Air mata ini untuk mu. Terimakasih karena pernah hadir disini. Selamat tidur, cantik..
Lee Min Ho berlari di bandara. Padahal tempat ini baru ia kunjungi, tapi ia harus berada disini lagi. Laki-laki itu menyebut nama kakak nya berkali-kali di dalam hati. Seperti mengucap mantra, semoga hal yang baik bisa terjadi. Berlari begitu cepat sampai rasanya kaki laki-laki itu tak menapak lagi pada lantai. Alarm tanda darurat terngiang di kepalanya. Mulai berisik, membuat kepala nya sakit . Lalu.. kejadian satu jam yang lalu terlintas di pikiran Lee Minho.
Satu jam lalu..
Lino baru sampai di bandara. Bersama dengan Yeji di samping nya menyeret koper juga. Gadis itu lebih banyak diam ketika penerbangan. Lino tidak tahu kenapa, tapi juga ia tidak terlalu peduli. Kurang lebih 6 jam ia berada di pesawat, dan 6 jam itu pula rasanya Lino gelisah tak menentu. Setelah mengambil koper dan keperluan lainnya mereka langsung keluar dari bandara. Yeji sendiri hanya mengikuti, menyeret kopernya tak tentu arah. Menatap ke punggung Lino lurus. Berharap laki-laki itu mau mengubrisnya atau paling tidak mengajak nya mampir ke resto terdekat untuk makan sebentar. Tapi sepertinya pikiran Lino sedang tak berada ditempatnya, Yeji juga tak ingin membuat laki-laki itu kesal dengan ocehannya.
"Lu kemana?"
"H-ha?" Yeji tersentak kala Lino tiba-tiba berbalik padanya dan bertanya. Wajah nya serius menunggu jawaban.
"K-kemana?"
Lino menghela nafas, "lu mau kemana?" Ulang Lino sabar.
Yeji dengan polos menunjuk Lino dengan telunjuk nya. Berkata kalau ia akan ikut kemanapun laki-laki itu pergi. Lino yang mendengarnya mendengus. "Lo jangan ngerepotin gue bisa ngga sih? Gue ada urusan" protes Lino.
Yeji bungkam. Dia juga tidak tahu mau kemana. Ia datang kesini kan untuk menemani Lino, sekalian liburan. Lalu kenapa mereka harus berpisah? Yeji pikir mereka akan pergi bersama, dan pulang juga begitu.
"Oke.. gue antar Lo ke apartemen gue. Tunggu gue disana." Yeji mengangguk antusias. Lalu mereka pergi menggunakan taksi.
Lino sudah berdiri di depan apartemen nya, ia memberikan kartu kamar nya pada Yeji dan memberitahu letak kamar laki-laki itu. Yeji menurut saja, menerima kartu itu dengan senang hati. "Lo bakal datang kan?"
Lino mengangguk, tapi ia sendiri juga tidak yakin. "Lo bisa hubungin gue kalo ada apa-apa." Yeji mengangguk lagi. Lino sudah ingin pergi dari sana meninggalkan Yeji, namun laki-laki itu berbalik lagi. Ia merogoh saku nya, memberikan sebuah kartu nama lengkap dengan tanda tangan beserta nomer telepon disana. Benda itu diberikan pada Yeji. "Kalau mereka nanya-nanya, kasih liat ini aja.."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]KOS KOSAN GUVLUK
Acak[Completed] ❝Cinta karena terbiasa, cinta di rumah, rumah kita... ❞ #1- koskosan #2 - imagine KKG©YOURfortunes28