Rencana Pengantin Baru

9.4K 884 104
                                    

Warning!

"Aduh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aduh ... pengantin baru auranya beda, ya."

Ucapan Nadine membuat Naura salah tingkah. Naura yang sedang makan siang jadi berhenti karena berusaha menghilangkan rasa malunya. Padahal sejak pagi di kantor, sebutan pengantin baru terus diucapkan pada Naura. Sekarang Nadine pun melakukan hal sama.

"Udah seminggu, Nad." Naura mengingatkan. "Udah nggak baru."

"Masih baru, Naura. Masih baru banget," koreksi Nadine dengan tegas. "Baru beberapa bulan juga masih disebut pengantin baru."

"Oh, ya?"

"Iya."

Naura manggut-manggut. Naura memang tidak mengerti sampai kapan istilah pengantin baru disematkan padanya dan Taeyong.

Pernikahan Taeyong dan Naura baru berjalan satu minggu. Masih sangat baru dan masih sangat manis. Sebelum tidur ada yang mengucapkan selamat malam. Setiap bangun ada yang menyambut. Tidak ada lagi rasa canggung untuk berangkat dan pulang bekerja bersama-sama.

Semua dilakukan berdua. Dunia terasa milik berdua. Taeyong dan Naura merasa seperti pasangan paling bahagia setelah menikah.

Saat ini Naura dan Nadine sedang makan siang bersama. Naura baru kembali bekerja setelah mendapatkan cuti satu minggu. Nadine sudah tidak bekerja dan fokus menjadi ibu rumah tangga.

Padahal Elgard setuju saja kalau memang Nadine ingin terus bekerja, tapi sepupu Naura itu lebih memilih berhenti karena takut fokusnya terbagi dua. Maklum, Nadine punya kelemahan kalau harus melakukan dua hal dalam sekaligus.

Bekerja dan menjadi ibu rumah tangga sekaligus bukan dalam jangkauan Nadine, maka dia harus memilih salah satunya. Nadine mengajak Naura makan siang karena katanya dia ngidam ingin makan siang dengan pengantin baru. Entah alasan konyol itu harus membuat Naura senang atau malah kesal.

Tapi, yasudahlah. Namanya juga ibu hamil. Lebih baik mengabulkan keinginan ibu hamil supaya tidak membuat pusing kalau menolaknya.

"Gimana rasanya setelah nikah sama Taeyong, Ra? Seneng?"

Naura mengangguk sambil mengembangkan senyumnya. "Senenglah. Siapa yang nggak seneng kalau habis nikah?"

"Kali aja senengnya double karena kamu nikahnya sama Taeyong. Laki-laki limited edition yang akhirnya nggak melajang lagi."

Pujian Nadine terdengar sedikit berlebihan di telinga Naura. Walaupun memang banyak juga yang berpikiran hal sama seperti Nadine. Well, Taeyong memang bukan orang biasa saja. Dari segi fisik sudah mendukung untuk membuat para wanita mengantre supaya bisa dipinang oleh Taeyong. Dari segi sifat, Taeyong sudah bisa menjadi suami idaman semua wanita.

UnhiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang