(Silakan Baca Hidden Words dulu)
Pengantin baru ✔
Punya anak ✔
Lalu... apa lagi?
Ikuti saja kisahnya. Kisah Taeyong dan Naura. Pasangan abu-abu yang kini jauh lebih berwarna dengan kisah barunya.
Hanya kisah sederhana yang mungkin terkesan biasa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baru tiga hari Taeyong pergi, tetapi perubahannya sudah sangat terasa jelas oleh Naura. Mulai dari tidur yang hanya bertiga bersama Taera dan Tiras, bangun tanpa ada seseorang yang bisa dipandang untuk pertama kali, sampai tidak ada teman bicara ketika Naura merasa bosan. Ditambah sampai sekarang Taeyong belum membalas pesan yang Naura kirim membuat rasa sepi makin nyata.
Sejak kemarin, Naura berada di rumah orang tuanya beserta Hendery yang dipaksa tinggal di rumah. Rencananya dia akan berada selama satu minggu sekaligus merayakan pesta ulang tahun Si Kembar. Setelah itu, Naura akan pergi ke rumah orang tua Taeyong dan tinggal di sana selama satu minggu juga. Oh, tenang saja. Ini bukan karena Naura memang sengaja ingin merepotkan orang tuanya, dan orang tua Taeyong. Justru Naura yang diberi perintah untuk menginap agar memudahkannya selama mengurus Si Kembar.
Well, tidak heran jika orang tua Naura dan mertuanya begitu semangat. Taera dan Tiras itu cucu pertama serta kedua yang hadir dalam keluarga. Tentu saja mereka sangat ingin mengurus Si Kembar dengan tangan masing-masing. Bahkan memanfaatkan waktu kepergiaan Taeyong agar bisa membuat Si Kembar menginap di tempat lain.
"Ra, Taeyong belum ngasih kabar?" tanya Herdian yang sejak tadi melihat Naura terus menatap ponselnya.
Naura yang memang sejak tadi berada di ruang tengah pun mengangguk. "Iya, Pak."
"Di New York jam berapa, sih?"
"Kalau di sini malam, berarti di sana pagi."
Herdian manggut-manggut. "Yaudah, mending kamu istirahat aja dulu. Itu anak-anak kamu nggak bisa diam. Emang tidurnya malam?"
Naura tertawa. Sejak tadi Si Kembar dikuasai oleh Hendery dan Rani. "Gitulah, Pak. Biasanya baru tidur tengah malam kalau terlalu semangat."
Herdian berdecak lidah. "Enggak beda jauh sama si Hendery. Dulu juga dia pas masih seumuran Taera sama Tiras tidurnya malam terus. Udah gede malah lebih susah tidur gara-gara bikin novel yang makan banyak waktu."
Naura harus setuju untuk yang satu itu. Setiap kali Hendery memiliki ide yang sangat lancar, dia pasti akan mengorbankan waktu tidurnya untuk menyelesaikan idenya sampai tuntas. Naura pun sama, meski tak seniat Hendery yang memang sudah memiliki kontrak dengan penerbit.
Naura menyusul Si Kembar yang sedang ada di kamar miliknya setelah memastikan tidak ada balasan yang akan diterima dari Taeyong. Daripada menunggu yang belum pasti, lebih baik Naura mengurus Si Kembar yang sekarang tak bisa berhenti berjalan.
Naura masuk ke dalam kamarnya dan melihat Taera serta Tiras yang berpegangan pada sang bunda serta Hendery untuk berjalan.
"Enggaklah, Nak. Justru bagus kalau mereka jadi sering-sering belajar jalan gini. Biar cepet lancar jalannya."
Naura mengambil alih Tiras yang kemudian duduk di atas pahanya. Taera sendiri masih betah bersama Hendery yang belakangan ini lebih mudah disuruh-suruh tanpa banyak protes.