14. 🌻

243 101 0
                                        


Keysa menggeliat dalam tidurnya, ia lirik ke arah jam dinding yang menghiasi dindingnya. "ha udah jam setengah 7, bang Gibran, bang" teriak Keysa dengan sangat kencang tapi hasilnya nihil, Gibran tidak membalas teriakan Keysa.

Dengan tergesa-gesa Keysa mengobrak-abrik semua yang ada di kamarnya untuk menyiapkan buku apa saja yang akan ia pelajari nanti, m mengacak-acak rak baju untuk mencari baju sekolah yang akan ia gunakan hari ini. Setelah semuanya udah selesai, Keysa menuruni satu persatu anak tangga untuk menuju meja makan, namun ia tak melihat keberadaan Gibran. Ia juga tak melihat ada hidangan makanan di atas meja, biasanya Gibran selalu memasaknya jika Keysa bangun kesiangan.

Kemana dia? Keysa memutari semua ruangan yang ada mulai dari kamar Gibran hingga garasi. Hasil nihil. Gibran tak ada. Mobil yang digunakan ia dan Gibran pun tak ada di garasi. Bang Gibran ninggalin gua gitu aja?.

Keysa biasanya selalu ingat tentang kejadian yang selalu menyakiti hatinya atau kejadian yang sangat sulit untuk dilupakan oleh ingatannya. Tapi kenapa ia lupa jika Gibran berubah hanya karena kehadiran seorang cewek yang bernama Gracia di kehidupan Gibran. Maybe rasa kasih sayang antara kakak dan adik berhasil membuat semuanya lenyap begitu saja!?

"mampuskan telat" gumam Keysa yang kelupaan bahwa ia bangun kesiangan dan masih sempat sempatnya mencari keberadaan Gibran. Dasar gobl*k. Pasalnya sekarang udah jam 06.50 yang menandakan 10 menit lagi ia akan masuk dan pastinya ia takkan bisa menempuh waktu segitu untuk sampai di sekolah dengan tepat waktu.

"matilah gas aja mau dihukum ntar mau ga bodoamat aja lah" monolog Keysa seraya mengambil tas lalu berlari keluar rumah, tak lupa mengunci pintu utama, kemudian berlari dengan kaki yang memakai sepatu berlas putih. Sekolah Keysa emang tak mempermasalahkan perihal sepatu.

Keysa masih berlari untuk mencapai sekolahnya. Butuh waktu 25 menit untuk berlari hingga sampai ke sekolahnya. Huftt kan gua udah tau aja bakal telat. 15 menit pula lagi. Mampos ajalah kalo gini, mau alasan apa pun pasti ujung-ujungnya gua juga yang di salahkan sama pihak sekolah.

"lo telat juga?" tanya seorang pria yang telat juga. Siapa lagi kalo bukan Boy Warari. Pria yang akhir-akhir ini selalu ada di kehidupannya.

"hehhh hehhh udah tau malah nanya" sewot Keysa dengan nada terengah-engah akibat meraton dari rumahnya sampai sekolah.

"pak boleh dibukain?" tanya Boy dengan polosnya pada satpam. Parahnya lagi malah diiyakan sama satpam. Padahal dulu-dulu Keysa dan Gibran terlambat karena Keysa telat bangun. Terus pas sampe di sekolah Keysa minta mohon sama satpam agar pagarnya di buka, tapi hasilnya malah dicaci sama tu satpam.

"kenapa?" tanya Boy yang melihat wajah Keysa berubah 60 derajat saat mereka hendak menuju kelas.

"kok..."

"ya bisalah" ujar Boy enteng dengan memotong pembicaraan Keysa, karena ia udah tau kemana arah pembicaraan Keysa.

"apa jangan-jangan lo pake ilmu hitam ya!!" tuduh Keysa. Dibalas ketawa ngakak oleh Boy.

"kok malah ketawa sii?" tanya Keysa tak terima. Malah tambah keras ketawanya Boy.

"oh ya motor lo mana?"

"gua letak di kantin belakang" Keysa beroh ria. Dulu waktu ia telat sama Gibran, ia melihat beberapa orang meletakkan motornya di warung yang tak jauh dari sekolah, jadi ia cuma beroh ria menandakan ia mengerti atas ucapan Boy.

"Boy, Keysa kesini kalian" teriak Bu Imel dengan lantangnya. Boy dan Keysa mengindahkan teriakkan sang wali kelas lalu menuju kearahnya.

Oh ya gua lupa semalamkan Rara nelpon gua, dia bilang kalo gua dan Boy bakal kenak hukum sama Bu Imel. Batin Keysa lalu menepuk jidadnya pelan.

"kenapa?" tanya Boy dengan sedikit berbisik yang melihat Keysa menepuk jidadnya lalu mulutnya berkomat kamit.

"bolos" Keysa memberi clue pada Boy. Boy yang mengerti maksudnya pun mengangguk.

"kalian udah tau apa hukuman kalian?" tanya Bu Imel pada mereka. Boy dan Keysa saling lirik-melirik lalu Keysa membalas lirikan Boy dengan menganggukkan kepalanya. "kami tau hukumannya buk" tutur Keysa sopan lalu memegang tangan Boy untuk mengikutinya beranjak dari hadapan wali kelasnya itu.

"apa hukumannya?" tanya Boy pada Keysa yang masih menggengam tangannya.

"hormat pada bendera sampe jam pulang sekolah" balas Keysa pasrah.

"terus lo mau gitu aja?" tanya Boy. Keysa mengangguk.

"lagian ga guna kalo gua mau berdemo pun, orang gua yang salah kok karena bolos semalam" terang Keysa jujur.

"lo ni ya emang cewek strong salut gua sama lo" Keysa tidak mengubris perkataan Boy yang lebih menjurus memuji dirinya. Keysa melepaskan genggaman tangannya lalu meninggalkan Boy sendirian untuk menuju tiang bendera terlebih dahulu.

Sesampainya di lapangan bendera, Keysa meletakkan tasnya di pinggir lapangan, nyesal juga gua ngobrak abrik kamar hanya karena cari buku untuk belajar nanti, padahal semalam Rara udah kasih tau tapi kek mana lagi gua lupa, batin Keysa. Kemudian Keysa ke lapangan tepatnya kearah tiang bendera untuk melakukan hormat. Boy yang sedikit terlambat mengikuti kegiatan yang dilakukan Keysa, meletakkan tasnya di pinggir lapangan lalu melakukan hormat pada tiang bendera.

Disisi lain...

"eh itu adek lo Gib" ucap Gilang yang baru keluar dari ruang ganti pakaian. Ya sekarang jam pelajaran mereka ialah olahraga.

"iyaa woyyy itu adek lo Gib" Raynald heboh sendiri. Gibran malah berlalu begitu saja dari hadapan mereka yang tengah membicarakan adiknya.

"kenapa tu bocah?" tanya Gilang pada Raynald. Raynald yang tak tau jawabannya pun hanya bisa mengangkat kedua bahunya.

Mampos gua lupa lagi kalo sekarang jam olahraga nya bang Gibran. Batin Keysa seraya menundukkan kepalanya agar tak terlihat oleh Gibran. Tapi nyatanya Gibran udah mengetahuinya tanpa Keysa harus menunduk segala.

"lo malu ya?" tanya Boy, mendapatkan balasan dengusan oleh Keysa saking geramnya ia atas pertanyaan Boy.

"hehe peace" gumam Boy lalu menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya meskipun ia tau bahwa Keysa tak dapat melihatnya karena sedang menunduk.

Itu bukannya Boy anak baru itu ya?

Widih kenapa tu orang berdua kenak hukum?

Keciduk sedang bermesraan kali.

Abangnya ganteng pisan, adeknya? Nauzubillah tingkahnya.

Ihh so sweet ya kenak hukum aja harus barengan, apalagi gitu hehe.

Tu makanya kalo mau ngelanggar tu yang pintar dikit napa.

Haha karma guyss.

Malang bener nasib tu cowo karna dah deket sama Kekey.

"udah ga usah lo dengerin" ujar Boy dengan nada serius. Keysa diam tak bergeming, Gibran? Ia malah berdiri di dekat murid yang memburuk-burukkan adiknya sendiri tanpa ada niatan untuk ngeresponnya.

"angkat kepala lo biar ga kelihatan kalo lo itu lemah" gumam Boy. Keysa mengikuti saran Boy. Ia mendirikan kepalanya, namun apa? Ia malah melihat tangan Gibran menyatu dengan tangan orang yang lebih banyak mengata-ngatainnya. Siapa lagi kalo bukan mak lampir, Gracia. Dengan sekuat tenaga Keysa menghiraukan pertunjukkan bermesraan di depannya itu. Keysa memandang Gibran dengan tatapan seperti orang yang tak kenal satu sama lain.

Bersambung...

Tinggalkan jejak dan beri comment ya :)

15 Mei 2020
04.38 WIB

FOLLOW INSTAGRAM & TIKTOK :
fadhilapy

KEYSA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang