Seiring perjalanan waktu, akhirnya Keysa menerima semua kenyataan yang tidak seharusnya terjadi itu. Tepat di hari ini, bulan ketiga semenjak orang tuanya dinyatakan meninggal dunia dan pastinya Keysa udah mengikhlaskannya."Key sarapan yok" sapa Gibran dari depan pintu kamar Keysa. Namun sang empu masih berada di bawah alam sadar.
"masih molor aja nih anak" celetuk Gibran lalu masuk ke dalam kamar Keysa dan menggoyang-goyangkan badan Keysa.
Keysa menggeliat dalam tidurnya "kenapa bang?" tanya Keysa, suara khas orang baru bangun tidur.
"sarapan"
"masih jam 6 pun bang, lagian ini hari minggu" ujar Keysa yang baru saja melihat ponselnya yang tepat berada disampingnya.
"ni bocah ya!! sekarang tu hari senin, Key" oceh Gibran.
Keysa tidak memperdulikan suara Gibran, ia menggangap bahwa suara itu berasal dari radio rumahnya yang rusak. Meskipun kenyataan tak seperti yang terdengar. Lagi pula tadi ia sudah memastikan bahwa hari ini adalah hari minggu dan tidak mungkin jika ia salah lihat.
"Keysa ini tu hari senin cepat bangun, habis tu mandi terus sarapan" sorak Gibran menarik tangan Keysa untuk bangun dari tidurnya.
"apasi bang udah tau ini hari minggu". Keysa masih keukeh pada pendiriannya.
"apa kamu lupa! kalo kamu atur ulang hp pake bahasa inggris" Sontak Keysa terduduk. Keysa memang sulit untuk membedakan bahasa inggris hari minggu dan hari senin, kadang ia suka terbalik-balik dalam menerjemahkan dua hari itu.
"tunggu Key dibawah ya bang" titah Keysa lalu grasak-grusuk untuk mengambil daftar, baju yang akan dipakai dan terakhir ia ambil handuk lalu pergi ke kamar mandi. Gibran menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Keysa yang menggila jika udah deadline.
"Key udah siap, yok" teriak Keysa sedang menuruni anak tangga yang terakhir.
"makan dulu" saran Gibran yang masih asik memainkan ponselnya.
"udah jam setengah 7, bang" cetus Keysa seraya duduk di kursi yang ada di salah satu meja makan.
"udah makan aja dulu, masalah itu tenang aja"
"gak Key ga mau" sifat keras kepala Key muncul.
"yaudah ga usah sekolah"
"yaudah"
"untung gua ga ada ulangan hari ini" monolog Gibran dengan sangat keras. Mengingat semalam ia berencana untuk melihat apakah Keysa udah tidur apa belum, sesampai di kamar Keysa ia malah melihat sang adik sedang belajar lalu Gibran berlalu begitu saja, tidak ingin mengganggu Keysa belajar.
"eh ya gua ada ulangan hari ini" desis Keysa pada dirinya sendiri seraya menepuk jidadnya. Gibran masih bisa mendengar kalimat itu dengan jelas.
Keysa pasrah. "yaudah iya Key makan"
Setelah Keysa selesai sarapan, Keysa dan Gibran berangkat sekolah dengan menggunakan mobil lamborgini yang ia lihat dibawa orang tuanya saat bertemu di alam mimpi.
"etsss salam dulu woyy enak aja main celenang-celonong gitu aja" omel Gibran saat mereka udah sampai di parkiran dan ia melihat bahwa Keysa ingin membuka pintu mobil tanpa pamit sepatah kata pun.
"harus bat ya" cicit Keysa yang mengurungkan niatnya. Dibalas gelengan oleh Gibran yang menandakan bahwa hal itu tidak begitu penting untuk dilakukan.
"yaudah" ketus Keysa. Gibran diam tak membalas apapun.
"bang Gibrannnnn" teriak Keysa kepada orang yang masih berada di sampingnya.
Hehe mamposkan lo, gua kerjain!!
"Apasi main teriak-teriak aja!!" gerutu Gibran lalu mengambil ponsel yang berada disaku celananya kemudian memainkannya.
"pintunyaa" masih dengan nada teriakkan tapi tak sebesar tadi.
"kenapa?" tanya Gibran dengan tampang yang rasanya ingin Keysa tampar. Gibran masih menatap layar ponselnya.
"ntar lagi bel bang!!!"
"masih ada 10 menit lagi" pungkas Gibran.
"yaudah"
"yaudah apa?". Keysa tidak menjawabnya.
Hening.
"bang Gibran, Key pamit dulu ya mau ke kelas. Assalamu'alaikum abangnya Key yang ganteng bat melebihi Justin bibir" kata Keysa dengan nada lembut selembut-lembutnya. Lagian waktu masuk tinggal 5 menit lagi, apalagi hari ini hari senin, mau ga mau harus upacara.
"dari tadi kek! yaudah belajar yang rajin" gumam Gibran seraya membuka kunci pintu mobil. Keysa berlalu begitu saja saat Gibran membuka kunci pintunya.
Eh tunggu dulu Justin bibir saha eta?
"Keyssaaaaaaa" teriak Gibran yang masih berada di dalam mobil. Keysa yang mendengarkan teriak itu pun terkekeh.
🍃🍃🍃
"makin hari bukan malah tambah akur, malah tambah cocok buat meranin tom and jerry versi manusianya" celutuk Rara, teman Keysa yang melihat adegan kakak beradik tadi, tapi mereka tidak terlalu akrab satu sama lain.
"hehe ada-ada aja lo"
"yodah yok upacara" lanjut Keysa usai meletak tasnya.
Upacara senin merupakan hal yang paling di tunggu-tunggu oleh orang yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, begitu sebaliknya. Buat orang yang memiliki jiwa nasionalisme yang masih dibawah standar atau tepat banget berada di bagian standar, maka ia akan mengeluh untuk mengadakan upacara senin setiap minggu nya.
Begitu yang selalu ada di pikiran Keysa, bukan karena ia memiliki jiwa nasionalisme yang standar atau dibawah standar. Ia hanya malas jika harus berurusan dengan sinar matahari. Keysa selalu mencari cara untuk menghindari upacara senin, namun semua usahanya selalu gagal. Sampai-sampai ia muak sendiri dengan ide-ide yang menurut ia udah bagus, namun masih terciduk oleh kaki kanan, kaki kiri, tangan kanan, tangan kirinya sekolah.
Tapi kali ini kepalanya benar benar berat banget. Keysa menahannya agar guru yang berjaga tak menuduh yang sembarangan.
Satu. Dua. Tiga. Empat. Lima. Enam. Tujuh. Delapan. Sembilan. Sepuluh.
Sepuluh detik kemudian Keysa tepar, pihak PMR yang melihat kejadian itu langsung bergegas menggangkat Keysa keatas tandu lalu membawanya ke ruang UKS untuk ditindaklanjuti lebih lanjut.
Disisi lain, Gibran tak bisa melihat dengan jelas siapa orang yang terbujur jatuh ke tanah karena tertutup oleh beberapa murid di SMA ini. Lagian jarak antara ia dan orang itu bisa dibilang terlalu jauh. Jika dihitung-hitung ada sekitar 15 barisan yang menghalangi jarak mereka.
"bro gua udah gak kuat" ujar Raynald ditengah berlangsungnya pembacaan UUD 1945.
"aneh ni orang!! Ga diapa-apain aja udah ga kuat" sahut Gilang.
"ehh bukan itu maksud gua nyet"
"trus lo sak boker?" tanya Gilang ceplas-ceplos.
"bukan itu juga kali"
"gua capek bat haaa" lanjut Raynald.
"ya juga yaa" balas Gilang.
"woyy lo ga capek?" lanjut Gilang dengan bertanya pada Gibran yang sedari tadi diam.
Woy. Woy. Woy.
Udah tiga kali mereka memanggil Gibran dengan cara berganti-gantian tapi hasilnya nihil. Gibran tetap tidak megindahkan perkataan mereka.
Satu. Dua. Tiga.
"Woyyyy" teriak mereka kompak. Alhasil, bukan Gibran aja yang menoleh. Semua murid bahkan guru juga ikutan menoleh kearah Raynald dan Gilang berada.
Bersambung....
Tinggalkan jejak dan comment ya :)
8 Mei 2020
10.47 WIBFOLLOW INSTAGRAM & TIKTOK :
fadhilapy
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA (TAMAT)
Fiksi RemajaKISAH KEHIDUPAN Keysa yang selalu terombang-ambing oleh permasalahan yang ada. Kejadian demi kejadian yang tak terduga selalu datang silih berganti. 𝗜𝗻𝘀𝘁𝗮𝗴𝗿𝗮𝗺 : fadhilanggraini Copyright©2020 by FadhilaAnggraini (#CeritaPertama)