"kok ga jalan-jalan si Boy" gerutu Keysa. Pasalnya ia sudah keluar dari rumah tempat ia disandra oleh Rexy. Tapi mobil tetap belum di jalankan oleh Boy."tunggu bang Raynald dan bang Gilang dulu" lirih Boy.
Keysa mendengus kasar. "bang Gibran?" tanya Keysa. Boy menggeleng. "dia ga naik mobil ini" jawab Boy yang mengerti maksud Keysa.
"Key lo pindah ya ke mobil bang Gibran soalnya ada yang mau kita urus sama ni bocah" ujar Gilang menunjuk ke arah Rexy yang di topang oleh Raynald. Baru datang ngusir-ngusir lak.
Keysa menyerngit. "ga!! Kan udah Key bilang ga usah bawa masalah ini ke jalur hukum" dumel Keysa.
"kami ga bakal kok bawa masalah ini ke jalur hukum" jawab Raynald.
"terus?" potong Keysa dengan bertanya.
"masalah lelaki" jawab Boy. Terpaksa Keysa mengalah. "awas aja sampe dia masuk rumah sakit" ucap Keysa. Yang lain mengangguk bertanda mereka ga akan membuat Rexy masuk rumah sakit.
Keysa keluar dari mobil menuju mobil yang ada di depannya. Disana terlihat Gibran tengah menunggu seseorang, siapa lagi kalau bukan Keysa yang ditunggunya. Keysa berdehem saat ia masuk ke dalam mobil yang ternyata cuma ada Gibran aja di dalamnya. Para suruhannya yang lain mana? Gibran suruh pencar ke mobil yang lain termasuk mobil Boy.
"udah?" tanya Gibran. Keysa berdehem kembali. Kenapa canggung gini!! Dasar gua!!!
"kita ke kafe dulu ya" pinta Gibran.
Keysa melirik ke arah jam tangan yang masih bersedia menghiasi tangannya hingga saat ini. "tapi ini udah hampir jam 4 bang"
"sebentar pun Key. Kapan lagi kita bakal makan bareng-bareng". Keysa mengangguk menyetujuinya.
Beberapa menit kemudian, Gibran dan Keysa sampai di kafe yang lumayan mewah dan pemandangannya enak sepertinya. Tumben kafe bukanya 1x24 jam.
"yok" ajak Gibran lalu mengenggam tangan Keysa. Keysa syok melihatnya. Ia sangat merindukan genggaman itu.
"kenapa masih bengong aja?" tanya Gibran saat mereka udah duduk berhadap-hadapan dan pesan makanan, tapi Keysa tetap diam tak mau berbicara sepatah dua patah kata pun.
"Key rindu semua ini. Ada di dekat bang Gibran, tangan Key tadi di genggam, dipesanin makanan yang Key suka sama orang yang spesial" gumam Keysa lalu menundukkan pandangannya.
"hey jangan nunduk dong!! Ayo tegakkan wajahnya"
"kenapa nangis?" lanjut Gibran dengan bertanya. Ia melihat air bening keluar dari mata Keysa. Keysa meggeleng. "Key cuma kangen aja" lirihnya.
Gibran tersenyum ramah. "bang Key bolehkan tidur di rumah dekat bang Gib ga?" tanya Keysa hati-hati. Gibran mengangguk, sedangkan Keysa tersenyum.
20 menit kemudian, makanan mereka datang lalu mereka makan dengan argument masing masing. 15 menit kemudian, mereka selesai menghabiskan makanan yang di pesan.
"bang pas lomba basket kemaren abang nyuruh Rexy ya buat nyusul Key ke taman belakang sekolah?" tanya Keysa usai mereka selesai makan. Boy menggeleng. "kenapa?"
Keysa memanyunkan bibirnya. "waktu lomba basket, Key lihat Gracia duduk di belakang bangku penonton sambil bawa minuman keknya buat abang si. Terus Key iri sama dia habis tu pergi ke taman belakang sekolah. Trus datang Rexy katanya abang yang nyuruh dia buat nyusul Key" terang Keysa. Gibran tampak berfikir. "Keknya itu salah satu rencana dia kali"
Keysa mengangguk. "maybe kali ya bang".
"udah yang penting sekarang dia udah ketangkap. Ntar kalo dia macam-macam lagi, kita udah ada bukti. Jadi tinggal lapor aja ke polisi" Gibran menenangkan.
Keysa tersenyum hangat. "oh ya masalah tadi maaf ya bang. Key udah kasar sama abang, panggil dia-dia pula lagi" Gibran mengangguk.
"selow wae Key, kan abang sendiri" lalu mereka tertawa bersama.
Selesai melepaskan rindu, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah yang udah beberapa bulan belakangan ini Keysa tinggalin. Dan seperti perjanjian ketika di kafe, mereka tidur berbarengan untuk kali ini aja. Keysa yang memintanya.
🍃🍃🍃
Keysa menggeliat dalam tidurnya. Ia lihat keliling ruangan ini. Keysa sangat merindukannya. Terutama dengan orang yang ada di sampingnya, siapa lagi kalau bukan Gibran. Keysa lebih merindukan yang di sampingnya daripada tempat tinggalnya ini.
Keysa melirik ke arah jam dinding yang masih berada di tempat yang sama saat terakhir ia disini. Jam 6 kurang. Cuma satu jaman gua tidur.
Keysa mendudukkan dirinya lalu membangunkan Gibran. "bang, bang, bang"
Gibran membuka matanya perlahan. "kenapa Key?"
"bangun bang, katanya mau lomba basket"
Gibran mengucek-ngucek matanya. "emang jam berapa?". Keysa tidak mau menyebutnya, ia hanya menunjuk ke arah jam dinding.
Gibran malah kembali tidur. "ih bang, bangunnnn" teriak Keysa membuat satu dunia gempar.
Gibran pasrah. "iya iyaa" Gibran menuju kamar mandi untuk siap-siap. Begitu juga Keysa tapi ia menuju kamar mandi kamar sebelah biar cepat ga harus nunggu Gibran, yang ada malah telat ke sekolah.
Keysa menyelesaikan mandinya terlebih dahulu daripada Gibran. Ia menuju dapur untuk membuat sarapan sekalian nungguin Gibran turun.
Selesai masak, Gibran belum juga turun. Baru beberapa langkah Keysa menaiki anak tangga untuk memanggil Gibran. Tiba-tiba aja pintu kamar terbuka dan menampilkan Gibran yang sudah lengkap dengan baju basketnya.
"lama" ketus Keysa yang tak melanjutkan langkahnya, malah ia memutar balik untuk menuruni anak tangga.
"Abang main yang keberapa si?" tanya Keysa saat mereka duduk di meja makan. Jujur Keysa tak terlalu mengerti akan basket. "ketiga" ujar Gibran seraya mengunyah makanan.
Lagi-lagi Keysa menyelesaikan makanannya lebih dulu dari pada Gibran. Keysa mengambil ponselnya yang ada di saku roknya. Ia membuka aplikasi album untuk menunjukkan hasil jebretannya kemaren pada orangnya langsung.
"bang" lirih Keysa.
"abang dah tau" balas Keysa padahal ia baru manggil loh.
"tau apa?"
"mau kasih tunjuk foto abang waktu main futsal kemaren kan"
Keysa ternganga mendengarnya. "iya apa ga?" tanya Gibran.
Keysa mengangguk. "kok abang tau?"
"ya namanya juga Gibran Putra Laksana, seorang boss di beberapa perusahaan atas nama Laksana" sombong Gibran yang udah menghabiskan sarapannya.
"atas nama Papa aja sombsnya minta ampun, apalagi kalo nama sendiri" sindir Keysa. Gibran malah tersenyum.
"abang yakin ga mau lihat ni?" Keysa memaksa Gibran untuk melihat foto hasil jebretannya.
"513 foto abang yang ada di galeri Key dan itu merupakan hasil jebretan Key sendiri" tutur Gibran. Keysa melirik ke arah ponselnya. Benar jumlah fotonya 513 foto.
"kok..."
"udah di bilang abang tau apa yang Key lakukan" potong Gibran.
"tau dari mana?" tanya Keysa kepo.
"dari orang sekitar. Jadi anggap aja mereka itu pengganti bang Gib, saat kita ga bersama" lanjut Gibran.
"yaudah yok berangkat". Keysa mengangguk menuruti perintah Gibran.
🍃🍃🍃
Tinggalkan jejak dan beri comment ya :)
19 Mei 2020
17.48 WIBFOLLOW INSTAGRAM & TIKTOK :
fadhilapy

KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA (TAMAT)
Dla nastolatkówKISAH KEHIDUPAN Keysa yang selalu terombang-ambing oleh permasalahan yang ada. Kejadian demi kejadian yang tak terduga selalu datang silih berganti. 𝗜𝗻𝘀𝘁𝗮𝗴𝗿𝗮𝗺 : fadhilanggraini Copyright©2020 by FadhilaAnggraini (#CeritaPertama)