6. 🌻

414 123 26
                                        


"bang, Key kebelet nih. Aduh udah ga tahan bener, mau keluar nih bang" alibi Keysa.

"pulang aja" singkat, padat dan jelas lalu dihidupkannya mesin mobil dan melaju dengan kecepatan seperti biasa.

"bang maafin Key ya, kalo ada salah" pinta Keysa hati hati pada Gibran yang masih fokus dengan setirannya.

Hening.

"bang ini mau kemana?" tanya Keysa yang melihat daerah sekitarnya bukan daerah jalan pulang ke rumah mereka.

"ke kantor bentar" Keysa beroh ria, lagian ia belum pernah ke kantor dengan Gibran.

"turun" gumam Gibran ketika ia udah memberhentikan mobilnya di daerah parkiran yang super gede ini.

Keysa terakhir ke kantor milik mandiang ayahnya ketika duduk di kelas 6 sd, sebelum Ujian Nasional. Setelah UN sampai saat ini dia gak pernah kesini lagi saking sibuknya. Lebih tepatnya ia malas ke sini, jadi setiap di ajak ke kantor, Keysa selalu mencari alasan untuk tidak ikut.

Gibran turun terlebih dahulu baru disusul oleh Keysa di belakangnya. Setiap sudut ruangan kantor ini selalu membuat Keysa ternganga dibuatnya. Nikmat tuhan mana yang telah engkau dustakan. Apalagi saat ia melewati setiap ruangan, pasti semua orang menyapa Gibran sekaligus berbisik manja.

Siapa tu cewek?

Cantik bener tu cewek!!

Waah boss kita udah pande sekarang.

Tumben si boss bawa cewek?

Ceweknya kali.

Keysa mendengar setiap ocehan para karyawan Abangnya itu. Gimana ga jombs deket sama cewek aja malesnya nauzubillah.

Gibran? Malah berjalan santai seperti tidak terjadi apa-apa. Beberapa menit kemudian, Gibran berhenti di sebuah ruangan yang bertulisan Ruang Privasi Gibran, lalu ia masuk kedalamnya.

"ayok" gumam Gibran yang melihat Keysa masih setia di depan pintu ruangannya ini.

"abang ga pande baca apa!" bukan menuruti ucapan Gibran, Keysa malah mengomeli Gibran.

"gua kan boss di sini! jadi mau ga mau gua harus pande baca lah buat tanda tangani berkas yang ada" balas Gibran dengan nada sombongnya.

"privasi Gibran" ujar Keysa dengan keras hingga membuat telinganya tuli sendiri.

"Key kamu ni ya, pintarnya emang dari lahir atau gimana si" dumel Gibran.

"keknya mulai pintar karena kecelakaan kemaren deh bang" jawab Keysa. Kalo boleh ngelakuin kekerasan mungkin Gibran udah menghajar habis-habisan bocah yang ada di depannya kini. Untung adik gua.

"udah masuk aja, kan Key salah satu privasinya bang Gibran" timpal Gibran yang mulai melembut. Keysa akhirnya masuk.

Lagi-lagi kantor ini membuat Keysa makin kagum. Coba aja kalian bayangi setiap sudut ruangan terdiri dari emas. Jika disentuh emas itu benar benar ori, ya bisa dibilang asli gitu.

"bang ini kantornya bagus bener" ungkap Keysa lalu duduk di kursi yang jarang ia lihat di berbagai kantor mana pun. Unik.

"Key ga tau ya kalo kantor ini masuk kedalam kategori kantor termewah" jawab Gibran yang udah duduk di kursi singgah sananya.

"malahan trending satu tau" lanjut Gibran dengan bangganya.

"yalah siapa dulu boss nya" goda Keysa dengan nada dibuat-buat.

"haha kan Key sendiri tau" balas Gibran dengan membunyikan pulpennya.

Hening.

Dari kursi pengunjung yang tak jauh dari kursi singgah sananya Gibran, Keysa bisa melihat Gibran yang lagi fokus dengan berkas berkas yang sebelum mereka disini telah ada.

KEYSA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang