13. 🌻

239 99 1
                                    


Keysa berada di balkon kamarnya dengan berbagai rekaman ulang yang selalu berputar di otaknya untuk hari ini. Berbagai pertanyaan yang mudah tapi sulit untuk diungkapkan kembali timbul di otaknya. Kenapa? Mengapa?. Dua kata yang sering digunakan untuk perihal alasan hal tersebut terjadi atau semacamnya yang selalu datang keingatan Keysa.

"bang Gibran benar-benar berubah. Masa iya baru ketemu cewe yang baru di kenalnya udah berubah gitu aja?"

Flasback on

"habis makan kita kemana?" Keysa tidak menjawab.

"pulang?" lanjut Boy. Dibalas gelengan kepala oleh Keysa.

"trus mau kemana?" tanya Boy lagi. Keysa mengangkat kedua bahunya sebagai tanda ia tak tau atau seterah Boy aja.

"ehh itu bukannya Abang lo ya?" tunjuk Boy pada orang yang baru memasuki tempat makan yang ada di mall ini, tempat mereka makan saat ini.

"eh yaa, itu bukannya cewek yang kita lihat di kantin tadi ya?" Keysa bertanya untuk memastikan penglihatannya. Boy mengangguk.

"lagian udah jam pulang sekolah kok" tutur Boy usai melihat hiasan yang selalu berada di pergelangan tangan kirinya. Keysa beroh ria. Bukannya bang Gibran pas pulsek ia harus latihan basket untuk lomba 2 bulan lagi?!?

"pergi yok!!" ajak Keysa yang diiyakan oleh Boy. Saat hendak membayar pesanan, mereka berpapasan dengan Gibran dan cewek itu. Lagi dan lagi Gibran tidak menyapa Keysa, seperti orang yang tak kenal satu sama lain. Keysa merasakan luka yang teramat dalam di hatinya kemudian ia menangis dalam diam.

"kita kemana?" tanya Boy yang lagi fokus mengendarai mogenya. Keysa malah mempererat pelukkannya yang menandakan bahwa ia butuh teman untuk keadaan saat ini dan ia juga ga tau jawaban atas pertanyaannya Boy.

"ke rumah gua aja ya?". Keysa mengangguk. Sesampainya di rumah yang bisa dibilang lebih kecil dari rumahnya, Keysa turun dari jok belakang. Kemudian menunggu Boy untuk turun juga dari atas motor.

"yok" ujar Boy lalu menggengam tangan kanan Keysa. Keysa yang biasanya ga terima tangannya digenggam, kali ini hanya ngikut-ngikut aja. Keysa begitu lelah untuk saat ini, matanya juga sembab akibat keseringan menangis. Pastinya Gibran melihat mata Keysa tapi dia hiraukan begitu saja.

"nih minum dulu teh hangatnya" tutur Boy saat ia sampai di ruang tamu dan menyuguhkan Keysa dengan teh buatannya.

"makasih" lirih Keysa lalu meminumnya dengan dua kali tegukkan. Setelah itu mereka malah diam-diaman. Boy bingung harus berkata apa dan memulai pembicaraan darimana.

Beberapa jam kemudian...

"lo ga pulang? Udah jam 8 malam loh" Boy mulai membuka pembicaraan, sekarang mereka masih berada di tempat yang sama yakni ruang tamu dengan televisi di depannya. Keysa menggeleng..

"seharusnya tu kalo ada masalah jangan malah menghindar Key" saran Boy dengan sangat lembut. Keysa mengangga mendengarnya, habisnya selama mereka kenal Boy tak pernah bersifat lembut seperti tadi.

"gua mau pulang" ujar Keysa setengah jam kemudian.

"itu bukannya mobil Abang lo?" tanya Boy saat mereka udah sampe di depan rumah yang mewah, siapa lagi kalo bukan rumah Keysa dan Gibran.

"iyaa, btw makasih ya untuk hari ini, hm gua minta maaf gara-gara gua lo harus ikutan bolos" ujar Keysa dengan nada sendunya. Boy malah mengacak-acak rambut Keysa lalu tersenyum manis seraya berkata "gua malah senang bisa seharian sama lo, see you next time" tutur Boy dengan sedikit berbisik saat di kalimat 'see you next time'. Keysa mengangguk.

Saat Keysa memutuskan untuk masuk ke dalam rumah, ia malah melihat pemandangan yang sangat tak sedap. Apalagi kalo bukan Gibran dengan cewek sialan itu.

"assalamu'alaikum" ucap Keysa saat berada di ruang tamu, tempat Gibran berada. Tak ada satu jawaban keluar dari mulut dua makhluk ciptaanNya ini. Dengan hati yang teriris Keysa berlalu begitu saja untuk menuju kamarnya.

Flasback off

Kring... Kring... Kring...

Ponsel Keysa berbunyi bertanda ada telpon masuk. Rara kenapa nelpon gua?

"Halo ra" ucap Keysa terlebih dahulu.

"iya Key lo tau ga?" ujar Rara mengantungkan kalimatnya.

"kenapa?" Keysa mulai kepo.

"ada banyak hal terjadi saat lo dan Boy ga ada di sekolah" masih dengan menggantungkan kalimatnya Rara berkata. Keysa berdehem bertanda ia ingin mengetahuinya tapi malas mengutarakan secara terang-terangan.

"Hm baiklah kita list aja ya tapi gua ucapin kok,
1. Tadi lo dan Boy kenak marah sama Bu Imel karna udah bolos jam pelajarannya.
2. Lo dan Boy besok bakal kenak hukum hormat pada bendera sampai pulsek.
3. Tadi bang Gibran kenak marah sama Bu Ria karena ia berduaan pas jam masuk setelah istirahat tadi.
4. Bang Gibran nembak cewek yang namanya g... g apa gitu lupa gua..."

"gracia?" Keysa memotong pembicaraan Rara dan dibalas deheman yang sangat kencang olehnya dari sebrang telpon.

"terus kek mana? Mereka pacaran?" lagi-lagi Rara membalas dengan deheman. "yang parahnya lagi semua guru tau dan dia nembaknya di tengah lapangan basket euyyy"

"trus apa lagi?"

"itu aja sihh. Tadi pas diskull sejak bang Gibran nembak tu cewek ia makin terkenal woyy, ia malah jadi muah bibir bocah-bocah yang mulutnya jabirnya nauzubillah" Keysa yang muak dengan penuturan Rara yang terlalu belibet, terlalu alay, terlalu berlebihan, terlalu terlalu lah pokoknya, Keysa mematikan sambungan telponnya secara sepihak.

Setelah mematikan sambungan telponnya, Keysa menatap langit malam yang begitu indah di pandang oleh mata telanjang. Kan berarti cewe yang nge dm gua emang tu anak!! Btw, Bang Gibran nembak cewek di lapangan basket? Apa sama kek Doni nembak gua kala itu? Tapi kan sebelumnya bang Gibran ga kenal sama tu orang, kenapa sekarang malah langsung gaskeun ajah? Tu cewek lagi pake pelet apa tu dia, sampe senempel gitu abang gua sama dia? Tengok aja kalo sempat keciduk sama gua kalo dia pake pelet-pelet untuk dekatin Abang gua!!

"coba Mama sama Papa masih ada di sini mungkin gua dan bang Gibran lagi ada di ruang keluarga sambil bahas-bahas hal-hal yang melelahkan satu hari ini. Kalo misalnya gua atau ga bang Gibran lagi ada tugas atau ulangan besoknya pasti kami izin untuk ga nimbrung" gumam Keysa seraya membayangkan kejadian-kejadian yang sangat berkesan dalam hidupnya dan pastinya tidak bakal terulang lagi untuk selamanya.

Keysa melirik ke arah ponselnya untuk melihat jam berapa sekarang. Udah jam 10 lewatan. Gua masuk terus bersihkan diri habis tu ganti baju baru tidur. Batin Keysa mengingat dia belum mengganti pakaian sekolahnya yang sudah lecek dan tentunya keringatnya sudah bercampur dengan aroma tak sedap yang ia hampiri sejak tadi, maybe aroma hatinya yang tak sedap dengan kehidupan nyatanya.

🍃🍃🍃

Tinggalkan jejak dan beri comment ya :)

14 Mei 2020
18.14 WIB

FOLLOW INSTAGRAM & TIKTOK :
fadhilapy

KEYSA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang