19. 🌻

218 92 5
                                        


Tok... Tok... Tok...

"Boy, Boy, Boy" panggil Keysa dari luar pintu kamar Boy yang terkunci.

Boy membuka pintu kamarnya lalu menguap, "kenapa Key?" tanya Boy.

"lo ga lihat kalo gua udah rapi pake baju sekolah" Keysa memutar bola matanya malas.

Boy kembali menguap. "udah jam berapa si?" Keysa tidak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya menunjukkan jam tangan yang melingkari pergelangan tangannya pada Boy.

"jam 6 lewat 18, haaaaa, kok lo ga bangunin gua" dumel Boy seraya masuk kedalam kamarnya untuk bersiap-siap. Keysa paling males mendengar ocehan orang pagi-pagi buta, ia lebih memilih untuk menunggu Boy di meja makan dengan hidangan yang sudah disiapkan oleh asisten rumah tangga Boy.

"maaf ya lama" ucap Boy yang udah duduk di hadapan Keysa, di meja makan. Keysa mengangguk sebagai balasannya, lagian saat ini Keysa sedang bermain dengan ponselnya.

"yok" titah Boy setelah selesai menghabiskan sarapannya. Keysa hanya membututinya usai meletakkan ponselnya di saku roknya.

Keysa menaikki jok belakang motor Boy. Ia memegang erat pinggang Boy, bukan modus atau semacamnya tapi ini memang perintah Boy karena ia bakal ngebut di jalanan mengingat 20 menit lagi bel sekolah akan berbunyi.

"kalo mau modus modusan ntar aja ya" gumam Boy pada Keysa. Pasalnya mereka udah sampai di parkiran gedung sekolah, tapi Keysa tetap memeluk pinggang Boy dengan erat. Dengan malu Keysa melepaskan pelukkan itu dan berlalu begitu saja untuk menuju kelas.

"Key" teriak Boy. Keysa yang namanya dipanggil berbalik ke sumber suara lalu mengangkat alisnya bertanda ia sedang bertanya 'apa?'.

"helmnya letak dulu" Keysa makin malu dibuatnya, dengan tergesa-gesa ia memberikan helm itu pada Boy.

"ets tak semudah itu bambang" tutur Boy lalu menggengam tangan Keysa. Keysa cemberut.

"jangan cemberut dong, ntar tambah banyak tuh kerutan" alibi Boy.

"udah lepasin" ketus Keysa dengan tersenyum palsu.

"barengan napa biar mesra dikit"

"apa si lo"

"apa si lo apa si lo. Padahal dalam hatinya pengen bat mesra-mesraan dengan gua tu hahaha" kekeh Boy. Keysa memutar bola matanya malas.

"yaudah ayok" ketus Keysa. Boy meletakkan helm yang diberikan Keysa tadi di spionnya. Parkiran di sekolah mereka memakai cctv jadi jika ada maling semua bakal terekam sehingga para murid bebas meninggalkan helm mahal mereka disana. Tapi ada juga beberapa murid yang tetap membawa helmnya masuk ke dalam kelasnya untuk jaga-jaga. Hal itu pastinya tak berlaku bagi seorang Boy, sultan mah bebas.

"watsap brooooo" sapa orang yang berhasil menghentikan Keysa dan Boy untuk menuju kelas, siapa lagi kalo bukan Gilang.

"watsap broo" balas Boy dengan nada yang dibuat-buat seperti Gilang.

"senewen kok barengan" sindir Keysa lalu melipat kedua tangan didadanya.

"pas tu" dukung Raynald.

"hmm udah ah yok ke kelas" lirih Keysa, dibalas anggukan oleh yang lainnya lalu mereka menuju kelas masing-masing.

Disisi lain....

"sayang" sapa Gracia pada Gibran yang menjemputnya setiap pagi, selama mereka berpacaran.

"heyy yok" balas Gibran yang sangat malas membalas ucapan sayang Gracia. Seperti biasa, Gibran membuka pintu yang berada di sebelah supir untuk mempersilahkan Gracia masuk ke mobilnya. "makasih sayang" dibalas anggukan oleh Gibran.

KEYSA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang