"yaudah yok" Boy menggengam tangan Keysa."tangannya ga usah nempel nempel juga kali" ketus Keysa. Keysa orangnya emang ga suka dengan cowok yang mudah banget megang-megang cewek. Jangankan cowok yang baru ia kenal maupun ga ia kenal sama sekali, Gibran yang Abangnya aja, kalo genggam tangan Keysa langsung kenak tampol.
Untung teman, jadi harus jaga wibawa dikit, ndak mungkin main tampol-tampol langsung hehe.
Boy terkekah lalu melepaskan genggaman tangannya. "hehe maaf". Keysa tidak mengubrisnya. Ia malah meninggalkan Boy dengan jalan terlebih dahulu menuju kantin.
"nanti Abang latihan basket, persiapan untuk lomba" ujar Gibran yang berpapasan dengan Keysa saat ia hendak ke kantin. Keysa yang mengerti maksudnya hanya mengangguk lalu melanjutkan jalannnya yang sempat tertunda untuk menuju kantin dan pastinya Boy masih setia berada di belakangnya.
"jan macem-macem lo" bisik Gibran pada Boy tepat ditelinga kirinya. Boy membalas dengan senyum kecutnya lalu mengedipkan mata kirinya.
Lemah lo njrit.
Sesampai di kantin, Keysa baru teringat bahwa ia lagi ngambek dengan Gibran. Kenapa gua main angguk-angguk aja hehh. Keysa membuang nafasnya kasar. Kali ini dia gagal lagi untuk mogok bicara dengan Gibran.
"lo mau mesan apa?" tanya Boy yang baru duduk tepat di depan Keysa.
"samain aja dengan lo" tutur Keysa. Boy yang baru duduk pun kembali berdiri untuk menuju salah satu stand yang tak jauh dari tempat mereka.
"nih" lima menit kemudian Boy membawa dua mangkuk nasi goreng yang pedasnya level tiga dan duduk ditempatnya semula.
"makasih, oh ya minumannya?" tanya Keysa yang melihat Boy tidak membawa minuman.
"nanti diantar sama mamangnya" tukas Boy.
Beberapa menit kemudian datang mamang penjual minuman, ia meletakkan 2 jus mangga diatas meja Keysa dan Boy. "makasih mang" ucap mereka kompak. Dibalas anggukan plus senyuman oleh mamang.
Hening.
"oh ya lo suka pedas juga?" tanya Keysa membuka pembicaraan. Boy membalas dengan anggukan lalu meminum jusnya untuk menghilangkan rasa pedas.
"haha ngakak gua nengok lo kek gitu" tawa Keysa dengan menyuapkan suapan terakhir ke mulutnya.
"gua udah habis ni. Ayo masa lo cemen sih" sindir Keysa pada Boy yang nasi gorengnya tinggal seperempat dari piringnya. Boy tak membalasnya, ia sibuk dengan makanannya. Keysa yang merasa bosan pun mengeluarkan ponselnya untuk membuka aplikasi Instagram.
"yo yo wetsap brooo" sorak orang yang baru memasuki kantin dan membuat mata para human melirik ke arah nya. Siapa lagi kalo bukan Gilang. Dengan santainya Gilang berjalan begitu saja diiringi oleh Gibran dan Raynald tanpa memperhatikan beribu pasang mata yang memperhatikan mereka.
"hai nona cantik udah selesai makan?" tanya Raynald saat mereka sampai di meja Keysa dan Boy berada.
"nona-nona, nama ambo tu Keysa bukan nona" ketus Keysa yang masih fokus dengan benda pipih ditangannya.
*ambo = saya, aku.
"minggir lo" titah Gilang pada Boy. Dengan malas Boy bergeser sehingga posisi mereka sekarang duduk berempat. Gibran, Boy, Raynald dan Gilang duduk di kursi panjang dan Keysa duduk di kursi panjang satunya lagi, yang mana Gibran tepat berada di depan Keysa duduk.
"ga sopan" masih dengan nada tak suka Keysa tuturkan.
"pesani gih kami makanan" ujar Gilang dengan nada menyuruh pada Boy.
"apa si udah tau dia lagi makan pake disuruh-suruh segala" dumel Keysa yang berhenti memainkan ponselnya.
"sini biar Key aja yang beliin" lanjut Keysa lalu meletakkan ponselnya ke saku rok sekolahnya.
