Di nikahi untuk dijadikan istri ke empat, adalah hal yang tidak akan pernah Alana harapkan dan impikan.
Apalagi yang menjadi suaminya adalah seorang pria tua yang pantas menjadi ayahnya. Tak hanya itu, pria yang menikahinya itu adalah ayah dari pri...
Bahrun mengetuk pintu kamar putrinya. Ia sudah siap dengan pakaian yang menurutnya paling Bagus untuk hadir di acara syukuran sang juragan.
Ia mendesah berat.
"Ayah pamit dulu, Nak." ucap Bahrun sebelum pergi ke acara. Sekali lagi Bahrun melihat ke arah kamar putrinya. Tak ada tanda-tanda pintu akan di buka, ia pun pergi.
Sementara itu, Alana tampak berpikir. Ia takut ayahnya kenapa kenapa. Bagaimanapun ia sangat tahu perangai sang juragan. Alana berjalan mondar-mandir sembari menimbang-nimbang keputusan yang akan di ambil.
Akhirnya dengan berat hati, Alana pun menyusul sang ayah ke acara itu. Dengan dress sederhana dan rambut terurai, Alana pergi ke acara tsb.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bahrun tiba tepat waktu seperti yang tertera di dalam undangan. Ia semakin tampak bodoh dan merutuki niatnya untuk hadir di acara mewah itu. Ada banyak pria dan wanita yang berpakaian sangat rapi dan layak untuk masuk ke dalam sana.
Tidak seperti dirinya yang lebih pantas di sebut gembel. Rumah mewah juragan Ammar disulap menjadi area pesta yang ekslusif. Begitu juga halaman rumahnya yang luas berdiri stand-stand makanan yang tampak asing bagi Bahrun.
Saat akan bermaksud pulang kembali ke rumah, namanya di panggil oleh seseorang. Bahrun memutar tubuhnya dan tampak lah sang juragan yang berdiri di depan pintu masuk kediamannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau mau pergi kemana?" tanya Ammar dengan suara beratnya. Syarif dengan setia berdiri di samping sang juragan.
Bahrun mendekat. Ia tergagap menjawab pertanyaan Ammar. "Em... Anu juragan... Em..."
"Bawa tamu ku masuk." ucap Ammar kepada Syarif, lalu ia pun masuk ke tempat pesta untuk menyapa beberapa tamu undangannya.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi, kenapa kau hanya datang seorang diri? Dimana calon istriku?" tanya sang juragan. Ammar sengaja menggelar acara dengan tamu-tamu rekan bisnisnya terlebih dahulu, baru berpesta dengan calon istrinya.
Nampaknya ia sangat kecewa karena calon istrinya tidak hadir di acara ulang tahunnya. Ammar menatap Bahrun yang tampak ketakutan. Kedua tangannya gemetar. Bahrun tak berani menatap Ammar.
"Dimana calon istriku? Apa kau tidak mengajaknya ke sini?" tanya Ammar lagi.
"Em... anu juragan. Putri saya... tidak mau datang. Maaf juragan." ucap Bahrun takut.
"Kenapa tidak mau?" tanya Ammar tak suka. Bahrun semakin ketakutan. Ia tak tahu harus mengatakan apa.
"Anu juragan... Em..."
Belum sempat Bahrun bicara, tiba-tiba salah seorang penjaga masuk ke ruangan. "Maaf juragan. Nona Alana baru saja datang." ucap si penjaga.
Bahrun mengangkat kepalanya. Begitu juga dengan Ammar. "Persilahkan masuk." ucapnya. Tak lama penjaga itu masuk ke dalam ruang pribadi sang juragan bersama seorang gadis manis dengan dress sederhana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ammar langsung berdiri dan tersenyum lebar menyambur kedatangan Alana, sang calon istri. "Kamu datang terlambat, sayang." sapa Ammar sambil menghampiri Alana.
Saat pria tua itu akan memeluk Alana, gadis cantik itu memundurkan tubuhnya ke belakang. Ammar tertawa melihat tatapan tajam Alana kepadanya.
"Karena sudah menepati janji untuk datang, maka ijinkan aku dan ayahku pamit pulang." ucap Alana datar.
Ia berjalan menghampiri Bahrun ayahnya yang duduk bersimpuh di atas permadani mewah milik Ammar. "Ayo kita pulang, Ayah." ajak Alana sambil menggenggam tangan Ayahnya.
Saat Alana berjalan melewati Ammar, langkahnya terhenti karena tangannya di cekal oleh pria tsb. "Hanya ayah mu yang boleh pulang. Kau akan tinggal disini mulai hari ini." ucap Ammar.