No Longer

3.2K 449 245
                                    

Naura memboyong Taera dan Tiras ke apartemen Hendery tanpa menjelaskan banyak hal pada adiknya karena dia sedang terburu-buru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naura memboyong Taera dan Tiras ke apartemen Hendery tanpa menjelaskan banyak hal pada adiknya karena dia sedang terburu-buru. Naura mengatakan kalau dia akan memberi tahu alasannya nanti, dan Hendery tidak menahan Naura karena wanita itu punya hak untuk membawa Si Kembar ikut dengannya. Jadi saat sang kakak menjemput kedua putranya, Hendery hanya bicara sekilas dengan sejuta pertanyaan. Naura dikejar waktu, khawatir jika Taeyong berhasil menyusul dan tahu di mana tempat persembunyiannya. Namun, setelah berhasil tiba di apartemen Hendery, dia lega karena tidak ada tanda-tanda kedatangan Taeyong.

Taera dan Tiras sebenarnya bingung ketika Naura datang menjemput hingga menyuruh mereka ikut tanpa menjelaskan banyak hal. Ada banyak pertanyaan di benak mereka ketika Naura membawa mereka ke tempat asing, sedikit jauh dari rumah. Alih-alih bertanya, Taera dan Tiras memilih bungkam dan ikut saja ke mana Naura membawa.

Setibanya di apartemen Hendery, Naura meminta Taera dan Tiras untuk mandi, kemudian istirahat. Naura juga berjanji akan memberi tahu kenapa dia membawa mereka begitu saja tanpa mengatakan banyak hal. Barulah setelah kondisi mereka bertiga lebih segar, Naura mengajak Taera dan Tiras kumpul di kamar, duduk di atas kasur berukuran pas-pasan untuk ketiganya tidur.

Naura tersenyum dan menatap kedua putranya bergantian, berusaha menyembunyikan luka di balik senyumnya, menegarkan diri di tengah jiwanya yang rapuh. Kedua tangannya ia gunakan untuk mengelus puncak kepala Si Kembar, merasa bersalah harus pergi, tetapi bertahan hanya akan menambah lukanya.

"Taera, Tiras." Naura akhirnya mau membuka suara, mulai menyusun rangkaian kata untuk menjelaskan apa yang menjadi pertanyaan anak-anak. "Selama libur sekolah, kita tinggal di sini dulu. Kebetulan ... Papa sibuk banget karena di galeri banyak acara yang lagi dipersiapkan. Jadi, kita bertiga di sini dulu buat sementara. Kalau Papa udah nggak sibuk, nanti pulang sama Papa ke rumah."

Taera dan Tiras menyimak setiap kata yang terucap dari bibir Naura. Mereka mungkin tidak banyak tahu apa yang terjadi di belakang layar hingga Naura nekat melakukan tindakan impulsif, tetapi sadar ada yang janggal di balik perkataan Naura.

"Nanti pulangnya bareng Mama juga, 'kan?" tanya Taera, sadar ada makna lain di balik kalimat terakhir Naura. "Enggak kami berdua aja."

Naura tidak mungkin menjawab 'iya', karena jiwanya yang rapuh sudah terlalu terlambat untuk kembali. Namun, dia tidak mungkin berkata 'tidak', karena kedua putranya pasti jauh lebih terpukul.

"Kita lihat nanti, ya." Hanya itu yang bisa Naura jawab.

"Mama nggak akan kerja, 'kan?" Kali ini giliran Tiras yang bertanya.

Naura melebarkan senyumnya dan menggeleng. "Mama nggak akan kerja. Mama bakal di sini sama kalian terus. Jadi, sepanjang liburan, kalian bisa sama Mama."

Taera dan Tiras tersenyum lega, setidaknya mereka menghabiskan waktu yang banyak dengan Naura. Tanpa mengatakan banyak hal, Si Kembar memeluk Naura, menguatkan sang mama yang begitu rapuh dan butuh perlindungan. Pelukan kedua putranya begitu hangat, sedikit mengembalikan jiwa yang hampir hilang.

UnhiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang