27. 🌻

195 74 3
                                        


"sini biar gua ikat dulu lo" Raynald langsung mengikat tubuh pria itu, yang dibantu oleh Gilang. Boy melepaskan ikatan yang ada ditubuh Keysa. Dengan sigap Keysa memeluk tubuh Boy.

Boy membalas pelukkan Keysa. "aku rindu sama kamu Key" ujar Boy.

"gua jugaa Boy. Gua rindu sama lo. Gua takut disini lama-lama. Gua juga ga kenal sama pria bertopeng itu" lirih Keysa dipelukkan Boy.

Boy melepaskan pelukkannya. "aku percaya sama kamu kok Key. Tapi kamu ga papa kan? Ga diapa-apain sama pria itu kan?" tanya Boy yang mulai khawatir.

Keysa menggeleng. "gua ga papa. Gua juga ga diapa-apain sama dia" jawab Keysa. Boy tersenyum.

"Rexy!" gumam Raynald dan Gilang berbarengan.

Keysa membalikkan badannya, karena tadi posisinya ia membelakangi pria bertopeng tadi. Boy pun membalikkan badannya. Keysa kaget dibuatnya. "kenapa lo ngeculik gua?" Keysa bertanya.

"adik gua" ujar Rexy menggantungkan kalimatnya. Boy melirik ke arah Keysa untuk meminta keterangan lebih lanjut. Keysa mengangkat kedua bahunya tanda tak tau.

"adik lo siapa?" Raynald bertanya.

"Doni" Keysa ternganga mendengarnya. Doni? Kan dia udah lama pindah sekolah. Terus apa urusan Rexy lagi menghantui Keysa, sedangkan yang bersangkutan aja udah pergi dari sekolah.

"kenapa?" ketus Keysa.

"dia adik gua"

"eh kalo ngomong tu yang jelas" Boy emosi karena ia merasa Rexy mempermainkan mereka saat ini.

"Doni adik gua"

"ya terus?" darah tinggi Keysa lama kelamaan juga bisa naik.

"dia bukan pindah sekolah"

"lah terus?" tanya Raynald.

"apa urusan dengan kami?" sambung Gilang dengan bertanya.

"dia udah meninggal" semua orang yang ada di ruangan ini tercengang. Tapi tidak dengan Boy karena ia memang tak mengenal Doni.

"siapa Doni?" Boy bertanya, sedari tadi malah bengong aja ngikutin alur.

"dia orang yang udah nembak Keysa di tengah-tengah lapangan basket. Tapi ia ditolak mentah-mentah sama dia" tunjuk Rexy pada Keysa saat ia melontarkan kata 'dia'.

Keysa kaget karena ditunjuk. "gua ga suka sama dia"

"iya tapi apa salahnya jika lo bahagiakan dia sebentar aja" nada Rexy mulai membentak.

"heh kalo suka ya ga bisa di paksa lah" tukas Boy lalu menendang kaki pria bertopeng yang ternyata alumni ketua basket di SMA Permata.

"terus kenapa gua harus bilang sayang dan cinta sama lo?"

"itu permintaan terakhir adik gua" lirih Rexy yang kesakitan karena tulang keringnya di tendang oleh Boy tadi.

"dia meninggal karena apa?" tanya Raynald.

"dia punya penyakit psikologi yang jarang di derita oleh manusia normal sebelumnya" terang Rexy tanpa menyebut nama penyakit psikologinya.

"apa namanya?" Gilang bertanya.

"gua lupa..."

"yang penting jika sesuatu yang ia inginkan ga tercapai, maka ia akan mencelakai orang di sekitarnya. Jika tidak ada orang di sekitarnya, maka ia akan mencelakan dirinya sendiri" jelas Rexy. Keysa menutup mulutnya yang menganga. Ia benar-benar tak percaya akan penyakit psikologi itu.

"terus dia meninggal karena bunuh diri?" tanya Raynald. Dibalas anggukan oleh Rexy lalu ia menangis. "gua minta maaf sama lo Key" lirih Rexy di tengah-tengah matanya yang berair.

"gua ga bermaksud buat nyakitin lo. Gua cuma ingin nyampein permintaan terakhir adik gua cuma itu aja". Keysa mengangguk.

"tapi karena di pesta tadi Boy menembak lo dan lo ngenerima dia gitu aja, itu buat gua emosi. Padahal niat gua cuma ingin temui lo lalu nyampein permintaan terakhir Doni, tapi gua udah kebawa emosi duluan"

"sekarang seterah mau lo laporin gua ke polisi juga ga papa" final Rexy seraya mengelap air matanya.

"Doni kapan meninggalnya?" Keysa mengabaikan ucapan Rexy. Ia lebih memilih untuk bertanya.

"Doni meninggal tepat setelah lo nolak dia. Pas dia pulang sekolah, dia langsung ngurung diri di kamar. Terus pas gua mau ajak dia makan malam diluar dia ga ngejawab gua. Terus gua dobrak pintunya tapi dia udah ga bernyawa"

"terus besoknya gua ke sekolah Doni. Gua kerja sama dengan pihak sekolah untuk merahasiakan ini semua. Kalau ada murid yang nanya bilang aja kalo Doni itu pindah sekolah" terang Rexy. Keysa makin ga percaya sebegitu cintanya Doni sama dia kala itu.

"gua minta maaf ya, karena udah nolak adik lo saat itu. Jujur gua belum pernah pacaran. Jadi gua takut ntar kalo pacaran malah gua yang di sakiti kek film-film gitu" jujur Keysa. Boy, Raynald dan Gilang malah terkekeh.

"oh ya masalah penjara atau semacamnya tenang aja. Gua ga bakal ngelaporin lo kok kak" ujar Keysa. Rexy berterima kasih padanya.

"enak aja" kali ini bukan orang yang ada di ruangan ini yang berbicara, melainkan Gibran yang habis bertarung dengan orang yang jaga rumah ini.

Keysa berbalik arah lalu mendekat ke arah Gibran. Sampai di sana, ia melihat ke arah Boy, Raynald dan Gilang berada. Mereka mengangguk.

Keysa menghela nafasnya kasar "kenapa kesini?" Keysa bertanya dengan nada tak suka. Gibran diam dia bingung harus jawab apa.

"yaudah kalo ga mau jawab. Key mah gpdl aja"

"btw kenapa masih peduli dengan Key? Bukannya seharusnya bang Gib lagi berdua-duan atau ga lagi mesra-mesraan sama mbak kunti itu epss sorry" lanjut Keysa.

"yang sopan" ketus Gibran.

"yaudah tinggal ganti aja jadi Gracia susah amat" titah Keysa.

"masih ga sopan" ketus Gibran.

"terus Key harus manggil kakak gitu?" tanya Keysa. Dibalas anggukan oleh Gibran.

"Rexy aja lebih tua dari Gracia ga papa tu kalo ga di panggil kakak. Malahan dia ga suka di panggil kakak katanya kelihatan tua kalo di panggil kakak" sanggah Keysa.

"beda" masih dengan nada ketusan Gibran menyampaikannya.

"Key" gumam Boy. Keysa beralih ke sumber suara. Keysa mengangkat alisnya sebagai jawaban.

"ga boleh ga sopan"

"kenapa? Sekarang lo juga ikutan belain dia"

"Key" ujar Raynald dan Gilang berbarengan.

"kenapa? Abang-abang sekalian juga mau bela bang Gibran. IYA" bentak Keysa pada kata 'iya'. Mereka menggeleng. "bagus" tukas Keysa.

"yaudah pulang sana" suruh Keysa pada Gibran.

"lagian pasti cuma numpang nama doang. Karena Key yakin yang rencanain ini semua pasti Boy dan dia yang berperan paling penting disini" terang Keysa layaknya seorang tokoh antagonis dalam sebuah film atau novel gitu.

"Key dia yang peran penting tau" tukas Gilang.

"seterah Key ga peduli" ujar Keysa.

"palingan kalo Key mati pun dia ga peduli juga" lanjut Keysa.

"Key ga boleh gitu" ujar Raynald.

"seterah" ketus Keysa lalu memegang pergelang tangan Boy untuk mengajaknya pulang.

🍃🍃🍃

Tinggalkan jejak dan beri comment ya :)

19 Mei 2020
10.29 WIB

FOLLOW INSTAGRAM & TIKTOK :
fadhilapy

KEYSA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang