Hari ini adalah hari kelulusan Della. Namun sendari tadi Della terlihat tidak begitu kesal karena dari kemarin Galvin tidak membalas pesan dan juga Galvin tidak bisa menghadiri acara kelulusannya. Della hanya memperhatikan para sahabatnya yang bersama pasangan masing-masing, Della mendengus kesal dan kembali memeriksa ponselnya berharap Galvin membalas pesannya. Btw Leo sudah kembali ke Indonesia, ia meminta izin untuk menghadiri acara kelulusan Teresa dan melepas rindu pada sang pacar.
"Dell yuk masuk ke aula, acara dah mau mulai nih." Ajak Intan kepada Della.
Della hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban dan mengikuti para sahabatnya yang sudah berjalan terlebih dahulu ke dalam.
"Galvin beneran gak kesini?" Tanya Teresa saat mereka sudah mengambil tempat duduk masing-masing.
"Enggak, bahkan chat gue dari kemarin enggak di bales sama dia." Jawab Della.
"Yaudah lo yang sabar aja, mungkin Galvin emang beneran lagi sibuk." Teresa berusaha menenangkan Della.
Acaran kelulusan pun dimulai, dengan berbagai tampilan dari adik kelas maupun seangkatan. Dan sekarang waktunya Guru mengumumkan siswa peraih nilai terbesar.
"Selamat pagi semua, disini saya akan menyampaikan peraih nilai terbesar ialah Adella Anatasya Mendes." Ujar Sang Guru dengan senyum bangganya. Della sangat terkejut mendengar namanya dipanggil.
"Dell anjir enggak nyangka gue." Ujar Cara dengan terharu.
"Selamat Della sayang." Ujar Teresa.
"Untuk Adella silahkan keatas panggung." Pinta sang guru. Della berjalan kepanggu dengan begitu senang, melupakan sedikit rasa kesalnya pada Galvin. Della menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Tuhan dan sang Guru, kepada keluarga serta teman-temannya yang setia mendukungnya.
Saat Della mendudukan dirinya dan berbicang pada para sahabat namun tiba-tiba lampu di seluruh aula itu mati, membuat orang-orang sedikit panik. Suasana aula yang awalnya begitu ricuh tiba-tiba berubah menjadi hening saat mendengar seseorang yang sedang memainkan piano dan bernyanyi di atas panggung.
"Eh Dell itu bukannya kak Galvin?" Teresa menepuk bahu Della agar tersadar dari lamunannya.
Della hanya mengganggukan kepalanya, dan terus memperhatikan sang pujaan hati yang tengah bernyanyi.
Setelah menyelesaikan acara menyanyinya, Galvin mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru Aula untuk melihat gadis pujaannya. Galvin tersenyum kecil saat matanya memandang sang gadis pujaannya, Lalu...
"Untuk Adella Anatasya bisa naik keatas panggung?" Panggil Galvin, sedangkan Della masih merasa terkejut dengan kedangatan Galvin sehingga Intan menyikut Della agar tersadar dari lamunannya.
"Dell lo disuruh ke atas tuh." Bisik Intan, Della dengan cepat menghapus air matanya.
Della berjalan menuju atas panggung, dimana Galvin yang sudah menunggunya dengan senyuman. Membuat seluruh perempuan yang ada di aula menjerit melihat senyum Galvin. Saat Della sudah berdiri di hadapannya, Galvin mulai berlutut dan menggenggam tangan milik Della.
"Della, kamu tau kita udah lumayan lama bersama, walaupun kita sempat regang beberapa bulan. Dan kita udah ngelakuin banyak hal dari suka hingga duka, dan aku tidak ingin kamu di milikin oleh orang lain." Ucap Galvin berterus terang,
"So will you marry me, Adella?" Ujar Galvin tegas sembari mengeluarkan Cincin dari saku jasnya. Della menatap Galvin tidak percaya dan terharu.
"Yes Lano... Yes i will." Galving langsung memasangkan cincin di jari manis Della dan memeluk Della dengan erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine
RomanceSeiring berjalannya waktu orang bisa saja berubah begitupun Della. P.s: jangan di copy tolong:" Follow jg akun ini ya