Extra: Menuju Hari Bahagia

2.8K 221 156
                                    

Extra chapter terakhir. Jangan lupa ramaikan karena setelah ini gak ada update lagi ^^

Naura menyimak cerita dua temannya saat SMAㅡSonya dan Jenaㅡseputar pernikahan mereka yang sudah berjalan selama beberapa tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naura menyimak cerita dua temannya saat SMAㅡSonya dan Jenaㅡseputar pernikahan mereka yang sudah berjalan selama beberapa tahun. Di antara teman-teman sekolah Naura, Sonya dan Jena masih berhubungan cukup dekat dengannya. Tidak heran karena mereka berdua juga teman satu kampus Naura meski di fakultas yang berbeda. Selama menunggu makan siang siap, Sonya dan Jena lebih banyak menceritakan hal yang bahagia, seperti memiliki anak dan suami yang idaman.

Ada juga cerita yang kurang menyenangkan seperti perdebatan kecil yang pernah terjadi karena hal-hal sederhana. Selebihnya tetap hal baik. Sonya serta Jena menikah setelah lulus kuliah. Sekarang anak-anak mereka sudah memasuki TK, jadi yang Sonya serta Jena bicarakan adalah kesibukan mengurus anak yang mulai sekolah. Naura menjadi pendengar setia karena dia sendiri bingung harus merespon seperti apa sebagai orang yang belum menikah.

Paling hanya bereaksi ketika Sonya dan Jena menunjukkan foto anak-anak mereka sekarang. Omong-omong, Naura tidak begitu iri saat mendengar cerita dari kedua temannya karena sebentar lagi akan merasakan pengalaman yang sama. Ya, pernikahannya dengan Taeyong akan diadakan satu bulan lagi. Sampai saat ini, Naura belum memberi tahu siapa yang akan menikah dengannya. Bukan karena tidak mau, tetapi karena tidak ditanya. Kalau Sonya dan Jena tidak bertanya, maka Naura juga tidak ingin cerita begitu saja. Alasannya karena Naura yakin kalau kedua temannya tidak akan percaya dengan siapa Naura menikah.

"Tapi jujur, aku kadang suka kangen masa-masa sebelum nikah. Kalau udah nikah 'kan semuanya dibatasi, ya. Sementara sebelum nikah, bisa ngapain aja gitu tanpa perlu izin ke suami."

Sonya mengangguk setuju dengan cerita Jena. "Aku juga ngerasa gitu, tapi emang udah pilihan mau nikah muda. Untung aja suami aku nggak larang buat kerja."

"Sama banget. Walaupun dibatasi, tapi kalau soal masalah kerja masih didukung-dukung aja. Jadi iri sama Naura yang masih lajang."

Naura tersenyum kikuk, mengangguk saja di saat ia sudah ingin memberi tahu kalau sedang mempersiapkan pernikahan. Sekali lagi, Naura tidak akan cerita kalau tidak ditanya.

"Tapi kalau pacar ada kali, Ra," ujar Sonya yang mulai penasaran dengan kisah asmara temannya. "Apa jangan-jangan mau nikah?"

"Gitulah," jawab Naura yang sedikit malu saat Sonya akhirnya mau membahas hal tersebut. "Satu bulan lagi."

Sonya dan Jena otomatis bersorak dan ikut senang mendengar kabar baik yang sudah lama ingin mereka dengar. Melihat dua temannya yang semangat, tidak terlalu membuat Naura ikut senang karena masih ada yang ia khawatirkan. Kalau sampai salah satu dari mereka bertanya siapa calon suaminya, Naura tidak yakin Sonya dan Jena akan percaya begitu saja, lalu ia akan dianggap halu lagi seperti saat sekolah. Naura akan lebih tersinggung karena kali ini yang dikatakannya memang nyata, bukan sebatas imajinasi sebagai penggemar seperti sekolah dulu.

UnhiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang