Sebelum lanjut baca, boleh dengerin dulu musiknya
Biar makin jlep***
Beberapa bulan kemudian...
Kandungan Alana kini sudah memasuki usia delapan bulan. Agsa selalu menemani Alana menjaga Ammar yang kondisinya makin lama semakin menurun.
Tapi ajaibnya kondisi Ammar sedikit membaik tiap kali memeriksakan kandungan istrinya. Seperti hari ini, Ammar dan Alana baru saja kembali dari klinik kandungan memeriksa calon putri kecil mereka. Dari beberapa kali USG, bayi yang dikandung Alana berjenis kelamin perempuan.
"Hidungnya bunda banget." ucap Ammar saat melihat video USG 4D istrinya. "Iya hidungnya mirip hidung bunda, tapi itu bibir, mata, posisi boboknya papa banget. Jangan-jangan nanti semua mirip papa. Bunda kebagian dikit doank." ucap Alana sedikit merajuk.
Ammar tertawa, "Itu berarti beneran anak papa. Hasil bikinan papa." goda Ammar. Alana tersipu malu. Ammar memeluk istrinya dari belakang. Tangannya mengelus perut Alana.
Alana suka jika perutnya dielus lembut seperti ini. "Pa, nama anak kita siapa? Papa belum kasih nama untuk anak kita."
"Hm... Kalau yang lahir laki-laki papa kasih nama Richard, kalau perempuan Rachelle." ucap Ammar dengan suara beratnya. Nafasnya mulai agak sulit, tapi ia mencoba menenangkan dirinya.
"Richard Rachelle. Nama yang bagus Pa. Lalu nama pan...jangnya..." Alana merasakan punggungnya terasa berat. Pikirannya buruknya mulai memenuhi otaknya.
Alana menengok ke belakang. Ia melihat mata Ammar sedikit tertutup dan bergerak tak karuan, nafasnya tampak tersengal-sengal. Alana langsung membalikkan tubuhnya, Ammar terlihat susah bernafas.
"TOLONG!! TOLONG!!" teriak Alana panik. Ia berusaha meraih tombol darurat untuk memanggil tim medis dan juga memasangkan selang oksigen di hidungnya. Untungnya penjaga yang berada di luar kamar bergegas masuk setelah mendengar teriakan Alana.
Satu orang berlari memanggil tim medis, satu orang lagi terus memanggil-manggil Ammar. Tak lama tim medis pun masuk dan mulai melakukan tindakan pertolongan. Melihat dada Ammar di tekan-tekan seperti itu membuat Alana menangis tersedu-sedu.
Setelah mendapatkan pertolongan pertama dan kondisi Ammar mulai sedikit stabil, tim medis memindahkan Ammar kembali ke ICU. Dengan terpaksa Alana menandatangani formulir pemindahan Ammar ke ICU.
Syarif yang baru tiba tampak terkejut melihat Ammar di dorong keluar dari kamarnya dengan kondisi yang sudah dipasang berbagai macam alat penunjang kehidupan. Ia segera mencari Alana. Wanita itu pastilah sangat sedih dan syok.
Benar saja Alana tak sadarkan diri tepat saat Ammar dibawa oleh tim medis.
***
Seluruh keluarga Dellano tengah berkumpul di lorong ICU. Kondisi Ammar semakin drop. Alana tak henti menangis. Ia sangat sulit mengendalikan dirinya.
Tika dan Agsa mencoba menghibur Alana yang tak henti menangis. Keduanya sangat khawatir dengan kandungan Alana. Apalagi Alana tidak makan dan minum susu hamilnya dengan benar.
Memang berat saat seorang wanita hamil dengan kondisi suami yang tidak baik. Pastilah kekhawatiran itu selalu datang menghantui, dan itu yang terjadi pada Alana saat ini.
"Udah jangan nangis, Al. Ingat kandungan mu. Juragan makin sedih kalau nanti kamu nangis terus dan kandungan kamu bermasalah." ucap Tika mencoba menghentikan tangis Alana.
"Aku takut banget, Kak. Makin kesini kondisi Mas Ammar semakin jelek."
"Ssstt... Jangan mikir yang aneh-aneh. Juragan akan sehat seperti sedia kala. Kita harus banyak berdoa, Al."
Alana menganggukkan kepalanya. Ia memejamkan matanya dan menautkan kedua tangannya. Sambil terisak, Alana memohon kesembuhan untuk suaminya.
Ini sudah ketiga kalinya Ammar masuk ke ICU karena kondisinya yang drop. Entah mengapa Alana mempunyai feeling yang buruk tentang ini. Hatinya selalu berkata ada hal buruk yang akan terjadi, tapi otaknya selalu mengelak.
Ammar pasti sembuh. Ia yakin suaminya akan kembali dengan sehat seperti dulu. Ia ingin saat melahirkan nanti Ammar mendampinginya, memberinya kekuatan lebih untuk melahirkan buah cinta mereka.
***
Suasana kediaman keluarga Dellano dipenuhi oleh pelayat yang melayat sang juragan. Alana tak beranjak dari sisi peti mati suaminya. Tangannya terus menggenggam tangan dingin suaminya.
Dengan mengenakan jas lengkap, Ammar tampak gagah berbaring di peti mati yang akan mengantarkannya ke rumah keabadian. Doa-doa dari pelayat yang datang terus mengalun. Alana masih belum bisa menerima kenyataan kalau suaminya sudah pergi untuk selama-lamanya.
Ammar tak tampak seperti orang yang sudah meninggal. Wajahnya tampak tenang seperti sedang tertidur lelap. Anak-anak Ammar yang lain bergantian menerima pelayat yang tak henti-henti datang untuk memberikan penghormatan terakhir bagi sang juragan.
Mereka yang datang melayat tak percaya bahwa juragan yang terkenal dermawan itu kini sudah pergi untuk selamanya. Mereka pun tak menyangka sang juragan sudah menikah kembali dengan seorang wanita yang masih sangat muda. Bahkan istri Almarhum tengah hamil tua.
"Al, sudah saatnya acara penutupan peti." ucap Agsa mengusap lengan Alana. Ia pun mendongakkan kepalanya. Wajahnya sudah tak karuan basah dengan air mata.
Alana kembali menatap wajah damai suaminya untuk terakhir kali. Alana beranjak dari kursinya lalu mencondongkan tubuhnya untuk memberi kecupan perpisahan. "Good bye My Love." gumam Alana dalam hati. Ia mencium dahi suaminya cukup lama.
Agsa memapah Alana yang tampak lemas. Dipandu oleh seorang pastor acara penutupan peti pun segera di gelar. Saat akan dibawa ke tempat pemakaman Alana kembali menangis tersedu-sedu. Ia pun nyaris pingsan saat melihat peti mati suaminya perlahan diturunkan ke liang lahat.
Sebelum benar-benar di tutup oleh tanah, satu persatu keluarga Dellano menaburi peti mati Ammar dengan bunga. Lagi-lagi Alana tak kuat menahan tubuhnya yang lemas. Setelah acara pemakaman selesai, Alana tinggal lebih lama disana sebelum pergi meninggalkan rumah abadi suaminya.
"I love you, sayang." ucap Alana dalam hati.
***
END
Finally cerita ini bisa ku akhiri sampai disini.
Maaf yang pada berharap Ammar kembali sembuh, tapi emang dari awal ku buat sad ending biar nyambung sama sekuelnya.Hapunten pisan 🙏🏻
I'm sorry, maaf, mianhae epribadiiih 🙏🏻🙏🏻Start : Apr 25, 2020
End : June 09, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fourth Wife (REPUBLISH) || TAMAT
RomanceDi nikahi untuk dijadikan istri ke empat, adalah hal yang tidak akan pernah Alana harapkan dan impikan. Apalagi yang menjadi suaminya adalah seorang pria tua yang pantas menjadi ayahnya. Tak hanya itu, pria yang menikahinya itu adalah ayah dari pri...