"yaudah yok masuk""ehh tu tangan jangan nempel-nempel napa" kalimat ini tidak terlontar dari mulut Keysa maupun Raynald. Tapi dari mulut sang kakak, Mayreta. Iya Mayreta dengan tangan bersedikap di depan dadanya.
Refleks Raynald melepaskan gengamannya. Keysa malu dibuatnya.
"apa sih kak bikin kaget aja" dumel Raynald.
"ga usah sok sokan deh lo!! Udah keciduk juga! Emang iya ya lelaki itu sama semua. Ganjen plus nafsuan" dumel Mayreta super pedes level 5.
Keysa bingung harus gimana. Keysa berdehem. Alhasil, Raynald dan Mayreta melirik ke arahnya.
Mayreta menatap tajam ke arah Keysa. "bagus lo diam aja!! ga usah deh ngebela nih bocah" tunjuknya pada Raynald.
"kalo lo udah bosan sama gua mestinya lo bilang! Jangan kek gini. Dasar pengecutt!!. PENGECUT LO, SETAN, ANJI*G, B*BI"
"eh ya buat lo. Kalo lo mau ngambil nih bocah dari gua, ambil aja. Udah bekas kok!! Lagian gua ga butuh tuh sekarang" ujar Mayreta pada Keysa
"ingat sekali pelakor ya tetap pelakor. Dasar perusak!!!" lanjut Mayreta dengan nada yang lebih keras dari sebelumnya.
Bruk.
Tiba-tiba aja Mayreta tumbang. Mayreta pingsan. Raynald langsung memopong tubuh sang kakak dan meninggalkan Keysa sendirian di taman ini.
Butiran bening keluar dari matanya Keysa, ia menangis. Ntah kenapa hatinya begitu sakit mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Mayreta untuknya. Rasanya begitu banyak benda tajam yang menusuk ke jantungnya saat ini.
🍃🍃🍃
"Sayang kamu panggil dulu Keysa untuk ikut makan barang" suruh Rita pada Raynald.
Raynald langsung mengerjakan tugasnya tanpa menjawab terlebih dahulu. Raynald berjalan menaikki anak tangga. Setelah sampai di depan pintu kamar Keysa, ia mengetok-ngetok pintu kamar Keysa. Hasilnya nihil. Raynald mencoba membuka pintu kamarnya tapi terkunci. Raynald yang semakin khawatir, akhirnya mendobrak pintu kamar Keysa.
Raynald bernafas lega. Ia berjalan menuju tempat tidur Keysa untuk membangunkannya lebih dekat. Tapi yang Raynald dapatkan hanya bantal kepala dan bantal guling yang ditutupi oleh selimut, sehingga terbentuk seperti seseorang yang sedang tidur.
Raynald mengecek semua ruangan tanpa terkecuali untuk mencari Keysa. Hasilnya tetap nihil. Raynald tak dapat menemukan Keysa.
"kenapa Sayang?" tanya Rita yang melihat anaknya bolak balik dari tadi.
"Papa mana, Ma?" Raynald bertanya hal yang lain.
"udah pergi kerja dari tadi"
"ga sarapan bareng?"
"nggak Sayang, kenapa?". Raynald menggelengkan kepalanya.
"Key mana?" tanya Rita yang tak melihat Keysa, padahalkan dia menyuruh Raynald untuk memanggilnya.
"itu dia Ma..." balas Raynald.
"kenapa Ray?" tanya Mayreta yang baru datang dari dapur untuk meletakkan masakan ke meja makan.
"Key kak, Key..."
"Key kenapa?" tanya Mayreta tak kalah paniknya.
"dia ga ada di rumah kak" balas Raynald lalu mengucek-ucek matanya, panik.
"deh pasti gara-gara semalam nih" balas Mayreta dengan nada bersalahnya.
"yaudah gini aja, sekarang kita makan dulu habis itu, kamu Ray cari Keysa sampai ketemu. Dan buat May, istirahat habis makan ya" perintah Rita. Mayreta dan Raynald pun menyetujuinya.
🍃🍃🍃
Pagi ini tampak begitu lebih cerah dari hari sebelumnya. Tidak dengan Keysa. Malah sebaliknya. Keysa kelihatan lebih mendung dari hari sebelumnya.
"Memang kita sering di permainkan oleh dunia. Kadang tampak baik sama kita, kadang tidak. Kadang sejalan dengan kita, kadang tidak. Kadang memihak kita, kadang tidak. Tapi ingat satu hal bahwa dunia membagikan cerita ke masing-masing orang dengan cerita yang berbeda dan pastinya cerita itu dibagikan ke orang yang tepat dengan waktu yang tak kalah tepat."
Keysa yang mendengar ucapan itu segera menghapus air matanya.
"Kata khilaf itu sebenarnya tidak ada. Yang ada hanya kalimat bahwa kita tidak mensyukuri terhadap cerita apa yang telah diberikan-Nya kepada kita. Karena itulah manusia diberikan kelebihan dari makhluk-Nya yang lain, yakni akal. Dengan adanya akal, membuat para human berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Ya meskipun banyak yang tidak menggunakannya dengan baik, termasuk gua." lanjut pria itu.
Keysa yang telah mengenal suara pria yang tiba-tiba datang ke kuburan orang tuanya itu pun berbalik arah, menghadap wajah pria itu.
Raynald. Ya pria itu ialah Raynald. Raynald memberikan peace pada Keysa. Keysa tersenyum dengan wajah sembabnya.
"udah lebih segar sekarang?" tanya Raynald to the point. Keysa mengangguk lalu melebarkan senyumannya. Kemudian Raynald menyodorkan tangan kanannya pada Keysa yang masih menjongkok di depan kuburan Alfirah, ibu Keysa. Keysa menerima sodoran tangan itu. Raynald tersenyum sebagai balasannya.
Raynald menyatukan jari jari tangannya dengan jari jari tangan Keysa dengan lihainya. Raynald mengajak Keysa menuju arah mobilnya untuk ke suatu tempat.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah gedung tua. Keysa bingung dibuatnya, kenapa bang Ray membawa gua kesini?. Batin Keysa.
"tenang aja, gua ga bakal ngapa-ngapain orang yang gua sayang kok" ucap Raynald yang membuka pintu mobil Keysa.
Keysa tersenyum. "yok" ajak Raynald dengan menyuruh Keysa untuk menggandengan tangannya. Keysa melakukannya.
"Gua mungkin emang ga bisa baca pikiran orang, tapi gua yakin bahwa lo sekarang pasti bertanya-tanya kenapa gua bawain lo kesini, ya kan?" tanya Raynald dengan pedenya.
"bilang iya aja kenapa, kan kalo gini gua jadi malu karena udah kepedan banget" ujar Raynald yang tak mendapat balasan dari Keysa.
"yaudah deh kalo emang ga mau dibalas" lanjut Raynald yang masih tak mendapat balasan dari Keysa. Kemudian, Keysa dan Raynald terus berjalan tanpa berbincang-0bincang, hanya bunyi langkah kaki mereka yang terdengar.
"sekarang lo teriak sekencang mungkin!!" perintah Raynald. Keysa menurutinya.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
"kek mana makin lega sekarang?" tanya Raynald.
Keysa mengangguk lalu melakukan teriakkan kembali, lebih keras dan panjang dari yang tadi. Raynald juga melakukan hal yang sama. Berteriak.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Mereka tertawa bersama.
Tiba-tiba Keysa memeluk tubuh Raynald. Raynald kaget. Keysa memeluk Raynald dengan sangat erat, membuat Raynald membalas pelukkan itu. "makasih bang" cuma dua kata itu yang mampu Keysa ucapkan untuk saat ini.
Raynald melepaskan pelukkannya. "ga ada sesuatu yang berharga Key, jadi ga semestinya Key bilang makasih" balas Raynald yang menatap manik mata Keysa dalam-dalam. Penuh cinta.
Keysa tersenyum. "Key ga tau apakah suatu saat nanti bang Ray bakal berubah seperti Boy dan Gracia. Maaf" ucap Keysa. Raynald menggelengkan kepalanya bertanda bahwa ia ga bakal melakukan itu.
Keysa menghela nafasnya lalu tersenyum. "tapi Key percaya bahwa bang Ray adalah orang baik. Malahan Key menganggap bang Ray sebagai malaikat bersayap untuk Key" tutur Keysa setulus hati. Keysa kembali memeluk Raynald dan dibalasnya.
Terima kasih malaikat bersayap!
🍃🍃🍃
Tinggalkan jejak dan beri comment ya :)
31 Mei 2020
16.54 WIBFOLLOW INSTAGRAM & TIKTOK :
fadhilapy
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA (TAMAT)
Teen FictionKISAH KEHIDUPAN Keysa yang selalu terombang-ambing oleh permasalahan yang ada. Kejadian demi kejadian yang tak terduga selalu datang silih berganti. 𝗜𝗻𝘀𝘁𝗮𝗴𝗿𝗮𝗺 : fadhilanggraini Copyright©2020 by FadhilaAnggraini (#CeritaPertama)