(Silakan Baca Hidden Words dulu)
Pengantin baru ✔
Punya anak ✔
Lalu... apa lagi?
Ikuti saja kisahnya. Kisah Taeyong dan Naura. Pasangan abu-abu yang kini jauh lebih berwarna dengan kisah barunya.
Hanya kisah sederhana yang mungkin terkesan biasa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Naura keluar dari kamar mengikuti Tiras yang merangkak keluar, menolak untuk dipakaikan baju. Dari posisinya dia melihat Taeyong yang berdiri di depan pintu utama dan melihat siapa tamu yang datang. Begitu langkahnya dekat dengan pintu utama—karena Tiras menghampiri Taeyong—Naura melihat siapa yang baru saja datang pagi-pagi.
Naura menganga tak percaya. Ia mengembangkan senyumnya tatkala kedatangan tamu jauh yang tidak Naura sangka akan dia temui lagi.
"Kak Samuel?" Naura memanggil untuk memastikan kalau yang dia lihat tidaklah salah. Sudah lama dia tidak melihat Samuel, dan cukup pangling melihat perubahannya sekarang.
Samuel melirik ke arah sumber suara, kemudian ikut mengembangkan senyumnya ketika melihat Naura yang mendekat. "Naura!"
Rupanya benar. Tamu yang datang itu adalah tetangganya saat masih tinggal bersama orang tua dulu. Naura langsung melompat kegirangan melihat Samuel yang masuk tanpa dipersilakan oleh tuan rumah, alias Taeyong.
"Ya ampun, Kak." Naura mendekat, tetapi masih menahan langkahnya agar tidak memeluk Samuel yang sudah sangat lama tidak ditemuinya. "Ihh, aku nggak nyangka banget beneran."
"Ini beneran kamu, Ra?"
"Emangnya siapa lagi, sih? Enggak mungkin Nadine."
Taeyong hanya bisa diam ketika melihat Naura dan Samuel saling memamerkan kedekatan mereka di depannya langsung. Masih beruntung Naura memberi jarak, tetapi Samuel dengan terang-terangan meraih tangan Naura tanpa ingat ada Taeyong di sampingnya. Taeyong yang syok hampir saja menarik paksa lengan Samuel, tetapi dia tahan ketika dirasa ada yang menarik celananya.
Taeyong menunduk, kemudian menemukan Tiras yang meminta untuk dipangku olehnya. Taeyong meraih Tiras yang masih dalam keadaan polos dan membawanya ke pangkuannya.
"Aya, tolong pakein Tiras baju."
Naura menoleh dan baru sadar kalau putranya yang kabur belum berhasil dipakaikan baju olehnya. Naura mengambil alih Tiras, kemudian kembali menatap Samuel yang masih berdiri di hadapannya.
"Bentar ya, Kak. Masuk aja dulu, terus ngobrol sama Taeyong."
"Aku tunggu, Ra."
Taeyong mengepalkan tinjunya mendengar nada bicara Samuel yang terdengar enteng, dan bahkan secara terang-terangan mengabaikan kehadirannya. Kalau saja Taeyong tidak membawa Samuel ke ruang tengah, pria itu pasti benar-benar akan mengabaikan kehadirannya. Taeyong duduk berhadapan dengan Samuel yang berdecak kagum ketika melihat sekeliling rumahnya. Ada banyak karya Taeyong yang digantung, dan itu membuat Samuel tidak berhenti menatapnya.
"Emang rumah pelukis itu beda. Walaupun sederhana, rumahnya indah dan rapi banget."
"Thanks." Taeyong membalas singkat pujian Samuel. "Kapan kamu nyampe, Sam?"