"beli apa?" tanya Keysa seraya berdiri dari duduknya.
"bakso tiga ga pedas" kali ini Gibran yang berbicara. Isss masa adek sendiri mau di suruh suruh gini sih, dasar abang be*o.
"yang ikhlas" lanjut Gibran. Sepertinya ia tau isi hatinya Keysa saat ini. Dengan langkah nahan marah, Keysa menerobos semua orang yang berada di kantin sehingga ia kenak umpat sendiri akibat ulahnya.
🍃🍃🍃
Kring... Kring... Kring...
Bel pulang sekolah telah berbunyi, hampir semua siswa berhamburan keluar kelas. Ada yang langsung tancap gas untuk bergegas kerumahnya maybe rindu masakan emaknya. Ada yang mojok maybe karena tadi tidak ketemu saking sibuknya atau maybe mereka sedang di fase buchin. Ada juga yang tetap di skull dengan mengikuti ekstrakulikuller untuk mengembangkan bakatnya biar lebih-lebih dari sebelumnya.
Lain dengan Keysa, ia memang tidak ada jadwal ekstrakulikuller, tapi ia harus menunggu Gibran untuk latihan basket.
"ngapain lo masih disini?" tanya Keysa seperti nada sedang mengusir tapi niatnya ga ngusir kok.
"nungguin lo" jawab Boy.
"lo kalo mau pulang duluan aja. Gua mau nungguin bang Gibran latihan basket dulu" terang Keysa pada Boy yang sedari tadi tidak keluar-keluar dari ruangan kelas.
"gua tungguin lo aja" balas Boy. Keysa menghela napasnya pelan. Pasrah.
"yaudah yok ke lapangan" tutur Keysa yang sudah menghitung jumlah buku yang telah ia masukkan ke dalam tas agar sama dengan jumlah buku yang ia bawa ke sekolah. Boy mengangguk. Mereka berdua berjalan menuju lapangan basket. Sesampai disana mereka duduk di podium khusus untuk penonton.
"lo ga mau ikut basket?" tanya Keysa saat mereka baru menduduki pantatnya disana.
"tengok ntar aja"
"kalo lo mau ikut, ikutan aja kali lagian ketuanya abang gua kok"
"oh ya lo udah tau kan kalo gua sama bang Gibran kakak beradik" lanjut Keysa. Dibalas anggukan oleh Boy.
"gitu gitu abang gua ga terlalu famous loh di sini, habisnya disini ga terlalu memandang jabatan kek novel-novel yang pernah gua baca hehe"
"tapi kalo dipikir-pikir, ga ada loh kekurangan abang gua. Dia udah ganteng, atletis lagi, badannya kekar, ketua basket di SMA ternama, sayang sama gua..."
"bagi gua tu dia seperti emas, kalo orang tu mau mendapatkannya maka ia harus membelinya dengan harga yang sangat mahal bahkan dapat mengguras dompet habis habisan. Hm gua pribadi sih berapa pun harganya pasti gua beli tu emas tapi dengan syarat kalo ia benar benar seperti bang Gibran" jelas Keysa panjang lebar. Boy menyimak setiap kata demi kata yang dilontarkan Keysa.
"yalah apa daya gua yang cuma anak tunggal" lirih Boy.
"eh maaf, maaf, gua ga bermaksud buat lo..." Keysa merasa bersalah.
"udah sans aja kali, lagian gua becanda doang kok"
"jadi lo ga anak tunggal?"
"gua anak tunggal"
"tapi tadi lo bilang cuma becanda"
"haha maksud gua tu, gua emang anak tunggal tapi masalah, hah ga tau lah gua, pusing gua jelasinnya" terang Boy apa adanya.
Hahaha. Keysa tertawa.
"tu anak basket udah mulai latihan" Boy mengalihkan pembicaraan. Untung ada anak basket.
🍃🍃🍃
Tinggalkan jejak dan comment ya :)
11 Mei 2020
12.57 WIBFOLLOW INSTAGRAM & TIKTOK :
fadhilapy
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA (TAMAT)
Подростковая литератураKISAH KEHIDUPAN Keysa yang selalu terombang-ambing oleh permasalahan yang ada. Kejadian demi kejadian yang tak terduga selalu datang silih berganti. 𝗜𝗻𝘀𝘁𝗮𝗴𝗿𝗮𝗺 : fadhilanggraini Copyright©2020 by FadhilaAnggraini (#CeritaPertama)