Soft Hour

4.3K 534 148
                                    

Kangen gak?
💚

Kangen gak?💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Ada beberapa hal yang paling Taeyong syukuri dalam hidupnya. Pertama, ketika dia bisa lahir ke dunia dan mengenal bagaimana kehidupan di dunia—meskipun keadaannya tidak selalu indah. Kedua, dia bisa menjadi pelukis yang cukup terkenal dan hobinya kini sudah menjadi sebuah profesi. Ketiga, dia bertemu Naura dan bisa menikahinya. Keempat, kehadiran Taera dan Tiras yang melengkapi anggota keluarganya.

Taeyong tidak bisa berhenti tersenyum ketika melihat Naura yang sedang duduk di hadapan Taera dan Tiras yang berbaring di atas kasur. Naura mengajak Si Kembar mengobrol dan bercanda sampai kedua putranya itu tertawa dengan puas, seolah mengerti dengan apa yang Naura katakan.

Usia Taera dan Tiras baru menginjak enam bulan, dan mereka paling suka jika ada yang mengajak mengobrol sampai tertawa. Dibandingkan Taeyong, Naura memang lebih pandai bicara dan menghibur Si Kembar. Percayalah, Taeyong lebih pandai dalam hal-hal memandikan dan mengganti popok dibandingkan harus mengajak Si Kembar bercanda. Sekalinya Taeyong ingin mengajak bercanda, yang ada Si Kembar sudah lebih dulu merasa bosan.

Sesekali Naura mengecup tangan Taera dan Tiras bergantian untuk membuat mereka tertawa. Setiap kali Si Kembar tertawa, Taeyong pasti akan ikut tertawa meskipun netranya lebih tertuju pada Naura.

"Gantengnya anak-anak Mama." Naura dengan gemas mengecup tangan Si Kembar bergantian dan berhasil membuat mereka kembali tertawa.

Taeyong mengamati wajah Naura dengan seksama di tengah tawanya karena mendengar Si Kembar yang tertawa. Taeyong sadar jika setiap harinya Naura selalu merasa kelelahan, dan itu terlihat jelas dari lingkar hitam di bawah mata Naura. Sebenarnya Taeyong dan Naura sama-sama lelah, tetapi Taeyong merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apa dibandingkan Naura.

Merawat dua anak dalam satu waktu tidaklah mudah. Apalagi tiga bulan belakangan ini Naura tidak terlalu sering dibantu oleh Rani atau Kesha. Bukannya mereka berdua tidak mau, tetapi justru Naura yang melarang. Naura merasa bahwa jika dia terus dibantu orang lain, dia tidak akan bisa mandiri dan bergantung terus pada bunda dan mama mertuanya. Selama Naura masih bisa mengatasinya sendiri, dia masih baik-baik saja.

Meskipun lelah, Naura masih bisa menampilkan sisi terbaiknya di hadapan Taeyong. Wajah lelahnya selalu berhasil dipoles riasan hingga mengurangi raut wajah lelah yang belum juga luntur.

"Aya, kamu nggak mau istirahat?" Pertanyaan itu sengaja dilontarkan oleh Taeyong karena tidak tahan melihat Naura yang sebenarnya sudah kelelahan.

Naura menoleh dan tersenyum. Ia menggeleng pelan karena masih asyik bersama Taera dan Tiras. "Enggak. Masih asyik banget ngajak main Taera Tiras."

"Tapi kamu harus istirahat, Aya. Taera sama Tiras biar sama aku aja."

"Yakin? Taera sama Tiras tuh kalau sama kamu malah bosen, terus nanti malah nangis."

UnhiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang