Chapter 40

4.7K 272 34
                                        

Happy reading 📖
.
.
.
.
.

Setelah mengantar Della pulang, Galvin memutuskan untuk pulang dengan perasaan gelisah memikirkan masalah kuliah dan masalah Della yang akan menangis bila ditinggal.

"Galvin...Papa mau ngomong." Ujar Gerald pada Galvin yang baru saja datang.

"Kenapa pa?" Tanya Galvin menghampiri Gerald.

"Masalah kuliah kamu."

"Kenapa sama masalah kuliah aku?"

"Keberangkatan kamu bakal dimajuin, Lusa kamu udah berangkat dan satu minggu kemudian kamu udah mulai ngampus."

"Kenapa dipercepat?" Tanya Galvin dengan wajah datarnya.

"Papa juga nggak tau, itu info yang papa dapet dari kampus."

"Cepet beresin barang yang bakal kamu bawa." Ujar Gerald meninggalkan Galvin.

"Sialan."

Galvin mengambil ponselnya untuk menghubungi Leo menanyakan prihal kuliahnya.

"Hallo pin, ngapa?"

"Lo kapan berangkat ke Amerika?" Tanya Galvin to the point.

"Lusa, kan masuk kampus dimajuin. Gue aje kaget anjir. Belum nyiapin apa-apa,Kampret emang kampusnya."
Ujar Leo.

"Oke, Thanks." Galvin langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Ternyata papa nggak bohong. Batin Galvin.

Galvin berlalu menuju kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya dan juga pikirannya.
.
.
.
.

Setelah diantar pulang tadi oleh Galvin, Della tidak langsung tidur malah ia sibuk dengan ponselnya berchat ria bersama temannya.

Girls squad (4)

Teresa: gengs tau gak?

Intancans: Gak

Caram: 2

3
Read 3

Teresa: Della jan kaget tapi ya?

Kenapa mesti kaget?
Read 3

Teresa: Ini masalahnya ada sangkut pautnya sana Galvin

Apa emang?
Read 3

Caram: Minyak ae lah gue

Intancans: 2

Teresa: Jadi gini, dari pihak kampus Galvin sama Leo bakal berangkat 2 hari lagi

Bukannya lagi 5 hari?
Kata Galvin lagi 5 hari
Read 3

Teresa: Emang, awalnya emang lagi 5 hari tapi gak tau kenapa dimajuin tadi Leo bilang ama gue. Gue aja kaget njir

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang