Mengambil Keputusan

5K 594 204
                                    

Buat yang baca thread di twitter aku, ada informasi di akhir cerita. Jadi, silakan baca sampai selesai untuk tahu informasinya ^^

Enjoy 💚

Kalau usia kehamilan sudah menginjak tujuh bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau usia kehamilan sudah menginjak tujuh bulan ... artinya Naura sudah mulai memasuki trimester ketiga. Pada trimester ketiganya, Naura merasa beban di tubuhnya makin terasa. Terlebih dia hamil anak kembar dan pasti bebannya jauh lebih berat.

Selama kehamilannya ini, Naura merasa cukup nyaman saat bekerja. Tetapi belakangan ini, Naura mulai merasa terhambat. Naura sadar fokusnya mulai kurang ketika bekerja—mengingat pekerjaannya membutuhkan kosentrasi yang banyak. Kakinya selalu sakit setiap kali akan duduk dan berdiri.

Naura sangat tahu kalau kehamilannya cukup banyak menghambat pekerjaannya. Bukannya Naura ingin menyalahkan kehamilannya, ya. Justru Naura jadi sadar kalau dia tidak bisa lagi bekerja dengan kondisinya. Ditambah setiap kali Naura mengingat dia hamil anak kembar. Pasti saat setelah melahirkan, Naura harus lebih ekstra merawat dua putranya.

Ya, putra. Naura hamil dua anak laki-laki yang sesuai keinginannya. Merawat anak kembar, apalagi laki-laki, pasti tidak akan mudah. Naura tidak mungkin tetap bekerja setelah melahirkan. Ya, mungkin masih bisa kalau Naura nekat. Toh, bundanya tidak akan masalah merawat kedua putranya. Mengingat Rani sendiri sudah ingin sekali menimang cucu.

Namun, Naura tidak ingin meninggalkan tanggung jawab besarnya demi hal lain. Naura harus mau memilih salah satu untuk menjadi fokus utamanya. Di saat seperti ini, Naura harus bisa membuat pilihannya.

"Ini kamu tumben banget minta warnain kuku. Ngidam nih ceritanya?"

Naura hanya bergumam sambil mengamati Taeyong yang mewarna satu per satu kuku di jari tangannya dengan sangat hati-hati. Naura tak berhenti tersenyum ketika melihat Taeyong yang begitu fokus dengan tugasnya. Ditambah melihat Taeyong yang kaku saat memoles kuku Naura dengan kutek warna biru. Tetapi hebatnya, hasil yang diberikan Taeyong sangat rapi dibandingkan kalau Naura yang memakainya sendiri.

"Taeyong, aku mau ngasih tahu sesuatu. Tapi jangan marah, ya."

Taeyong bergumam dan mengangguk. Ia sedang fokus, jadi tidak bisa banyak memberikan respon.

"Aku udah ngundurin diri dari kantor."

Hampir saja Taeyong mewarnai punggung tangan Naura kalau seandainya dia tidak mengendalikan gerakannya. Taeyong mendongak dan menatap Naura penuh tanya akan kebenaran yang dikatakan oleh istrinya.

"Kamu jangan bercanda, Aya."

"Aku nggak bercanda," ujar Naura seraya menggeleng. "Aku beneran udah ngasih surat pengunduran diri ke kantor tadi pagi."

Taeyong meletakkan kutek di atas nakas dan kini benar-benar menaruh atensinya pada Naura. Apa yang Naura katakan benar-benar mengejutkannya.

"Kenapa ngundurin diri? Kamu nggak diskusi dulu lho sama aku."

UnhiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang