(Silakan Baca Hidden Words dulu)
Pengantin baru ✔
Punya anak ✔
Lalu... apa lagi?
Ikuti saja kisahnya. Kisah Taeyong dan Naura. Pasangan abu-abu yang kini jauh lebih berwarna dengan kisah barunya.
Hanya kisah sederhana yang mungkin terkesan biasa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Papa, ini bener?”
Saat ini, Keluarga Lee sedang berkumpul di ruang tengah, di mana Taeyong sedang membantu Tiras dengan tugasnya dari sekolah, sementara Taera sibuk dengan bacaannya. Naura duduk tak jauh dari tempat Taeyong dan Tiras, jadi dia mengamati dua orang yang masih sama-sama sibuk dengan tugas yang sedang dikerjakan.
“Bener, Nak. Berapa soal lagi sekarang?”
“Tinggal satu lagi, Pa. Boleh nanti aja?”
“Sekarang aja, ya. Biar nanti Tiras bisa tenang kalau semua tugas udah dikerjain sampai selesai.”
Tiras tampak keberatan karena dia enggan untuk mengerjakan tugas yang menurutnya cukup sulit. Well, seharusnya dia mengikuti saran Taera yang sudah selesai dengan tugasnya tanpa menunda-nunda. Akhirnya Tiras malah kena batunya, mengerjakan tugas yang seharusnya bisa selesai dua hari lalu, tetapi baru ia selesaikan sekarang saat malam hari.
Meski terlihat keberatan, Tiras tetap mengerjakan tugasnya dengan bantuan Taeyong, serta sesekali Taera ikut bergabung untuk mengawasi adiknya. Naura? Masih tetap di posisi yang sama sembari menatap kembar tiga yang tingkahnya menggemaskan.
Besok adalah weekend dan menjadi hari yang paling ditunggu oleh Naura setelah ia kembali bekerja. Ya, Naura berhasil diterima di penerbitan yang direkomendasikan oleh Mela dan memulai kesibukannya sebagai editor lagi seperti sebelas tahun lalu.
Awalnya Naura sedikit kaku, tetapi karena rekan-rekan kerjanya baik dan mau memberi bimbingan, dia jadi nyaman dan bisa beradaptasi dengan baik. Dua hari bekerja, Naura mulai merasakan kesibukannya dan masih harus membiasakan diri dengan kegiatan barunya.
Dalam waktu singkat saja, perbedaan bisa dirasakan sangat jelas oleh Naura. Pagi-pagi sekali dia harus bangun untuk siap-siap bekerja, tidak lupa juga untuk anak-anak dan suami. Naura tidak bisa bertemu anak-anak setelah bekerja yang dititipkan ke istri Hendery, lalu baru kembali bertemu saat sore usai pekerjaannya selesai.
Meski Naura bisa beradaptasi dengan pekerjaan, rupanya tidak mudah beradaptasi dengan jadwal baru. Rasa khawatir untuk terus tahu kabar anak-anak jadi tantangan sendiri bagi Naura yang tidak terbiasa meninggalkan Taera dan Tiras. Belum lagi, Naura juga harus memerhatikan Taeyong yang … rasanya makin jauh darinya.
Naura selalu menyempatkan diri untuk memberi kabar di tengah pekerjaannya pada Taeyong dan untungnya pria itu mau merespon baik. Namun setelah di rumah, semuanya terasa lain karena Taeyong tidak mendekat, tetapi juga tidak menjauh. Naura selalu ingin membicarakannya, tetapi dia pun lelah setelah bekerja, jadi kesempatan itu selalu tidak ada.
“Udah selesai, ‘kan? Nah, sekarang kalian tidur.”
Suara Taeyong menyadarkan Naura yang tanpa sadar tengah melamun. Taera dan Tiras berdiri dari sofa, lalu pamit pada orang tua mereka untuk masuk ke kamar dan tidur. Tak lama setelah Si Kembar masuk, Taeyong dan Naura juga pergi ke kamar untuk istirahat. Melihat ada kesempatan untuk bicara, membuat Naura segera mencari kata-kata yang tepat untuk bisa mengajak Taeyong bicara. Hari ini mereka berdua sama-sama lelah setelah bekerja, jadi pasti Taeyong sedikit sensitif kalau Naura tidak hati-hati saat bicara.