#44 : Mission

3K 391 131
                                    

[A/n : Part ini dan selanjutnya akan mulai menggunakan kata baku, lebih serius, dan mungkin tidak memiliki unsur kelucuan atau apalah itu, pembaca diharap tidak kecewa, trims]


Maafkan typo, dan selamat membaca!
_________________________________














"Gimana? Cakep kan?"

"hm, lumayan sih"

"lumayan apanya!? Ini mah cakep banget asli! Gua mau kalo ini mah"

"cakepan juga cewe gue"

"iya iya tau, lo bucin iya gue tau"

Percakapan ketiga laki-laki itu terhenti ketika pintu basecamp mereka dibanting kuat tak main-main, sampai engsel pintu nya hampir copot.

"Woi woi woi! Kalem mas bro~" ricuh ketiga laki-laki yang dibuat terkejut bukan main. Gimana juga mereka cuma punya tempat ini sebagai basecamp, kalau rusak ngebagusinnya kan pakai duit, mau cari kemana coba?

"kenapa sih?" tanya salah satu dari ketiga nya, dia penasaran, tapi malah dapat geplakan dari temannya yang lain.

"jangan langsung ditanyain, ege!" omel cowo itu lalu beralih ke temannya yang kelihatan sedang menahan emosi sepenuh rasa. "tarik nafas dulu, pelan-pelan, lepaskan~ huft haaa" katanya, ikut sedikit memperagakan gerakan tarik dan buang nafas.

Diikuti oleh teman nya yang lain, mereka berempat melakukan gerakan olahraga nafas beraturan. "oke, udah rileks kan? Ayo, boleh cerita sekarang" ujar nya mempersilahkan.

Cowo yang tadi emosi nya mulai stabil itu mulai merasa kesal kembali, "Gue ditolak!" katanya marah.

Ketiga cowo lainnya diam sejenak, berpikir siapa yang dimaksud teman mereka ini. Banyak cewe yang dekat dengannya, jadi pasti bingung, maksudnya ditolak oleh cewe yang mana?

"tunggu, yang mana dulu nih?" tanya salah satu dari ketiga cowo itu, dia punya postur tubuh bongsor, punya gigi kelinci, imut tapi tampan.

"iya, gue juga gatau, cewe lo kan banyak, Jin" saut yang satunya.

"yang pernah gue ceritain, anak industri yang sekampus sama gue" katanya masih dengan raut jengkel.

"OH YANG ENTU! IYA IYA GUE KNOW SEKARANG"

"berisik lo, Wik"

"Wik wik wik, lo kata gue--"

"udah diem lo berdua! Yang namanya Lilis kan? Yang bule itu?" akhirnya mendapat respon yang bagus dari salah satu temannya, cowo itu mengangguk.

"Dan, lo harus bantuin gue dapetin dia! Lo kan jago kalau soal cewe! Ayo dong!" dari yang tadinya memasang wajah kesal cowo itu berganti memasang wajah memelas. Ketiga cowo disana melakukan adegan muntah berjamaah.

"udah lah nyerah aja, tuh cewe kayaknya udah punya cowo"

"kata siapa!?"

"kata gue barusan"

"Guanlin, lama-lama gue ketekin lo"

Yang dipanggil Guanlin tadi cuma nyengir seraya menampilkan jari berbentuk 'v.' "Peace, om"

Woojin, terduga laki-laki yang sedang patah hati menghela nafas, "Dan, lo harapan gue" katanya kembali memelas.

Yang dipanggil Dan itu tersenyum mengejek, "ngga ah, males berhadapan sama cewe lagi. Gue udah insaf, udah punya pacar" katanya.

"iya, udah jadi bucin juga! Kan, Dan?" laki-laki kurus disamping nya menepuk bahu Dan.

"bodo"

Woojin menghelas nafas sekali lagi, tiba-tiba matanya terkunci pada benda yang tergeletak diatas meja didepan mereka. Itu kertas foto. "siape nih?" Woojin memgambil benda itu lalu agak terkejut dia berseru, "wah cakep banget!" tapi lalu mengernyit, "tapi kayak kenal, kayak pernah liat, dimana ya?" dia jadi berpikir.

[✓]KOS KOSAN GUVLUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang