Chapter 30

9.9K 441 17
                                        

Brakk

Galvin mendobrak pintu, terlihat Della yang lemas serta keadaannya yang begitu memperhatinkan. Dengan cepat Galvin mengangkat tubuh Della dan keluar dari toilet menuju ke mobil.

Puspita yang melihat itu menggeram kesal. Begitu juga Teman-temanny.

"Sial, kenapa harus di tolongin. "

"Pantesnya dia mati aja." Geram Puspita kesal.

"Bener, tuh cabe harusnya mati aja." Kompor brenda.

"Sekarang lo lolos bitch, tapi tunggu pembalasan gue." Ujar Puspita tersenyum licik.

Galvin berlari dengan cepat menuju mobilnya karena kondisi Della semakin parah, dan Galvin akan menghabisi orang yang telah membuat Della seperti ini.

"Astaga Galvin!" Ujar Dimas frustasi.

"Dari tadi gue di tinggal mulu, untung gue sabar kalo kaga nih ya. Udah gue sleding dari kemaren kemaren. " Intan hanya memperhatikan pacarnya yang sendari tadi mengeluh tentang Galvin, bahkan Dimas belum menyadari keberadaan Intan.

"Nak dimana pintu yang terkunci?" Tanya pak paijo yang datang bersamaan dengan Cara.

"Yaelah pak, bapak telat Dellanya sudah di bawa pergi sama Galvin." Ujar Intan memutar bola matanya malas.

"Yo maaf atuh neng, tadi teh bapak bingung cari kunci eh ternyata kuncinya nyelip di kantong celana bapak. " Ujar Pak Paijo.

"Serah bapak lah." Intan menarik tangan Cara untuk menyusul Galvin, tanpa memperdulikan Dimas dengan Paijo lagi.

"Astapir gue di tinggal lagi. "

"INTAN SAYANG TUNGGUIN BABANG DIMAS." ujara Dimas berteriak meninggalkan Paijo sendiri di kamar mandi.

"Ckck, kidz zaman now." Paijo menggelengkan kepalanya dan berlalu keluar dari toilet.

Mereka bertiga, Intan, Cara serta Dimas menyusul Galvin ke rumah sakit terdekat.

"Ayo kak Dimas cepetan ngebut-ngebut." Ujar Cara.

"Iya iya ini udah ngebut."

Sedangkan di rumah sakit.

"DOKTER SUSTER TOLONG." Teriak Galvin tergesa-gesa, dengan segera satu orang suster mendorong bangkar agar Della bisa di rebahkan.

Galvin terus saja menggenggam tangan Della sambil berguman.

"Kamu harus bertahan sayang." Galvin mengecup tangan Della.

"Maaf mas dilarang masuk."

"Tapi sus saya pacarnya." Tanpa mendengarkan ucapan Galvin lagi, suster itu menutup ruang ICU.

"Sialan." Galvin memukul tembok yang ada di samping nya.

"Siapa pun lo, yang udah berani-beraninya nyakitin Della. Habis lo sama gue." Galvin mengepalkan tangannya.

"Gal gimana keadaan Della?" Tanya Dimas.

"Iya kak Della gimana?" Sambung Intan. Galvin hanya menggeleng sebagai jawabannya.

"Semoga aja Della gak papa." Ujar Intan mendapat anggukan Cara.

"Kak Dimas udah ngabarin yang lain?" Tanya Cara.

"Astaga, Babang ganteng lupa." Dimas mengeluarkan ponselnya lalu membuka aplikasi Linenya.

Kecebong anyut (6)

Dimas: WOY
Dimas: WOY
Dimas: WOY
Dimas: WOY
Dimas: Lo semua ini pada kemana?
Dimas: astete ini gaswat, emerjensi.

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang