33. 🌻

190 69 0
                                    


Jam 8 malam, Keysa dan Boy baru balik kerumah. Mereka menghabiskan waktu bersama lebih dari setengah hari. Keysa tidak membeli apapun saat mereka berjalan-jalan di mall. Sedangkan Boy membeli beberapa baju dan sepatu.

Di mall mereka menonton bioskop, main game, dan shopping. Keysa baru mengetahui bahwa Boy juga menyukai film horor seperti dirinya dan Gibran.

Keysa tersenyum hangat ke arah Boy yang ada di sampingnya. "kenapa senyam-senyum?" tanya Boy dengan posisi mereka duduk bersebelahan di sofa ruang televisi. Keysa masih tersenyum, bahkan kali ini lebih lebar dari sebelumnya.

"Yang jangan main-main dong" cicit Boy. Senyum Keysa semakin lebar.

"apa jangan-jangan kamu kesambet setan waktu kita nonton tadi?" tanya Boy. Keysa tertawa layaknya pemeran kuntilanak di film horor.

"sudah kuduga" gumam Boy. Keysa masih dapat mendengarnya. Keysa makin menakut-nakuti Boy. HIHIHIHIHI.

"aduh aku takut" ujar Boy dibuat-buat.

Keysa malah mengikuti gaya bicara Boy. "aduh aku takut". Mereka pun tertawa bersama melihat tingkah laku mereka yang kekanak-kanakkan.

"yaudah yok tidur" lirih Boy. Keysa mengangguk dan membantu Boy membawa barang belanja ke kamarnya.

🍃🍃🍃

Tiga hari setelah ujian kenaikkan kelas berakhir, semua murid diwajibkan untuk mengambil rapor untuk melihat hasil ujian mereka.

"Boy, emangnya bisa ya ambil rapor tanpa ortu?" tanya Keysa yang sedari tadi jantungnya denyat-denyut lebih cepat dari biasanya.

"serahkan aja semua sama aku Yang" bisik Boy. Keysa masih tidak yakin akan ucapan Boy. Pasalnya Rara pernah mengambil rapor tanpa orang tua dikarenakan ortunya lagi di luar kota menjenguk neneknya yang lagi sakit. Ketika ortu Rara ditelpon, baru rapornya Rara dikasih oleh Bu Imel, wali kelas mereka.

"heyy epribadeh" sapa Gilang yang datang bersama Raynald. Keysa menghela napasnya kasar.

"aneh ya bang Gilang nih, kadang kek orang bener kadang kek anak-anak, kadang ntah lah ya. Susah untuk diuraikan dengan kata-kata" dumel Keysa. Boy dan Raynald malah menertawai Gilang.

"ya allah semogaa...."

"semoga apa" ketus Keysa. Gibran menutup mulutnya. "udah gua ucapin dalam hati" ujar Gilang. Keysa menatap Gilang dengan tatapan yang mencengkam. Gilang yang ketakutan menunjukkan jarinya yang berbentuk huruf V.

"kalian udah ambil rapor?" Boy mengalihkan pembicaraan.

"gua udah" balas Raynald.

"bang Gilang?" tanya Keysa. Gilang tak mengubrisnya.

"yang ga jawab semoga jombs seumur hidup"

"aamiin" balas Raynald dan Boy berbarengan.

"ehh enak aja masa gua ga nikah-nikah" omel Gilang. Keysa terkekeh mendengarnya.

"tenang aja ntar kalo ga ada yang mau sama bang Gilang ntar Key yang cariin"

"dimana Yang?" tanya Boy.

"dekat rumah aku ada curut tinggal pilih aja untuk bang Gilang bawa pulang" mereka bertiga ketawa diatas penderitaan Gilang.

Gilang yang di bully pergi begitu saja dari hadapan Keysa, Boy dan Raynald. Mereka kembali terkekeh tanpa kehadiran Gilang.

"btw bang Gilang udah ambil rapor bang?" tanya Keysa pada Raynald. Keysa menyesali perbuatannya karena gara-gara dia Gilang pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun.

KEYSA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang