Saat ini, Keysa, Boy, Raynald dan Gilang sedang berada di kantin untuk mengisi waktu keluar main mereka, sekalian mengisi perut mereka yang keroncongan sedari tadi. Mereka sedang menikmati hidangan yang dipesan sesuai selera, tentunya mereka makan tanpa suara.Beberapa menit kemudian, mereka selesai menghabiskan makanannya. Mereka masih saling diam-diaman. Bingung mau bicara apa.
"tim basket sekolah kita masukkan ke babak perdelapan?" Keysa membuka pembicaraan terlebih dahulu. Emang ya kalo cari topik pembicaraan itu sangat susah. Apalagi kalo lagi pengen deket mulu dengan gebetan, udah kita kebingungan cari topik eh ternyata dibalas 'owh', 'hehe', 'okelah', 'iya'. Sungguh pilu pak le.
"masuk kok" jawab Gilang.
"ketiga-tiga tim kita?" tanya Keysa. Dibalas deheman oleh yang lainnya. Tengoklah sekarang mereka malah berdehem berbarengan, udah tau cari topik pembicaraan itu lebih susah daripada ngerjain soal-soal eksak. Keysa yang mulai bosan akhirnya memutuskan untuk memainkan ponselnya. Dasar cowo ga peka!!
"kapan mulai babak perdelapannya?" tanya Keysa yang masih fokus menatap layar ponselnya. Ia sangat kepo dengan perlombaan basket karena kemaren ia malah pergi ke taman belakang sekolah. Biasa masalah cewek, ngambekkan.
"dua hari lagi" balas Boy.
"kalo babak finalnya?"
"seminggu, dua hari lagi" balas Raynald. Keysa beroh ria dan kembali diam untuk fokus dengan layar ponselnya. Yang lain?? Malah ngikut Keysa untuk bermain ponsel masing-masing.
Keysa membuang nafasnya kasar, ia sungguh bosan saat ini. "ga ada yang mau bicara gitu?"
"bang Gilang biasanya mulutnya berkoar terus sekarang kok malah diam?" tanya Keysa tanpa malu.
"iya pas tuu" sambung Raynald dan Boy berbarengan.
"ehh enak aja lo-lo pada. Emanglah ya para human nih. Diam salah ga diam juga salah. Dasar human" dumel Gilang diiringi tawaan Keysa, Boy dan Raynald.
"ketawain aja" ketus Gilang.
"ihh ternyata kalo bang Gilang ngambekkan ngeri juga yaa" gumam Keysa
"kek singa jantan habis di selingkuhi sama singa betinanya" lanjut Keysa seraya meletakkan ponselnya ke saku roknya.
"yaiyalah namanya juga orang marah ga mungkin dia marah sambil ketawa-ketawa. Itu mah bukan marah bogeng" masih dengan mendumel Gilang mengutarakannya.
"hehh selow dong jan marah-marah ntar cepat tua baru tau rasa" cicit Raynald seraya menghentikan aksinya untuk bermain ponsel. Boy malah terkekeh mendengar percakapan mereka, begitu pun Keysa.
Mereka kembali diam-diaman. Keysa makin bosan woyyy. Ia juga males mengambil ponselnya yang udah di simpan di saku roknya. Yang lainnya malah kembali lagi dengan ponselnya.
"semua pada main hp Key malah di kacangi" rengek Keysa pada dua pria yang ada di depannya dan seorang pria yang ada disampingnya.
"yaudah yok kita main aja" ajak Boy.
"main apa?" tanya Keysa antusias.
"jangan bilang main TOD" lirih Gilang.
"iya pas tu gua juga malas main TOD-TODan" sambung Raynald.
Boy menyipitkan matanya "siapa juga yang mau main TOD" lalu membuka matanya lebar lebar. Hal ini membuat yang lain bingung.
"lo kenapa sih Boy?" Keysa bertanya. Boy menunjuk ke arah pintu masuk dengan bibirnya. Keysa, Raynald dan Gilang melirik ke arah pintu masuk. Disana terlihat bahwa Gibran sedang dikelilingi oleh wanita-wanita yang asing dimata mereka. Palingan para fansnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA (TAMAT)
JugendliteraturKISAH KEHIDUPAN Keysa yang selalu terombang-ambing oleh permasalahan yang ada. Kejadian demi kejadian yang tak terduga selalu datang silih berganti. 𝗜𝗻𝘀𝘁𝗮𝗴𝗿𝗮𝗺 : fadhilanggraini Copyright©2020 by FadhilaAnggraini (#CeritaPertama)