40. 🌻

218 27 0
                                        


Keysa menuruni satu persatu anak tangga untuk sampai di meja makan. Hari ini, hari pertama sekolah di tahun ajaran baru. Dari anak tangga terakhir, Keysa melihat udah ada Rendra, Rita dan Mayretta di meja makan. Ia belum melihat Raynald disana.

"lama bener jalannya neng" ujar seseorang dengan berbisik di telinga kiri Keysa.

Keysa kaget. Untung dia gak memiliki riwayat penyakit jantung.

"eh bang Ray". Ya, siapa lagi kalau bukan Raynald. Ia juga menuruni anak tangga, agak telat dikit dari Keysa.

"yoi, btw ga usah mikirin apa-apa. Masih pagi loh, ntar yang ada malah stress" saran Raynald. Keysa tersenyum lalu berjalan beriringan dengan Raynald untuk menuju meja makan.

"baru bangun?" tanya Rita pada Keysa dan Raynald yang baru sampai di meja makan.

"bangunnya dari tadi. Ngapelnya itu yang lama, Mi". Bukan Keysa dan Raynald yang menjawabnya. Mayretta yang menjawabnya.

"apasih kak" balas Raynald.

"apasih kak, apasih kak. Dalam hatinya pasti berbunga-bunga tu" sindir Mayretta.

Keysa diam melihat aksi dua kakak beradik itu.

"udah-udah, yok makan" lerai Rita. Akhirnya mereka makan dalam diam.

"Pi, Ray bawa mobil ya ke sekolah" pinta Raynald pada Rendra. Biasanya ia selalu membawa moge ke sekolah.

"tumben?" tanya Mami mendahului sang suami yang belum menjawab.

"biasa Mi, namanya juga mau pdkt-pdktan" masih dengan sindiran Mayretta mengutarakannya.

"boleh ga Pi?" ulang Raynald yang menghiraukan Rita dan Mayretta.

"boleh, tapi ingat harus bawa semua perlengkapan biar ga ditanggap polisi" ucap Rendra. Raynald menempelkan tangan kanannya di jidad sebelah kanan, melakukan hormat grak.

"yaudah ambil tu kunci sama perlengkapannya di tempat biasa" timpal Rendra kembali. Raynald langsung beranjak dari meja makan.

Beberapa menit kemudian, Raynald membawa kunci mobil BMW serta surat-surat penting dari mobil tersebut. "yok Key" ajak Raynald usai datang di meja makan.

Keysa yang namanya di panggil, segera meminta izin pada Rendra, Rita dan Mayretta. Lalu mengambil tasnya dan berjalan beriringan menuju mobil bersama Raynald.

🍃🍃🍃

Keysa berjalan dari halte bus menuju gedung sekolahnya. Ia sengaja minta pada Raynald untuk menuruninya disana. Ya, meskipun awalnya Raynald menolak, tapi akhirnya ia mengalah.

Usai upacara bendera tiap senin, Keysa berjalan dengan gugup untuk menuju mading. Sesampai di mading, banyak orang yang mengantri untuk melihat dimana kelasnya sekarang. Seperti tradisi dari tahun-tahun sebelumnya, yakni adanya sistem random biar teman-teman sekelasnya tak itu-itu aja.

Keysa menunggu hingga antrian benar-benar sepi. Ia paling malas desak-desakkan dan berdiri tak jauh dari mading. Beberapa menit dari tempatnya, Keysa melihat Gibran menuju mading. Kedua manik mata mereka bertemu. Tak saling menyapa.

Keysa mengakhiri pandangannya secara sepihak. Udah dua minggu belakangan ini, ia tak bertemu dengan Gibran. Terakhir ketemu waktu pengambilan rapor. Kata rindu selalu ada di dalam lubuk hati Keysa yang paling dalam. Sangat rindu. Keysa tak tau, apakah Gibran juga merindukannya atau tidak?. Seng penting Keysa sangat rindu dengan Gibran.

"eh sorry" ujar seseorang yang menumpahi air di roknya Keysa. Refleks Keysa mendorong bahu orang tersebut hingga dia terjatuh ke lantai. Semua orang yang ada di mading langsung melihat ke arah insiden. Tempat dimana Keysa dengan orang yang menumpahkan air ke roknya.

Orang itu langsung berdiri, "kenapa sih lo dorong-dorong gua. Kan gua ga sengaja!!" ucapnya dengan wajah tak bersalahnya. Hal ini membuat Keysa semakin ingin menerkamnya.

"kamu ga papa?" tanya Gibran. Keysa menganga mendengarnya. Gibran bertanya bukan pada dirinya, melainkan pada wanita yang mencari gara-gara.

"aku ga papa kok, Sayang" jawab Gracia. Iya, Gracia. Siapa lagi kalau bukan mak lampir yang sengaja membasahi roknya Keysa.

"ehh kal...."

"ngapa? lo mau salahin gua?" Keysa tersenyum miring.

"apa lo ga nampak kalo rok gua tu basah! buka mata lo dan lihat lah rok gua yang basah ini" cicit Keysa seraya menunjuk roknya yang basah.

"yang sopan dikit" tutur Gibran.

"kenapa gua harus sopan dengan orang yang udah ga perduli lagi sama adiknya? ups, gua lupa, guakan hanya adik tiri" sindir Keysa.

Gua pikir mereka renggang karena Gracia.

OMG, mereka saudara tiri.

Drama apalagi ini?

Kasihan ya sih Keysa.

Pantesan.

Breaking news ini mah.

Begitulah ucapan dari murid yang sedang mengerumuni Keysa, Gibran dan Gracia.

Disisi lain...

Raynald berjalan santai dengan Gilang untuk menuju mading. Mereka bingung, kenapa yang rame bukan mading?. Dengan segera mereka menuju tempat yang dikerumuni hingga sampai di barisan yang paling depan. Raynald tak habis pikir dengan Keysa. Sungguh bar-bar.

"Key" gumam Raynald lalu mengenggam tangan Keysa untuk keluar dari kerumunan. Meskipun belum dijawab oleh sang empu. Gilang mengikuti Keysa dan Raynald dari belakang.

🍃🍃🍃

"kepada Keysa Putri Laksana diharapkan menuju ruang bk sekarang juga" ujar guru piket dengan microfon.

Keysa yang mendengar namanya di panggil, langsung pergi meninggalkan Raynald dan Gilang yang ada di taman belakang. Ya, tadi Raynald membawanya ke taman belakang sekolah, dengan Gilang yang membututinya. Sampai disana, mereka malah diam-diaman. Tak bicara sama sekali.

Tok... Tok... Tok

Keysa mengetok pintu ruangan bk. Ia langsung masuk tanpa menunggu jawaban dari dalam. Di dalam ruangan ini, ia melihat udah ada Gracia, Gibran serta guru bk. Keysa duduk di samping Gracia. Di depan bu Eni, guru bk.

"dari...."

"saya, Keysa siswi yang baru naik ke kelas 11 merasa tidak pernah berbuat salah dengan siapapun dan dalam kondisi apapun" potong Keysa.

"udah pandai kamu melawan sekarang ya!" tukas bu Eni.

"seterah ibu mau bilang apa!"

"tapi ingat, karma berlaku untuk semua orang yang ada di muka bumi ini!" lanjut Keysa dengan melirik ke arah Gracia.

"Keyyy" bentak Gibran.

Keysa melirik ke arah Gibran, ia tak percaya. "hukuman apa yang akan ibu berikan kepada saya?" tanya Keysa to the point. Keysa muak lama-lama berada di ruangan ini.

"ibu cuma minta orang tua kamu datang ke sini" ucap bu Eni. Dia memang guru baru di sekolah ini. Baru masuk sekitar 3 bulan sebelum ambil lapor.

"maaf, ibu saya meninggal dunia waktu saya kelas 10, saya ga punya ayah dan saya anak tunggal" terang Keysa. Hati Gibran terasa teriris mendengarnya.

"saya ga mau tau! pokoknya kamu harus bawa keluarga kamu kesini. Besok saya tunggu jam 9" tutur bu Eni.

"yaudah kalau itu mau ibu. Btw, nama saya cuma Keysa Putri. Kata belakang nama saya, yang Laksana itu cuma sampah di barisan nama saya"

🍃🍃🍃

Tinggalkan jejak dan comment ya :)

12 Juni 2020
20.53 WIB


FOLLOW INSTAGRAM & TIKTOK :
fadhilapy

KEYSA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang