Shawn berjalan mendekati Galvin yang di ikuti Dimas.
" Della kenapa?." Yanya Shawn panik.
" Gak papa." Ucap Galvin meneruskan langkahnya menuju mobilnya.
" Kalau gak papa, kenapa di gendong gitu Dellanya?." Tanya Shawn panik dan mengikuti langkah Galvin.
Dimas hanya menatap kedua sahabatnya bingung. Seorang Galvin menggendong cewek itu sangat mustahil apa lagi Shawn yang jarang dekat dengan cewek pun tampak khawatir dengan cewek yang di gendong oleh Galvin.
" Tolong bukain pintu mobilnya." Ucap Galvin memberikan kunci mobil pada Shawn.
" Biar gue aja yang anter kalian." Ucap Shawn mengabil kunci mobil yang di berikan oleh Galvin.
" Terus lo bolos gitu?." Tanya Dimas.
" Iya lah, sekali-kali." Ucap Shawn santai.
" Sekali-kali mata lo suek." Ucap Dimas.
" Lano Della gak mau bareng bang Shawn." Ucap Della pelan tapi masih di dengar oleh Galvin.
" Lo sekolah aja, Della gak mau di anter sama lo." Ucap Galvin, Shawn hanya bisa menghela napasnya karena sang adik belum mau memaafkannya. Dimas hanya terbahak mendengar ucapan Galvin.
Shawn membuka pintu bagian penumpang, tapi Della menolak untuk duduk di sana. Ia malah mengeratkan pelukannya pada Galvin. Galvin kembali berjalan menuju kursi pengemudi lalu menyuruh Shawn membukakan pintu. Ia duduk di kursi pengemudi dengan Della berada di pangkuannya.
" Bilangin gue sama Della izin ya." Ucap Galvin sebelum menjalankan mobilnya Shawn hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
Wuss
Mobil Galvin lewat dengan kecepatan sedang, mereka hanya menatap mobil Galvin.
" Cewek tadi siapa?." Tanya Dimas penasaran sekali.
" Itu adek gue sama pujaan hatinya Galvin." Ucap Shawn betjalan menuju kelasnya.
" Owh, pantesan lo sama Galvin panik gitu." Ucapa Dimas mengangguk-nganggukan kepalanya.
" Iyalah panik, apalagi kalau ada yang macem-macem sama Della gue pastiin Galvin berubah jadi singa yang siap nerkam mangsanya." Jelas Shawn, Dimas hanya menganggukan kepalanya tanda mengarti.
" Udah aha ngapain gue cerita ke lo bisa-bisa gue di habisin sama Galvin." Ucap Shawn saat menyadari ucapannya barusan. Ternyata mereka sudah sampai kelas saat ingin cari tahu apa yang terjadi pada Della tiba-tiba bel berbunyi membuat Shawn mengurungkan niatnya.
●●●●
Di perjalanan menuju rumah Galvin, Della masih saja terisik membuat Galvin khawatir. Saat lampu merah menyala, Galvin memberhentikan mobilnya lalu mengangkat dagu Della sehingga membuat Della mendongak menatap Galvin dengan air mata yang terus mengalir. Galvin menghapus air mata Della lalu mengecup mata Della.
" Udah ya jangan nangis lagi." Ucap Galvin.
" Jelek loh kalau kamu nangis." Lanjut Galvin, tapi Della tidak memperdulikan ucapan Galvin ia malah semakin menenggelamkan wajahnya pada di lekukan leher Galvin.
Saat lampu hijau menyala, Galvin menjalankan kembali mobilnya. Ia memilih pergi kerumah orang tuanya dari pada ke apartement, jika dirumahnya Della bisa bertemu dengan mamanya yang katanya kangen pada calon menantunya.
Sampainya di rumah megah seperti istana, kang Asep yang bekerja sebagai supir serta tukang kebun itu menghampiri mobil tuan mudanya dan membuka pintunya." Makasih kang." Ucap Galvin dengan senyum tipisnya bahkan sangat tipis mungkin tidak ada yang melihat atau menyadari jika pria itu tersenyum. Ia turun dari mobinya dengan Della yang masih berada di gendongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine
RomanceSeiring berjalannya waktu orang bisa saja berubah begitupun Della. P.s: jangan di copy tolong:" Follow jg akun ini ya