20. 🌻

234 89 3
                                    


"gua murid kesayangannya" Boy mengangga mendengar jawaban Keysa. Bu Tasya emang jarang masuk kelas. Semenjak Boy menjadi murid di kelas ini, Bu Tasya selalu digantiin dengan adiknya yang juga berprofesi sebagai guru matematika di sekolah lain. Sekali masuk malah minta izin untuk ngejenguk adik suaminya di rumah sakit.

"lo pintar matem?" Keysa malah tersenyum lalu berkata, "nih gua udah siap tinggal salin aja" ujar Keysa seraya menyodorkan buku tugas matematikanya yang udah siap.

"udah?" Keysa membalas dengan deheman.

"makin kepo euy" ujar Boy. Keysa malah tersenyum dengan penuh arti.

"lo kenapa malah senyam-senyum!" dumel Boy. Senyum Keysa malah makin lebar.

"gila nih anak" gumam Boy pada dirinya sendiri.

"gila pala lu peang" sanggah Keysa yang masih dengar gumaman Boy.

"yaudah ah gua mau ketoilet dulu babay" alibi Keysa lalu minta izin sama Gabrield, ketua kelas, untuk ke toilet. Sebenarnya Keysa ga kebelet atau semacamnya, ia hanya bosan di kelas jadi ia memutuskan buat izin ke toilet.

Saat menuju toilet, ia berpapasan dengan Gibran. Keysa bingung harus gimana, senangkah atau pura pura tak tau. Gibran mengenggam tangan Keysa lalu menuju salah satu bilik kamar mandi cowok. Keysa malah nurut-nurut aja tanpa bantahan sedikit pun.

"Key" lirih Gibran di dalam kamar mandi. Keysa diam tak mengindahkan panggilan Gibran.

"Key masih marah sama Abang?" tanya Gibran yang membuat hati Keysa dongkol, yaiyalah Key marah bang.

"maaf ya" lanjut Gibran.

"tapi kenapa bang?" tanya Keysa pada Gibran dengan air mata yang mulai bertetesan keluar.

"jangan nangis dong, masa adik abang cengeng sih" lirih Gibran seraya menghapus air mata yang keluar dari mata Keysa. Keysa membiarkan tangan Gibran menyentuh pipinya yang basah. Ia merindukan sentuhan dari Gibran. Key juga rindu kasih sayang bang Gibran.

"Key ga kuat bang" lirih Keysa dengan air mata yang kembali menetes.

"Key pasti kuat, Key pasti bisa"

"masa Abang bisa Key ga" lanjut Gibran kembali menghapus butiran bening yang keluar dari mata sang adik.

"Abang pasti lagi sendiri kan?" ujar Keysa dengan air mata yang sudah mengering.

"ga kok! Abang ada Key, ada Mama sama Papa juga" sanggah Gibran. Keysa tersenyum. "ini baru adik abang" gumam Gibran lalu tersenyum.

"oh ya selama ini Key tidur di rumah cowok itu kan?"

"rumah Boy maksudnya bang?" Gibran berdehem, ia sangat malas menyebut nama pria itu.

"kok Abang tau?"

"kamu ga perlu tau dimana Abang tau, doakan aja semoga bang Gib tau terus apa yang kamu lakukan dan menyelesaikan teka teki ini sampai tuntas"

"iya bang, aamiin" ujar Keysa dan Gibran berbarengan ketika kata 'aamiin' dilontarkan.

"bang Key boleh..." dengan sigap Gibran memeluk Keysa yang belum menyelesaikan kalimatnya. Keysa tersenyum hangat karena kepekaan sang Abang padanya. Keysa membalas pelukkan itu sangat dalam. Sangat dalam.

"yaudah sekarang gini kita ikuti aja alur permainan orang itu" Keysa mengangguk meskipun ga tau 'orang itu' siapa yang dimaksud oleh Gibran.

"orang baik belum tentu baik dan orang jahat belum tentu jahat, ingat itu ya Key" lanjut Gibran lalu melepaskan pelukkannya kemudian mencium kening Keysa. Keysa memejamkan matanya untuk merasakan hangatnya ciuman itu.

"tunggu ya Abang lihat kondisi dulu" pinta Gibran kemudian keluar dari bilik kamar mandi untuk melihat keadaan apakah Keysa bisa keluar sekarang atau tidak.

