Pulang (2)

3.2K 430 203
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Naura membuka matanya saat mendengar suara alarm dari ponselnya. Dengan enggan ia meraih ponselnya untuk mematikan alarm yang mengganggu, kemudian meletakkannya kembali di atas nakas. Baru saja Naura akan turun dari kasur, ia merasakan ada lengan yang melingkar di sekitar pinggang hingga perutnya, mengurung dia agar tak bisa bergerak turun dari kasur sedikit pun. Naura perlahan menoleh dan menemukan Taeyong yang masih terlelap, tampak tenang seolah tidak terganggu saat Naura berusaha melepaskan diri dari pelukan yang sejujurnya masih tidak terbiasa ia terima.

Sebulan berlalu sejak pertama kali Taeyong dan Naura tidur di kamar bersama, kini mereka sudah sekamar lagi setiap hari, meski kadang masih canggung di waktu-waktu tertentu. Namun, dibandingkan saat pertama, Naura tak sekaku itu karena mulai lebih santai dan tak menghindari Taeyong lagi. Sebenarnya Taeyong jarang memeluk, bahkan pelukan yang sekarang diterima Naura saja adalah hal yang mengejutkan baginya. Oke, beberapa malam terakhir setiap Naura bangun, pasti Taeyong sudah memeluknya seperti sekarang. Rasanya ... menyenangkan, tetapi masih tidak nyaman untuk ia terima.

"Kamu mau ke mana?"

Suara serak Taeyong membuat Naura yang berusaha untuk turun, seketika diam di tempat dan mengurungkan niat awalnya. Naura jadi tidak tenang. Bahkan berharap Taeyong hanya mengigau dan akan kembali tidur, jadi Naura bisa turun dan siap-siap membuat sarapan serta membersihkan rumah. Untuk beberapa detik, tidak ada suara yang membuat Naura yakin kalau Taeyong hanya mengigau. Namun, yang ia kira nyatanya tak terjadi karena Naura bisa merasakan lengan Taeyong mengeratkan pelukannya, menandakan bahwa pria itu tak kembali tidur.

"Aku ... mau mandi." Naura akhirnya menjawab sambil berusaha melepas lengan Taeyong.

"Bareng?"

"Enggak."

"Yaudah, jangan mandi."

Astaga! Naura bisa gila kalau Taeyong terus menempel seperti ini. Naura tak sepenuhnya menolak, hanya saja masih butuh membiasakan diri dengan perubahan-perubahan yang ada pada hubungannya dengan Taeyong. Naura tidak bergerak lagi atau mencoba untuk turun, membiarkan dirinya dalam pelukan Taeyong yang tidak ada tanda-tanda untuk dilepas. Entah Taeyong sudah membuka matanya atau masih terpejam dengan keadaan sadar, Naura tak mau tahu karena yang terpenting dia bisa bebas.

"Kamu masih ingat Samuel?"

Oh, rupanya Taeyong belum tidur dan malah menyebut nama pria yang masih diingat Naura dengan baik.

"Dua hari lalu balik ke Indonesia dan sekarang mau ke sini."

Naura terbelalak mendengarnya, kemudian tersenyum mendengar kabar baik untuknya. Terakhir bertemu Samuel saat anak-anak berusia tiga tahun di hari pernikahannya. Setelah itu, Naura tak lagi bertemu Samuel karena kembali ke New York beserta isrtinya. Sudah lama sekali tak bersua dengan teman baik, jadi Naura tak sabar untuk berjumpa dengan Samuel yang entah bagaimana rupanya sekarang setelah menikah.

UnhiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang