Kegiatan pagi di kediaman Taeyong dan Naura tidak ada yang berbeda, apalagi saat weekend. Hal pertama yang mereka lakukan setelah bangun adalah mandi, dan merapikan setiap sisi rumah. Setelah Si Kembar bangun, barulah kegiatan mereka berganti dengan memandikan Si Kembar bersama. Taera dimandikan oleh Taeyong, sementara Tiras dimandikan oleh Naura.
Bulan depan Si Kembar sudah berusia satu tahun, jadi kegiatan mandi menjadi hal yang menyenangkan untuk mereka berdua. Taera dan Tiras jadi sering memainkan air ketika sedang mandi, dan tentu saja itu sedikit merepotkan untuk Taeyong dan Naura. Apalagi kalau mereka berdua sampai enggan untuk menyelesaikan sesi mandi yang tidak bisa dilakukan terlalu lama. Taeyong dan Naura harus pandai-pandai mencari cara agar Si Kembar mau keluar dari dalam bak mandi.
"Kamu cium-cium mereka terus. Nanti mereka risi," ujar Taeyong ketika Naura yang sering mencuri-curi waktu untuk mencium pipi Si Kembar.
"Emangnya kalian risi Mama cium terus?"
Seolah paham, Tiras langsung mengangkat tangannya untuk meraih wajah Naura agar tak menjauh darinya. Naura yang peka kembali mengecup pipi Tiras, lalu mengecup pipi Taera agar putra pertamanya pun tidak merasa iri. Namun, bukannya salah satu putra kembarnya yang iri, justru Taeyong yang iri karena dia tidak mendapat giliran untuk mendapat kecupan dari Naura.
Kalau Naura sudah fokus pada Si Kembar, Taeyong bisa diabaikan.
"Kamu nggak mau cium aku juga, Aya?"
"Enggak. Aku lebih suka cium anak-anak. Mereka lebih gemesin."
Meski Naura sedang tidak bercanda, tetapi apa yang dia katakan berhasil membuat Taera dan Tiras tertawa puas. Suasana pagi begitu menyenangkan, dan berjemur di tengah sinar mentari pagi terasa begitu hangat. Sehangat keluarga kecil Taeyong dan Naura yang tengah menikmati waktu bahagia yang mereka bagi bersama.
"Jujur, ya. Aku tuh nggak suka lho sama yang namanya berjemur." Naura mulai menceritakan tentang dirinya pada Taeyong. Meski sudah menikah, rasanya masih ada banyak hal yang belum Taeyong tahu tentang Naura. "Aku tuh kalau disuruh berjemur sama Bunda setiap pagi, pasti langsung kabur ke kamar. Aku juga kunci pintunya biar Bunda nggak masuk ke kamar."
Taeyong tertawa mendengarnya. Rupanya Naura yang kalem sekarang, begitu berbeda dengan dirinya dulu yang bisa dibilang nakal untuk seusianya.
"Pas aku masih kecil, aku juga suka susah disuruh-suruh sama Mama." Giliran Taeyong yang mulai menceritakan masa kecilnya. "Kalau disuruh, aku pasti langsung marah. Aku juga nggak mau ngomong kalau Mama masih sering nyuruh-nyuruh aku."
Ternyata Taeyong yang dulu sangat keras kepala. Untung sekarang tidak begitu. Taeyong jauh lebih pengertian dan juga peka. Taeyong yang sekarang selalu berhasil membuat Naura makin jatuh hati dengan segala kepribadian yang ada pada dirinya.
"Kalau inget dulu, orangtua tuh repotin banget suka nyuruh-nyuruh." Naura memberi jeda sejenak dan melebarkan senyumnya. "Tapi setelah jadi orangtua, ngurus anak itu emang capek banget. Orangtua nyuruh kita hal-hal sederhana, tapi kita malesnya bukan main kayak mau disuruh buat berkorban nyawa. Beda sama orangtua yang justru udah berkorban nyawa, tapi jarang ngeluh di depan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhidden
Fanfiction(Silakan Baca Hidden Words dulu) Pengantin baru ✔ Punya anak ✔ Lalu... apa lagi? Ikuti saja kisahnya. Kisah Taeyong dan Naura. Pasangan abu-abu yang kini jauh lebih berwarna dengan kisah barunya. Hanya kisah sederhana yang mungkin terkesan biasa...