Boy berdehem usai makan malam bersama dengan Keysa. Ya Keysa masih tinggal di rumah Boy hingga detik ini. Keysa ga tau sampai kapan ia harus di rumah ini. Apakah author tau?. Author mengangkat kedua bahunya seraya mengatakan 'saya pun tak tau hehe'. Kidding.Keysa menghentikkan aksinya untuk melirik ke arah Boy sebentar lalu ia lanjutkan lagi aksinya. "kacang mahal loh Key" ujar Boy.
"yaudah murahin aja" ketus Keysa yang masih fokus dengan layar ponselnya.
"kamu lagi ngapain sih"
"ga nampak gua lagi main hp" ujar Keysa masih dengan tatapan ke layar ponselnya.
"ya aku tau. Maksud aku tu kamu lagi buka apaan sih sampe-sampe aku di kacangi dari tadi". Keysa membalas dengan senyuman dan kembali ke ponselnya lagi.
"yaudah deh bagus aku pergi lagi"
Keysa menghela nafasnya kasar "baperan banget" masih dengan tatapan ke ponsel.
Boy mengurungkan niatnya untuk beranjak dari meja makan. Ia kembali duduk. Keysa masih fokus pada ponselnya.
Boy bingung harus melakukan apa. Ia berdiri lalu mengambil ponsel yang ada di tangan Keysa. "apa si Boy" gerutu Keysa.
"aku lagi tadi ngomong loh Key". Keysa mengangkat bahunya. "setau gua dari tadi lo diam aja terus baperan hanya karna gua main hp gua sendiri" dumel Keysa.
"yaudah sini balikkan hp gua" lanjut Keysa.
"gemewe". Keysa beranjak dari duduknya untuk menuju kamarnya usai mendengar jawaban dari Boy.
"ettsss tak semudah itu bambang" cicit Boy yang menghalang langkah Keysa. Keysa memutar bola matanya malas.
"aku mau kamu jawab dulu pertanyaan aku yang waktu di pesta kemaren". Keysa menatap Boy intens. "harus sekarang banget ya!!". Boy mengangguk cepat.
"tapi sayangnya gua ga mau jawab sekarang" bisik Keysa lalu menginjak kaki Boy yang menghalangi jalannya. Boy mengaduh kesakitan.
"yaudah kalo gitu hp kamu aku sita sampe kamu ngejawab pertanyaan aku"
"idih main ancam-ancaman tak nak lah" teriak Keysa dari lantai atas. Keysa masih mendengar jelas gumaman Boy dari lantai bawah.
"aku ga becanda Key" teriak Boy.
"nanti gua jawab. Beri gua waktu sekitar 10 menit lagi" balas Keysa dengan berteriak. Boy malah berteriak lebih keras. "gua hitung dari sekarang"
1 menit. 2 menit. 3 menit. 4 menit. 5 menit. 6 menit. 7 menit. 8 menit. 9 menit. 10 menit.
Boy benar-benar menghitung dari meja makan melalui jam tangan yang melingkari pergelangan tangannya. Padahal lagi di rumah, tetap aja masih pake jam tangan. Sultan mah bebas.
"Key udah 10 menit" teriak Boy seraya menyusul Keysa ke kamarnya.
Hmm malah tidur nih anak. Katanya mau mikir!!. Boy menghela napasnya kasar. Ia mulai membangun Keysa dengan menepuk-nepuk pipi. Keysa menguap. Besok aja kali ya. Tapi kan gua butuh jawabannya sekarang.
Baru beberapa langkah Boy melangkah. Keysa menyapanya. "kenapa Boy?" tanya Keysa. Caelah kek orang ga ada dosa aja ni anak.
"jawab" Boy memberi clue.
Keysa menepuk jidadnya dengan sangat kencang sehingga menimbulkan bunyi. "maaf gua lupa" Keysa menyatukan kedua tangannya sebagai isyarat permintaan maaf.
Begitulah Keysa cepat banget tidurnya. Padahal baru di tinggal 10 menit. Maybe capek banget dengan kegiatannya di sekolah seharian full kali ya.
Boy pergi ke arah balkon kamar Keysa. Dengan langkah gontai, Keysa pergi menyusul Boy yang sudah berada disana. Sesampai disana, tidak ada satu orang pun yang berniat untuk membuka pembicaraan. Mereka melihat ke objek yang sama yakni bintang di langit. Ya meskipun Keysa lagi ga mau ngelihat bintang karena ia males ngelihat Gibran, tapi tetap ia paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA (TAMAT)
Novela JuvenilKISAH KEHIDUPAN Keysa yang selalu terombang-ambing oleh permasalahan yang ada. Kejadian demi kejadian yang tak terduga selalu datang silih berganti. 𝗜𝗻𝘀𝘁𝗮𝗴𝗿𝗮𝗺 : fadhilanggraini Copyright©2020 by FadhilaAnggraini (#CeritaPertama)