir menangis tersedu menginginkan perempuan itu kembali namun tak ada kepastian. Ia terlalu lelah.. terlihat bodoh.

Hingga nafas nya yang tak beraturan terdengar begitu jelas di koridor yang sepi. Jelas saja sepi, ini sudah malam, pukul tujuh lewat kalau Eunwoo tak salah ingat. Ada beberapa suster yang lewat di koridor itu juga, mencuri-curi pandang pada Eunwoo yang menunduk memegang lutut nya dan mengatur nafas. Mau bagaimana pun -belum mandi, dan sekarang ia berkeringat terlalu banyak- Cha Eunwoo tetap terlihat maskulin dengan coat coklat serta turtle neck hitam nya. Hanya beberapa menit, lalu ia kembali bergerak, berjalan lebih santai dari pada sebelum nya. Ia menatap plat angka yang terpasang diatas pintu. Setelah sebelum nya yakin bahwa koridor ini merupakan ruang Dendelion. Mulai angka terbesar hingga dengan cepat laki-laki itu menatap pada sudut koridor, dan benar saja; angka 001 satu ada disana. Tanpa sadar laki-laki itu menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman kecil, yang kalau dilihat begitu lekat bisa menyebab kan sport jantung berlebihan diiringi kaki selemas agar-agar dan wajah terbakar seperti disetrika.

[✓]KOS KOSAN GUVLUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang