(Silakan Baca Hidden Words dulu)
Pengantin baru ✔
Punya anak ✔
Lalu... apa lagi?
Ikuti saja kisahnya. Kisah Taeyong dan Naura. Pasangan abu-abu yang kini jauh lebih berwarna dengan kisah barunya.
Hanya kisah sederhana yang mungkin terkesan biasa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari demi hari Taeyong dan Naura lalui dengan keadaan yang masih tidak baik, tetapi mulai ada perubahan. Naura mulai terbuka saat sesi konseling yang makin menunjukkan perkembangan, begitu juga dengan kasus hukum yang tengah dijalani oleh Taeyong. Keduanya sama-sama berjuang demi mendapatkan keadilan dan kebahagiaan yang entah masih ada untuk dinanti atau telah pupus. Satu hal yang pasti, Taeyong dan Naura berusaha berdamai dengan diri masing-masing, lalu berdamai dengan apa yang telah dilalui beberapa bulan lalu.
Waktu memang berjalan lambat, sampai Naura merasa setiap harinya ada siksaan baru, tetapi juga selalu ada obat untuk setiap luka yang diderita. Melupakan masa-masa suram dalam hidup Naura memang tidak semudah mengubah kanvas putih menjadi berwarna. Namun, usaha Naura tidak boleh berhenti di tengah jalan karena ada yang menantinya di seberang.
Meski jalan yang ia tempuh dipenuhi duri, tetapi setelah tiba dan bisa mendekap erat kembali kedua putranya dengan perasaan yang seutuhnya membaik, bahkan kalau memang Tuhan masih menghendakinya dengan takdir yang baik, ada Taeyong yang bisa ia sambut dengan sukacita selayaknya istri pada sang suami.
Untuk yang terakhir itu, Naura masih belum mampu. Melihat Taeyong yang tengah mengupayakan jalur hukum atas hal yang menimpa pada Naura masih memberikan sedikit luka. Memang kadarnya sudah berkurang, tetapi bukan berarti sudah sepenuhnya hilang. Setiap kali melihat Taeyong di sekitar rumah, perasaan was-was dan gelisah masih dirasakan hingga Naura sebisa mungkin menghindar.
Yah, nyatanya menghindari Taeyong selama mereka masih sama-sama berada di rumah adalah hal yang tidak mungkin bisa dicapai. Ada anak-anak yang harus tahu bahwa orang tua mereka baik-baik saja. Ada anak-anak yang mengharapkan kebahagiaan bagi orang tua mereka. Ada anak-anak yang ingin berbagi sukacita pada kedua orang tua mereka, bukan pada salah satunya.
Maka dari itu, Naura selalu melatih diri untuk bisa tegar saat menghadapi Taeyong. Walaupun pada akhirnya kekuatan yang ia kumpulkan hanya bertahan beberapa menit saja, itu sudah yang terbaik untuk saat ini. Taeyong juga selalu menghargai Naura, berusaha mengajaknya bicara setiap kali ada kesempatan, namun tetap hati-hati agar sang istri nyaman dengannya.
Menurut saran dari Mina, Taeyong harus selalu berusaha untuk memberikan kata-kata semangat dan ungkapan yang mewakilkan perasaannya. Walaupun kata-kata semangat dan ungkapan perasaan tidak akan terlalu digubris, tetapi sekeras apa pun Naura menolak, pada akhirnya akan ada waktu di mana ia mulai terpengaruh dan melunak.
"Aya, boleh tolong ikut aku dulu?"
Naura yang baru saja selesai mencuci piring setelah makan malam, dibuat terkejut ketika Taeyong memintanya untuk ikut bersamanya. Tanpa bersuara, Naura setuju dan mengikuti Taeyong yang lebih dulu berjalan di depannya. Taeyong membawanya ke halaman belakang, tempat di mana Naura sering menghabiskan waktu di masa-masa sulitnya saat tengah malam, jauh dari anak-anak yang tengah asyik menonton televisi. Taeyong duduk, lalu memberi kode agar Naura ikut duduk di sampingnya. Lagi-lagi Naura menurut, duduk di samping sang suami dengan jarak yang terlihat jelas memisahkan mereka.