"yaudah jangan nangis mulu, kalo rindu Abang lihat aja bintang pada malam hari karena kalo bang Gib rindu Key, Abang bakal melakukan hal yang sama" final Gibran lalu menyuruh Keysa untuk keluar dari bilik kamar mandi terlebih dahulu baru disusul oleh dirinya.

Usai keluar dari kamar mandi cowok, Keysa langsung menuju kelas. Ia mengurungkan niatnya untuk ke kamar mandi khusus cewek yang niat awalnya hanya bosan di kelas sekaligus merapikan penampilannya di kaca toilet.

"lama bener, udah selesai pula gua nyalin tugas lo" celetuk Boy saat Keysa udah duduk di sebelahnya. Keysa tersenyum ke arah Boy.

"yah bukan makin bener malah makin senewen habis dari toilet" lirih Boy. Keysa tersenyum lebih lebar dari yang tadi.

"ampun dehh" gumam Boy menepuk jidadnya lalu memainkan ponselnya yang baru ia keluarkan dari saku celananya.

"udah pada siap!!" teriak Keysa dari tempat duduknya. Semua murid di kelas menjawab iya kemudian mengumpulkan tugas mereka masing-masing di atas meja Keysa.

"yokkk" ajak Keysa pada Boy setelah ia menghitung jumlah buku agar jumlahnya sama dengan siswa yang hadir hari ini.

"kemana?"

"ke kantor antar ini" Keysa menunjuk buku yang tersusun rapi di atas mejanya.

"masih lama Key" balas Boy seraya menunjukkan jam yang ada di layar ponselnya untuk melihatkan sekarang jam berapa.

"sepuluh menit lagi keluar main Boy" Boy yang malas berdebat akhirnya menuruti kemauan Keysa untuk meletakkan buku tugas kelas mereka ke kantor lalu menuju kantin. Boy mengambil sebagian tumpukkan buku yang ada di meja Keysa untuk membantu Keysa membawanya menuju kantor.

Setelah mengantar buku tugas ke kantor, Boy dan Keysa langsung menuju kantin. Katanya sih biar nanti ga perlu ngantri-ngantri lagi.

"biar gua yang pesan" kali ini Keysa yang meminta untuk memesan makanan, biasanya sih Boy yang memesan makanan ke stand makanan.

"nih" ujar Keysa dengan dua buah makanan di tangannya.

"laper buk!!" ujar Boy yang melihat porsi nasi Keysa dua kali lipat daripada pesannnya.

"biasa"

"biasa apanya zeyeng??" bukan Boy yang berbicara, tapi Gilang. Iya Gilang yang menjawab ucapan Keysa.

"eh kok udah keluar bang?" Keysa malah bertanya balik pada Gilang dan Raynald yang sudah berada di depannya padahal jam pelajaran masih ada beberapa menit lagi.

"cabut lah" jawab Raynald. Keysa beroh ria.

"oh ya kalian ga mesan makanan?" tanya Boy.

"baru juga nyampe" ujar Raynald.

"ah lo kebiasaan mah, yaudah sini biar gua aja yang beli" tukas Gilang dengan nada agak galak.

"apanya yang sini? Tinggal pergi aja susah amat"

"duet lo lah bogeng" Raynald terkekeh lalu mengeluarkan uangnya yang berwarna hijau, uang 20 ribu.

"kek biasa yaa" teriak Raynald pada Gilang yang udah pergi lumayan jauh dari hadapannya. Gilang yang mendengar teriakan Raynald, ia menunjukkan jari jempolnya bertanda 'sip'.

"aneh ya!!" lirih Keysa yang membuat pria yang ada di sampingnya dan yang di depannya keheranan.

"haha kenapa muka kalian!!" Keysa tertawa, sangat indah senyuman itu.

"anehnya dimana?" tanya Boy dan Raynald berbarengan padahal ga janjian.

"itu bang Gilang masih dengar aja dang padahal jauh loh hahaha" Keysa tertawa di akhir kalimatnya, membuat Boy dan Raynald makin bingung.

"ah udahlah pada ga fokus semua" dumel Keysa lalu memakan hidangan yang ada di depannya.

Bersambung...

Tinggalkan jejak dan beri comment ya :)

17 Mei 2020
13.13 WIB

FOLLOW INSTAGRAM & TIKTOK :
fadhilapy

KEYSA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang