"Seulgi-ya, bangun bentar nak pindah ke kasur... Seulgi.... Seulgi sayang?"
"Hmmmhhh iyaa."
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
"Seulgi kan? Seulgi tolong seret mereka.. jangan sampe mereka nekat.. tolong Seulgi, jaga mereka.."
Suara ledakan dan jeritan berhasil bikin Seulgi buka mata. Peluh banjir di dahinya. Ia mengusap wajah, nenangin diri biar bayang-bayang mimpi buruknya selama satu tahun itu pergi.
Ia mengerjap dan ingatan akan kejadian kemarin terlintas di benaknya.
Tembakan, jeritan, negosiasi.
Samar-samar dia juga ingat eommanya bangunin dan dia pindah ke kasur tadi pagi buta. Tapi ketika lengannya meraba ke sebelah, hanya kasur dingin yang dia rasa. Irene ga ada.
Seulgi turun dan 'nugas' sebentar di kamar mandi. Dia keluar setelah mengikat rambutnya cepol ke atas dan menemukan dokter baru di sekolahnya duduk di ruang tengah dengan laptop di depannya.
"Morning baby bear!"
"Morning unnie..." Seulgi menjatuhkan diri ke sofa kemudian memejamkan mata. "Let me guess.. bad dream?"
"Uhuh... total nightmare," jawabnya serak.
"Oh... oke.."
"Taeyeon unnie mana?"
"Nganter cewe lu balik." Seulgi menegakkan diri. "Sendiri?"
Tiffany mengangguk.
"Arrhhhh.... Kenapa dibiarin sih?!" omel Seulgi. Tiffany tampak bingung. "Lah??? Ngapa dah? Joohyun sendiri ya yang minta pulang, sebagai gentlewoman ya taetae anter lah. Tadi mo bangunin lu ga tega anaknya," jelasnya.
"Panggil Irene ya, Joohyun Cuma gue yang boleh,," gumamnya. Dia panik karena bisa aja Taeyeon cerita macem-macem, bikin ngeri.
"Hiihh suka-suka gua, lu sapa ngatur? Ga baik tau, baru pacaran udah ngatur-ngatur gi..."
"Bukan cewe gue dia, hih apaansi," potong Seulgi sewot. Tiffany cengo.
"Sumpah? Demi apa? Bukan? Tapi selama ini gua ngira kalian tuh... wait... ini Taetae boongin gua apa gimana sih? Wait! Tapi ga gitu keliatannya kok... hmm.."
"Ga gitu gimana maksud lu?"
Tiffany hela napas. Ga habis pikir. "Tatapan kalian beda ya. Gua bisa lihat itu kemaren, terus dari cerita Taeyeon yang lu ninggalin dia ke Kanada, jealousnya dia pas kalian di wc sekolah, terus ujan-ujanan ke sini, lu berantem sama bodyguard dua keluarga sekaligus, lu bawa dia ke bunker, dia yang ogah lepasin lu, jauh-jauh dari lu. Gua ga idiot ya Kang Seulgi. Kaga usah boong lu sama yang lebih tua,,hhh.."
"Wait, coba tadi kenapa yang di wc?"
"Hah? Oh.. yang jealous?" Seulgi mengangguk. Perutnya geli karena kepompong baru netas jadi kupu-kupu.
Tiffany geleng-geleng. "Astaga Kang Seulgi, lu beneran bisa ga sih ni megang perusahaan? Telmi betul lu orang jealous aja ga nyadar?!"
"Damn it, don't bring that up!"
"Hahahahah okay... okay.. sorry... terus ni jadi ceritanya lu kena zona teman?"
Seulgi nyender lemes lagi ke sandaran sofa. "Iya, keknya... auk ah!"
Pening karena mikirin hubungan dia dan Irene yang ga jelas, Seulgi pilih ke kamar abangnya. Daniel masih koma. Tiffany mengabari kondisinya membaik dan kemungkinan bisa bangun dalam dua tiga hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Balikin Hati Gue! (First fanfic : SEULRENE)
FanficBaca aja. Siapa tau keterusan kan :) Rate: M, TW , for Violence and Bullying Non baku 30% Karakter banyak sesuai jalan cerita. Alurnya lambat. Mohon kesabarannya. 🙏 Read ur own risk :)